🥂 Drunk E19

3.9K 637 67
                                    

"… Bahkan setan pun tidak akan mau masuk ke tempat itu."

"Setan? Panggil aku iblis!" Yibo menghantam gembok pintu rumah sakit itu dengan palu.

BRAKK!!

Tidak berhasil. Ia sudah memukul sebanyak 7X namun gembok itu bahkan tidak retak.

Kegagalan itu membuat wajah Yibo panas mendidih, memasak kemarahannya hingga ke pucuk rambut.

Kedua kakinya pergi dari hadapan pintu, berjalan kembali ke gerbang. Tak lama kemudian suara mesin mobil mengaung, Yibo memantapkan titik hantaman lalu menginjak gas dalam-dalam. Dengan kecepatan maksimal, mobilnya melesat lalu menabrak pintu utama rumah sakit hingga hancur!

Duashhh!!!
Hantaman itu sangat keras dan kuat. Bukan hanya merusak gembok beserta pintunya, namun kendaraan itu juga sanggup menerobos masuk ke dalamnya.

Yibo mengibaskan kepala, melepaskan suara desingan akibat terbentur. Tangannya mengalami cedera dan sempat tak bisa digerakkan, namun dengan ngotot, Yibo menarik tubuhnya keluar dari mobil.

Gedebuk!
Ia terjatuh ke lantai.

Tak mau lagi bersabar, ia berdiri dan segera memulai pencarian.

Di lantai 1 dan 2, sosok yang ia cari tak juga terlihat. Ketika menelusuri lorong lantai 3, beberapa ketukan langkah kaki setengah berlari berderap mendekat.

"Persetan dengan uang, aku tidak sudi melihat makhluk buruk rupa itu lagi!"

"Jangan menyebutnya lagi nanti malah muncul!"

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur menangkap salah satu leher dari dua orang itu, lalu membantingnya jatuh ke lantai.

"S-siapa kau?!" pekiknya dalam shock dan tekanan rasa sakit.

Wajah penyerang itu muncul seperti sosok vampire yang siap merobek lehernya dengan taring, menatap marah. "Kau bekerja untuk Jidan, 'kan? Dimana orang yang ia sembunyikan?" tanya Yibo tanpa berbasa-basi.

"S-siapa kau?! Bagaimana kau bisa masuk kemari?!"

Yibo mencekik orang itu dengan kuat hingga suaranya terputus diikuti suara rintihan tak tertahan.

Orang satunya berdiri di samping dengan wajah tertekan, bimbang antara pilihan untuk melarikan diri atau menolong temannya yang dalam bahaya.

"Kau, jawab pertanyaanku atau temanmu ini akan mati." Kesabaran Yibo telah diujung tanduk. Ia tahu dua orang ini perduli pada satu sama lain. Ia mencekik lebih kuat hingga wajah orang itu memerah, menyudutkan rekannya yang berdiri dengan tubuh gemetar.

"A-aku .. t-tidak ta-"

'Ak…kk…kkk!!!'
Cekikan itu menguat membuat wajahnya membiru, orang itu mengerang kuat dalam keputusasaan.

"A-akan kukatakan! Dia sudah kabur!"

"Kabur?"

"Demi Tuhan, aku berkata yang sebenarnya! Ketika kami datang untuk memeriksanya, dia sudah tidak ada di dalam ruangan."

Yibo lalu melonggarkan cekikannya. "Katakan dimana kalian mengurungnya?"

"L-lantai 18, ruang rawat VIP pintu nomor 887."

Setelah mendapatkan jawaban, Yibo lekas menyeret kedua orang itu masuk ke sembarang ruangan lalu memblokir pintu dengan lemari dari luar.

"Hey! Apa ini yang kami dapatkan setelah memberimu kejujuran?! Daripada dikurung di sini, lebih baik kau pukuli saja kami sampai mati!" jerit orang itu sambil menggedor-gedor pintu, panik.

𝑫𝑹𝑼𝑵𝑲 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang