Bara

90 19 0
                                    

"Bara!!!!" Suara teriakan dari Bu Ani membuat Bara yang sedang berjalan menghentikan langkahnya, membuat Bara terkesiap dan segera membalikan badannya.

"Ada apa Bu?" Tanya Bara yang tidak tahu-menahu.

"Ada apa ada apa! Sudah berapa kali ibu bilang. Ubah sikapmu yang semakin hari semakin keterlaluan!"

"Salah Bara apa Bu?" Tanya Bara dengan polos.

"Sudah membuat onar masih saja berlagak seperti tidak tahu! Pasti kamu kan yang membuat anak kepala sekolah jadi bonyok?! Jawab ibu! Kalau tidak kamu akan dikeluarkan dari sekolah!!!" Bentak Bu Ani yang sudah semakin garang pada Bara.

Bara tidak menjawab, ia hanya melamun.

"BARAAA!!! JAWAB PERTANYAAN IBU!!"
Teriak Bu Ani yang memecahkan lamunan Bara.

"Ada apa Bu? Bisa diulangi nggak Bu?"
Jawabnya yang semakin membuat Bu Ani jengkel.

"Bara! Ibu tegaskan sekali lagi. Jangan pernah membuat onar disekolah, diluar sekolah, atau di manapun kamu berada! Lihat anak kepala sekolah yang sudah kamu jadikan korban! Jelaskan sekarang juga apa yang telah terjadi dan yang telah kamu perbuat! Cepat jelaskan Bara!!!"

"Itu salah dia Bu! Kenapa Bara yang jadi tersangka?!"

"Jangan banyak basa-basi. Langsung saja hari ini kamu jelaskan semuanya diruang kepala sekolah. Hari ini Bara! Sekarang juga!!!"

Akhirnya Bara dan Bu Ani pergi ke ruang kepala sekolah. Di sana sudah ada Pak Hamdi (Kepala sekolah) dan anaknya yang bernama Rey Nugroho.

"Ayo Bara, jelaskan semuanya didepan bapak kepala sekolah." Tegas Bu Ani

"Harus ya Bu?" Jawab Bara malas

"Harus Bara!!! Cepat!"

"Jadi gini, Pak, Bu. Motor Rey kemarin nabrak bagian belakang motor Bara diparkiran. Nggak tahu disengaja atau nggak disengaja, ya Bara nggak tahu. Yang jelas Rey harus ganti rugi. Tapi, Rey sendiri malah pergi tanpa ngerasa bersalah. Bara nggak terima. Bara akhirnya ngejar Rey dan minta Rey buat ganti rugi, tapi Rey nggak mau. Kami berseteru. Sampai Rey ngucapin kata-kata yang nggak enak didenger. Dan yang terjadi akhirnya Bara kesal dan tanpa niat untuk menonjok akhirnya Bara tonjok mukanya."

Penjelasan Bara membuat Pak Hamdi tak percaya, bagaimana mungkin Rey anaknya, bisa bonyok seperti itu jika tidak terjadi perkelahian.

"Benar begitu Rey?" Jawab Pak Hamdi memastikan.

"Cuman kena dikit juga main keroyokan. Kalo mau ganti rugi ya tinggal bilang maunya berapa! Jangan main keroyokan. Cara yang gak ngotak dan gak sehat!" Ujar Rey dengan merendahkan

"Jangan seenaknya ya kalo mau ngerendahin orang! Disini gue masih punya harga diri! Gue ga butuh seberapa apapun itu. Yang gue mau lo ganti rugi dengan cara tanggung jawab dan minta maaf." Jawab Bara yang kesal karena ucapan Rey

"Halah, basi. Jangan sok belagu didepan kepala sekolah."

"Lo bener bener ya!" Ujar Bara sambil berdiri mendekat ke arah Rey dan menarik kerah bajunya bersiap untuk menonjok mukanya.

Tetapi, itu terhentikan. Pak Hamdi dan Bu Ani memberi peringatan bagi keduanya. Pak Hamdi tidak suka dengan sikap Rey yang meninggi seperti itu. Dan Pak Hamdi juga tidak suka dengan sikap Bara yang keterlaluan dan emosian. Akhirnya Pak Hamdi dan Bu Ani mengambil sikap.

"Hentikan perbuatan kalian! Bapak tidak suka melihat kamu dengan anak bapak sendiri berkelahi didepan bapak! Perbuatan yang tidak pantas!" Tegas Pak Hamdi menghentikan aksi Bara untuk menonjok Rey.

"Bara! Sudah cukup! Ibu tidak sanggup lagi melihat kelakuanmu yang sering berkelahi dan berkeliaran saat jam pelajaran dimulai! Mulai hari ini ibu sebagai wali kelas kamu dan Pak Hamdi sebagai kepala sekolah, akan memberikan kamu peringatan!"

"Bara! Jika kamu tidak mau keluar dari sekolah ini, maka kamu harus menuruti perintah kami. Bapak dan Bu Ani sudah memutuskan untuk menjadikan Bestari sebagai teman pembimbing kamu, agar kamu berubah menjadi pribadi yang lebih baik saat belajar dan saat diawasi olehnya!"

Sebuah peringatan terucap dari mulut Pak Hamdi. Bestari? Oh tidak! Seorang perempuan yang luas pengetahuan dan pendidikannya. Bukan hanya itu! Bestari baik sekali. Saking baiknya dia tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

Mendengar perkataan Pak Hamdi, Bara langsung tidak terima. Ia tidak mau kalau dirinya harus diawasi dan belajar dengan seorang gadis yang kepribadiannya sangat berbeda jauh dengan Bara. Selain itu, Rey juga tidak terima jika Bestari harus menjadi pembimbing sekaligus pengawas Bara. Jika kalian ingin tahu, Bestari adalah gadis yang Rey sukai sejak lama.

"Bara tidak terima Pak!! Pak ayolah! Ini nggak bisa Bara terima!!!" Ujar Bara menahan segala kekesalan

"Pah! Coba pikir-pikir lagi. Rey kira ini keterlaluan pah! Kenapa harus Bestari yang jadi pengawas Bara?!" Ujar Rey kecewa.

"Sudah diam!!! Tidak ada kata apapun lagi. Bara! Kamu harus menurutinya, kalau tidak kamu akan tahu konsekuensinya. Mau atau tidak kamu harus melakukannya, karena ini semata-mata untuk kebaikan dirimu sendiri! Dan kamu, Rey. Jangan melarang papah untuk menjadikan Bestari sebagai pembimbing sekaligus pengawas Bara. Bestari adalah murid terbaik disekolah ini yang akan membuat Bara berubah sepertinya. Yakinlah akan hal itu!"

Mendengar ucapan ayahnya, Rey sepertinya tidak bisa melarang rencana ayahnya yang sudah bulat kecuali ia sendiri yang menghentikan rencana itu.

Bara dengan segala kekesalan dan kekecewaannya, ia menerima tawaran itu. Walaupun begitu, Bara yakin bahwa Bestari tidak akan kuat menghadapi sikapnya.

"Kalau begitu, baiklah. Bara mulai hari ini kamu akan selalu diawasi oleh Bestari, dan ingat dia bukan hanya sekedar orang yang mengawasi kelakuanmu, tetapi dia juga yang akan menjadi pembimbing mu agar terus belajar. Ingat itu!"

°•°•°

BESTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang