Xiao Zhan berlari memburu tubuh itu. Ketika tangannya menyentuh, seluruh kulit Yibo begitu dingin, dingin dan kotor karena noda darah.
"Bangun! Bangun!" Xiao Zhan mengguncang tubuh itu berkali-kali, menepuk wajahnya, memanggil.
Keringat dingin bercampur dengan airmata turun menetes, Xiao Zhan pun akhirnya melepas suara tangisan. "Kenapa kau ... K-kenapa ... Kenapa bisa seperti ini?"
Xiao Zhan mengusap noda darah di wajah dan tangan Yibo dengan telapak tangannya, kemudian memeluk, mendekapnya sambil terisak.
Huan Li nampak terkesan dengan pemandangan itu. "Aku kehilangan minat bicara denganmu. Aku akan menahanmu di sini dan membuat rencana baru, barangkali ada cara yang lebih seru untuk menakuti Xiao Yuan."
Huan Li lalu menggeser aquarium itu kembali, mengurung Xiao Zhan dan Yibo di dalamnya.
Xiao Zhan tidak bisa menjelaskan mengapa ia merasa sekacau ini, sesakit ini, setakut ini, bukankah orang ini tidak istimewa baginya? Hanya si pengacau ketika ia sedang mabuk. Hanya si pengganggu yang kadang terasa seperti teror.
Tapi kini ia menangis kuat, beban ratusan ton seperti menekan dadanya, sesak dan berat. Orang ini, kenapa membuatnya begitu sedih?
"J-jangan mati. Aku tidak tahu kenapa, kumohon jangan mati! Aku tidak tahu apa yang kurasakan, ... Tapi ini tidak benar. Aku tidak bisa menerima ini ... Wang Yibo, JANGAN MATI!" Xiao Zhan berteriak, memintanya untuk terbangun, memeluknya dan memohon.
"A-pa ... Ini kau, Xiao Zhan?" suara Yibo muncul di samping telinga Xiao Zhan.
Xiao Zhan melepas dekapannya lalu melihat kedua mata Yibo sedikit terbuka, tiba-tiba tangan Xiao Zhan gemetar, matanya membesar dan dengan panik, ia menghempaskan tubuh Yibo kembali ke lantai lalu berteriak, "AAAAAA!!! Apa-apaan ini?! B-bu-bukannya kau sudah mati?! Apa kau hantu?! Kau hantu!"
Xiao Zhan menyeret tubuhnya mundur ke sudut ruangan, menutup kedua matanya lalu memeluk tubuhnya sendiri. "Jangan ganggu aku! Bukan aku yang membunuhmu!"
Ketika kepalanya mendarat kasar di lantai, Yibo hampir saja kehilangan kesadarannya lagi. Bintang-bintang berputar di atasnya, meliuk-liuk dan berputar ria. Ia bergerak lemah, merayap lalu menangkap kaki Xiao Zhan, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Xiao Zhan, "JANGAN SENTUH AKU! Aku tidak tahu apa-apa, ... Bukan aku yang—"
"Aku tidak mati. Buka matamu dan lihat baik-baik!" Yibo mendekat memperlihatkan wajahnya yang terlihat mengenaskan.
Xiao Zhan mulai membuka mata, tetap saja yang ia lihat adalah sosok berwajah pucat dan dilumuri bercak darah. "Aku yakin kau sudah mati!"
Yibo membuang napas berat, ia merangkak dan menekuk tubuhnya dengan susah payah, lalu dengan sisa tenaganya, ia meraih Xiao Zhan ke dalam pelukan. "Kau bisa rasakan detak jantungku, dan sekarang aku sedang bernapas di bahumu."
Xiao Zhan masih gemetar namun kemudian ia membuktikan ucapan Yibo. Jantung itu memang masih berdetak dan hempasan napas lemah itu terasa hangat di bahunya. "Lalu, darah sebanyak ini ...?"
"Bukan darahku. Seseorang berusaha menembakku, aku menusuknya dan membuat lehernya hampir putus. Itu adalah darahnya." Yibo menjelaskan.
Xiao Zhan melepaskan diri dari pelukan itu lalu mengusap wajah pucat Yibo, ekspresi muka lega terukir di wajah Xiao Zhan yang hampir melepas senyuman.
Yibo menangkap tangan Xiao Zhan dan menjatuhkan wajahnya ke dada hangat itu, bersandar. "Aku membuat Huan Li marah, dia memanggil orang untuk mencekokiku dengan obat-obatan. Obat itu membuat tubuhku lemah dan sakit, benar-benar sakit ..." Yibo menghentakkan napas padat, seperti merasakan sesak. "Lalu, apa yang kau lakukan di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑫𝑹𝑼𝑵𝑲 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ✔️]
FanfictionXiao Zhan, CEO muda dan juga seorang alcoholic, hidupnya berteman baik dengan kemalangan. Ia terkena getah dari bisnis kotor sang ayah di masalalu yang membuatnya terlibat dalam misi balas dendam kelompok berbahaya. Sebuah jebakan dibuat sebagai tah...