🥂Drunk E11

4.6K 658 45
                                    

Ruangan pembeku itu adalah 'brankas' wine milik Xiao Yuan. Didesain seperti layaknya perpustakaan, sebanyak 17 rak berisi berbagai macam wine dan minuman alkohol lainnya tertata rapi. Bisa dibilang ini adalah ruangan kesukaan Xiao Zhan, ia sering menyelinap masuk dan mencuri Wine dari ruangan itu di waktu tertentu.

Xiao Yuan mengadopsi Xiao Zhan ketika dia berusia 7 tahun, dan hal pertama yang dikenalkan Xiao Yuan padanya adalah Wine.
Ia adalah alcohol addict, sosok ayah yang tak banyak bicara dan sedikit temperamental.

Namun meski hubungan keduanya tak begitu harmonis, Xiao Zhan menyerahkan hidupnya pada Xiao Yuan dengan tulus. Xiao Yuan adalah satu-satunya keluarga yang Xiao Zhan miliki, sosok ayah yang selama ini diam-diam ia kagumi.

Xiao Zhan menahan napas dalam-dalam, merasakan udara yang semakin sempit, sensasi nyeri dari suhu yang rendah menjalar menembus kulit hingga ke tulang.

Dingin, dan semakin dingin.

Luka tusukan di perutnya tidak terlalu dalam, namun rasanya begitu menyiksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luka tusukan di perutnya tidak terlalu dalam, namun rasanya begitu menyiksa. Ia masih bisa merasakan darah yang terus menetes.

Kakinya ditekuk, ia memeluk tubuhnya sendiri dan menenggelamkan sebagian wajahnya ke bantalan lengan, mencari sedikit kehangatan.

Entah apa yang terjadi di luar sana, entah bagaimana semua ini akan berakhir. Ketika ia terpejam, kelopak matanya enggan terbuka lagi. Kemudian, ia tak bisa merasakan apapun lagi.

Dalam keheningan antara setitik cahaya dan gelap yang mengekang, Xiao Zhan melihat seseorang berdiri di antara keramaian. Orang itu memegang balon dan sebuah ice cream, tersenyum lepas dan bahagia. Itu adalah dirinya sendiri.

Lalu sosok lain tiba-tiba muncul dan memeluk, mengecup bibir Xiao Zhan seolah itu adalah kebiasaan. Dia adalah Wang Yibo.

Keduanya berjalan bergandengan tangan menuju sebuah taman wahana bermain.

Kemudian sosok Xiao Zhan itu menoleh ke belakang, menatap sedih. Kedua matanya berkaca-kaca dan meneteskan tangis, tangannya dipenuhi darah yang melumuri ice cream dalam pegangan.

Balon di tangan kirinya terlepas lalu ditangkap oleh Yibo, namun apa yang Yibo genggam berubah menjadi bilah pisau. Keramaian itu tersapu oleh suara jeritan, tangisan dan erangan amarah. Suara-suara melengking nan memilukan itu menghentak menusuk gendang telinga.

Xiao Zhan mengerjap, tubuhnya goyah dan jatuh terkulai ke lantai.

Semuanya terasa seperti mimpi. Matanya sedikit terbuka dan melihat siluet wajah yang sedang menatap, entah ia sedang menangis atau marah.

"Xiao Zhan, maafkan aku," ucapnya.

***

Yibo mengangkat tubuh yang mengigil lemah itu keluar dari ruangan pembeku. Xiao Zhan meraih kerah jaket Yibo, berusaha menariknya sambil berucap, "A-ayah, Ayahku, ... Ayah ..."

𝑫𝑹𝑼𝑵𝑲 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang