Khawatir

64 15 1
                                    

Setelah dari kelas Bara, Bestari masuk ke kelasnya dan langsung duduk di bangkunya.

"Darimana aja? Tumben baru datang jam segini." Tanya Firli teman sebangku Bestari dan sekaligus sahabatnya.

"Ah biasa, Bara"

"Hati-hati!"

"Kenapa?" Tanya Bestari bingung

"Hati-hati jadi suka sama Bara! Hahaha" Ujar Firli usil

"Tujuanku bukan buat suka sama dia Fi"

"Siapa tahu? Kalo bukan kamu yang suka, bisa jadi dia yang suka sama kamu."

"Nggak mungkin"

"Gak ada yang nggak mungkin Best."

"Hahaha. Kamu ini, kalo bercanda suka serius. Lucu!" Ucap Bestari sambil tertawa

"Bestari!! Ini serius bukan bercanda." Ujar Firli yang semakin gemas dengan sahabatnya

"Iya serius bercanda kan? Hahaha aduh lucu!!" Ujar Bestari yang kali ini tertawa terbahak-bahak

"Apanya yang lucu sih Best? Tapi ini serius. Kalo kamu dekat sama seseorang, terus semakin lama semakin dekat, sampai kemana-mana kamu selalu sama dia. Kemungkinan salah satu dari pihak ada yang suka. Entah yang suka itu kamu atau dia, tapi itu bisa terjadi. Atau mungkin keduanya sama-sama suka."

Mendengar perkataan Firli, Bestari jadi teringat tentang dirinya dengan Rey. Dulu mereka dekat sekali, kemana-mana selalu bersama. Sampai akhirnya Bestari merasa kalau dirinya suka kepada Rey, tetapi Bestari tidak mengungkapkan perasaannya pada Rey. Karena ia pikir itu hanya rasa sebatas suka bukan cinta. Sampai pada akhirnya mereka tidak terlalu dekat, karena pembubaran klub giving itu membuat mereka sibuk akan urusannya masing-masing. Tetapi kini perasaannya pada Rey hanya sebatas teman biasa tidak lebih.

Yang dikhawatirkan oleh Bestari adalah bagaimana jika kedepannya ia suka pada Bara? Tetapi itu tidak mungkin. Bestari buang jauh-jauh pikiran itu. Bestari harus fokus pada tugasnya yang diberikan Pak Hamdi dan Bu Ani untuk membuat Bara menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah itu? Mungkin tugasnya telah selesai.

Firli yang daritadi melihat Bestari melamun, entah apa yang sedang ada dipikirannya, akhirnya ia memecahkan lamunan Bestari.

"Hei!!"

"Sudah sadar belum?"

"Hah? Apa?" Bestari bingung

"Pelajaran sudah dimulai."

"Mana?" Bestari masih bingung

"Lihat ke depan!" Seru Firli

Ternyata benar. Sudah ada Bu Ratna Antika. Guru fisika yang sangat baik, bersiap menjelaskan materinya.

°•°•°•°

Trengggg .. trenggg ....
Bel istirahat berbunyi! Siswa dan siswi mulai beranjak meninggalkan kelas. Ada yang ke kantin, ke perpus, ke kamar mandi, bahkan ada yang tidak sama sekali meninggalkan kelas. Berbeda dengan Bestari, ia langsung menuju ke kelas Bara, memastikan Bara mengikuti pelajaran.

Bestari berlari menuju kelas Bara. Sesampainya dikelas Bara, Bestari tidak melihat Bara dikelasnya. Ia berpikir mungkin Bara telah istirahat, tapi ia berpikir lagi. Bagaimana mungkin Bara istirahat disaat jam pelajarannya belum selesai?!! Tidak! Bara tidak ada dikelasnya!

Bestari langsung mencari Bara ke setiap kelas, ia tidak menemukannya. Mencari Bara ke kantin, Bara tidak ditemukan, ke UKS tidak ada, ke lapang tidak ada juga. Berlanjut mencari Bara ke ruang guru, ruang BK, bahkan mencari Bara ke ruang kepala sekolah, Bestari tidak menemukannya juga. Mencari di perpus apalagi.

BESTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang