Sore ini, Bestari berniat untuk mengunjungi Bara ke rumahnya, setelah pulang sekolah.
Bel sekolah sudah berbunyi! Siswa dan siswi bersiap untuk pulang.
Ketika Bestari keluar kelasnya, Rey sudah menunggu Bestari didepan pintu kelasnya.
"Rey?"
"Eh Best! Aku nungguin nih daritadi." Kata Rey
"Kenapa nunggu?" Tanya Bestari
"Ayo pulang bareng." Ajak Rey
"Gimana ya? Nggak bisa Rey, aku ada urusan sekarang. Maaf"
"Urusan apa jam segini?" Tanya Rey curiga
"Urusan mendadak Rey. Lagian aku juga bawa motor sendiri, jadi gimana kalo besok aja?"
"Urusan apa?"
"Urusan penting, Rey"
"Urusan apa?!" Tanya Rey dengan nada sedikit tinggi
"Ke rumah Bara."
"Bara?! Sejak kapan Bara jadi urusan penting kamu?"
"Bukan begitu Rey, tapi ini keadaannya penting."
"Sejak kapan?"
"Sejak kamu bilang 'sejak kapan'." Balas Bestari sembari meninggalkan Rey
Tetapi, Rey langsung menarik tangannya dan membuat Bestari membalikkan badannya.
"Rey, lepas."
"Nggak bakalan dilepas."
"Rey!" Bentak Bestari
"Sejak kapan kamu membentak? Sejak kapan nada bicaramu jadi tinggi? Sejak kapan? Apa sejak kenal Bara?"
"Aku pikir kamu bisa mengerti aku, tetapi kenyataannya kamu terlalu banyak menanyakan 'sejak kapan' tentang aku."
"Karena itu patut dipertanyakan, Best."
"Itu menurutmu." Ujar Bestari sambil melepaskan tangan Rey yang menarik tangannya dan beranjak pergi.
Rey merasa Bestari berubah, rasanya aneh, tidak seperti dulu saat ia sangat dekat dengannya. Tetapi kenapa disaat Rey mencoba untuk dekat dengannya lagi, Bestari malah semakin sulit untuk didekati?
°•°•°•°
Bestari kini menuju rumah Bara menggunakan motornya yang ia kendarai. Diperjalanan ia berpikir, bagaimana jika ia diusir oleh Bara? Karena dipikirannya pasti Bara tidak suka jika Bestari mendatanginya. Tapi apa boleh buat? Bestari akan mencobanya, sampai ia berhasil.
Bestari kini sampai didepan pagar rumah Bara. Ia menyimpan motonya disana, beranjak turun dari motor, membuka helm, dan mengaca ke kaca spionnya. Rambut sebahunya itu terlihat acak-acakan, ia merapihkan nya dan mengikatnya pada itu juga. Kemudian Bestari beranjak masuk, melewati pagar rumahnya dan sampai didepan pintu rumahnya lalu memencet bel.
"Teng" Suara bel berbunyi
Tidak ada respon. Kemudian Bestari memencet bel nya lagi.
"Teng" masih tidak ada respon.
"Teng" "Teng" tidak kunjung juga orang yang membukakan pintu untuknya.
Bestari curiga, apa ia salah rumah? Tetapi jika di ingat-ingat lagi, ini memang benar rumah Bara. Karena Bestari pernah mengawasi Bara sampai ke rumahnya. Apa jangan-jangan sedang tidak ada orang? Pikiran itu muncul dibenaknya. Kemudian ia mencoba untuk membunyikan bel nya lagi, selama beberapa kali. Dan "Teng" Seseorang akhirnya membukakan pintu! Tak lain, orang itu adalah Bara!
KAMU SEDANG MEMBACA
BESTARI
Teen FictionBerawal dari sebuah persetujuan, membawa kita melangkah terlalu jauh.