Setiap denting jam yang berlalu, menandakan bahwa waktu pun ikut berlalu. Sinar matahari masuk menerobos jendela kamar Bestari. Ia terbangun di pagi hari, setelah menghabiskan waktunya semalaman untuk membaca buku. Begitu juga dengan Bara, aroma harumnya masakan sang Mama mulai tercium ke hidungnya hingga membangunkannya. Masakan sang Mama? Iya benar, kalian tidak salah baca. Mamanya hari ini memasak untuk keluarganya. Jarang-jarang bukan? Biasanya jika ada waktu libur, Mamanya selalu sibuk menjalankan bisnis sampingannya. Tetapi kali ini tidak. Mama Bara memilih untuk memasak untuk anak dan suaminya. Ini karena Bara yang sudah mulai merubah dirinya membuat sang Mama menjadi bersemangat.
"Mama masak?" Tanya Papa Bara menghampiri Mama Bara yang sedang masak di dapur.
"Iya, aneh ya?" Balas sekaligus tanya Mama Bara
"Ngga aneh. Cuma baunya kecium sampe depan nih." Balas Papa Bara
"Bara udah bangun?" Tanya Mama
"Udah. Gara-gara aroma masakan mama, Bara jadi bangun." Timbal Bara yang tiba-tiba muncul
"Eh Bara sudah bangun. Mama sengaja masak hari ini, spesial soalnya."
"Dalam rangka apa mama kaya gini?" Tanya Bara
"Kamu ini, masa mama masak ditanya dalam rangka apa." Jawab sang Mama sambil tersenyum
"Bara, sudah. Sana ke kamar mandi, cuci muka dulu." Ujar Papa Bara
"Ya udah iya." Balasnya lalu pergi ke kamar mandi
Kini Mamanya menyiapkan masakan itu, dimeja makan dibantu oleh Bi Asri. Semuanya sudah siap, hari ini mereka sarapan khusus masakan Mama.
"Bara sudah belum dari kamar mandinya? Ayo cepat makan." Teriak sang Mama memanggil
Sungguh. Ini jarang terjadi, bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Sangat langka bukan? Momen yang sangat sayang jika dilewatkan.
Bara kini menghampiri aroma itu berada. Bara duduk di kursi dekat mamanya, dan sang papa didepannya.
"Ada apa sih mah sebenarnya?" Tanya Bara yang benar-benar tak menyangka.
"Nggak ada apa-apa. Mama sengaja aja masak, soalnya nggak ada kesibukan hari ini."
"Aneh." Ketus Bara
"Bara, sudah sudah. Ayo makan." Ujar papa Bara
Hari ini, adalah momen yang paling langka bagi Bara. Bara sarapan dengan orangtuanya, dan dimasakkan oleh mama nya. Ah, ini benar-benar momen yang tak pernah diduga!
°•°•°•°
Pukul sembilan, Bestari sudah bersiap. Ia akan pergi ke kedai kopi untuk menemui Rey pukul sepuluh, dan memilih untuk pergi menggunakan motornya. Begitu juga dengan Rey, Rey juga bersiap untuk pergi bertemu dengan Bestari di kedai ruang kopi.
"Bu, Bestari pergi dulu ya?" Izin Bestari
"Lho, mau kemana pagi ini? Kamu belum sarapan."
"Ada janji Bu, sama temen."
"Nggak bisa sarapan dulu?"
"Nanti pulangnya Bestari makan deh, Bu,"
"Ya sudah. Tapi nggak lapar kan?"
"Nggak Bu, kan Bestari juga janjian sambil makan disana"
"Ya sudah, hati-hati ya"
"Eh sebentar Bu, ayah mana?" Tanya Bestari yang tak melihat ayahnya.
"Ayah lembur hari ini."
"Oh gitu Bu, ya udah Bu, Bestari pergi dulu ya?"
"Iya, hati-hati, nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
BESTARI
Fiksi RemajaBerawal dari sebuah persetujuan, membawa kita melangkah terlalu jauh.