Dari Masa Lalu

47 13 0
                                    

Keesokkan harinya, Bara tidak masuk sekolah. Ia memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah. Orangtuanya kini datang ke sekolah, untuk menemui kepala sekolah, dan wali kelasnya. Sementara itu, Bestari tidak tahu jika Bara tidak sekolah. Hingga akhirnya dia dipanggil ke ruang kepala sekolah.

Suara ketukan pintu, membuat Bu Ani membukakan pintu untuk Bestari.

"Bestari masuk."

Bestari melangkah masuk, melihat dua sosok yang belum pernah ia lihat.

"Bestari silahkan duduk." Ujar kepala sekolah

"Baik. Bestari, ini adalah orangtua Bara. Mereka sengaja datang ke sekolah untuk menemui mu, mereka ingin berbincang denganmu mengenai Bara. Ayo perkenalkan dirimu." Kata Pak Hamdi

"Halo, Om, Tante. Nama saya Bestari, kelas 12-1. Saya adalah orang yang selama ini mengawasi Bara. Tetapi ada satu hal yang belum saya kerjakan, yaitu membimbingnya."

"Bestari, sebelumnya kami mengucapkan terimakasih karena kamu telah menjadi seseorang yang sangat berarti bagi kami, dan akan menjadi berarti bagi Bara." Ujar Mama Bara

"Iya benar, kami sangat berterimakasih kepadamu. Karena dengan kesabaranmu dan ketulusanmu untuk mengawasi serta membimbing Bara merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi kami. Tetapi, kami ingin meminta permohonan kepadamu. Kami harap kamu mengabulkan permohonan kami." Ujar papa Bara

"Ini sudah menjadi tugas bagi saya, Om, Tante. Sudah seharusnya saya menuruti permintaan ibu dan bapak." - Bestari dengan senang hati

"Tulus sekali kamu nak." Balas mama Bara

"Bestari, mungkin ini kedengarannya agak berlebihan. Tetapi, kami mohon kamu bisa memahaminya. Bara sebenarnya ia kesepian, kamu lihat sendiri kan? Ia tidak punya teman. Tetapi dia selalu membuat onar, dan membuat kami kewalahan menghadapi sikapnya. Mungkin ini terjadi karena kami yang selalu sibuk sehingga membebaskan Bara. Dulu, Bara baik-baik saja ketika kami sedang super sibuk-sibuknya. Karena dia mempunyai sahabat, sahabatnya bernama Citra dan Arga. Mereka sudah bersahabat sejak lama, tetapi entah kenapa mereka kini tidak lagi bersama, mereka seperti menghilang di kehidupan Bara. Dan sejak saat itu, Bara menjadi suka balapan liar, dan tidak suka diatur. Jadi kami memohon kepadamu untuk menjadi temannya, teman dekatnya, teman yang selalu mengingatkan Bara, bukan hanya sekedar pengawas atau pembimbing Bara. Ubahlah Bara, kami ingin melihat Bara berubah menjadi pribadi yang baik seperti dulu. Ajaklah ia belajar, bercengkrama, bercerita, dan apapun itu kapanpun itu. Jadi bagaimana, Bestari?"

Penjelas papa Bara, membuat Bestari memikirkannya. Apa ia bisa terus menerus dengan Bara? Ia takut perkataan yang Firli ucapkan benar. Jika semakin lama, semakin dekat dan selalu bersama kemana-mana, ia takut jatuh cinta dengan Bara. Namun, Bestari membuang jauh pikiran itu. Yang harus ia lakukan adalah memberikan hal positif pada Bara, bukan untuk jatuh cinta dengannya.

"Mungkin, ada sebuah masa lalu yang membuat Bara ingin sendiri. Masa lalu yang menyakitkan bisa membuatnya menjadi trauma akan suatu hal, atau membuatnya menjadi pribadi yang melampiaskan kekecewaannya pada hal yang negatif. Entah apa itu, tetapi Bestari berpikir seperti itu." Jawab Bestari

"Benar, Pak, Bu. Mungkin karena masa lalu yang telah Bara hadapi membuatnya menjadi seperti itu." Ujar Bu Ani

"Ada baiknya, jika Bestari selalu bersama Bara. Saya yakin Bestari bisa membuat Bara merubah sifat dan sikapnya." Balas Pak Hamdi

"Benar, mungkin memang ada masa lalu yang membuat Bara seperti itu, kenapa kita tidak pernah berpikir kesana pah?" Ujar Mama Bara

"Mungkin karena kesibukan kita telah mengabaikan kehidupan Bara." Papa Bara yang merasa bersalah

"Tidak ada yang perlu disesali, Om, Tante. Mungkin memang benar, ada kalanya kita harus menyetujui skenario yang telah direncanakan Tuhan. Karena terkadang skenario Tuhan itu lebih indah dari skenario manusia. Jadi, dengan senang hati Bestari menyetujui permohonan Ibu, dan Bapak." Ucap Bestari dengan penuh senyuman di wajahnya.

"Betapa baiknya kamu nak!" Ujar papa Bara dan sang mama yang terharu

°•°•°•°

Kini Bestari sedang didalam kelas, ia memikirkan masa lalu yang menimpa Bara. Ia kemudian menceritakan tentang Bara pada Firli.

"Fi?"

"Ada apa?"

"Ada sesuatu yang harus diceritain."

"Apa? Kayaknya serius."

"Lebih dari serius."

"Iya, apa?" Tanya Firli semakin penasaran

"Bara."

"Bara lagi?" Firli lagi-lagi mendengar kata Bara dari Bestari

"Kenapa dia?" Tanya Firli

"Tadi orang tuanya datang ke sekolah, cerita tentang Bara, gimana dia dulu sama sekarang. Dulu Bara punya sahabat yang selalu ada buat dia. Namanya Citra dan Arga, mereka kini seakan-akan menghilang dari kehidupan Bara. Bara sekarang jadi sosok yang kesepian dan menurutku dia nggak tau hal apa yang harus ia lakukan. Akhirnya, dia milih buat jadi liar dan susah diatur. Jadi menurut kamu, aku harus gimana?" Penjelasan Bestari

"Cari tahu masa lalunya." Jawab Firli

Disaat Bestari dan Firli sedang bercerita tentang Bara. Ada seorang yang menguping pembicaraan mereka dikelasnya. Orang itu sepertinya tahu tentang masa lalu Bara, tapi ia memilih diam dan tidak bersuara. Siapa orang itu sebenarnya?

°•°•°•°







*Jangan lupa vote and coment ya guys!! Biar cepat beres ceritanya. Xo





BESTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang