kedatangan navis

994 58 1
                                    

Hari sudah pagi, sinar mentari menerobos masuk menenbus kaca rumah sakit. Terlihat jelas disana terdapat seorang pria tampan yang sedang tertidur pulas dengan posisi kepalanya tertidur di atas kasur dan badannya terduduk di kursi disamping kasur anneth, sedangkan anneth pagi ini sudah sibuk memandangi wajah tampan deven sambil mengelus ngelus rambut milik deven, anneth terlihat sekali sangat menyayangi deven, bahkan ketika dirinya sendiri dalam ke adaan sakitpun masih sempat sempatnya memikirkan deven. Tak lama deven pun terbangun dan mendongkak kan wajahnya dan melihat ke arah anneth.

"Udh bangun net" ucap deven

"Udh dev, lu nyenyak bgt tdr nya seneng gua natap nya" ucap anneth tersenyum

Deven hanya tersenyum kecil, tak lama datanglah seorang suster membawa makanan untuk pasien.

"Pagi kak, gimana udh sehat? Ini dimakan ya kak biar cepet sembuh" ucap suster itu dan pergi keluar kamar.

"Sekarang saatnya makan" ucap deven tersenyum

"Suapin ya dev" manja anneth kepada deven

"Yaampun net udh gede masa mau disuapin sih" ucap deven terkekeh

"Ywdh gak mau makan" ucap anneth merajuk kepada deven.

Sedangkan deven terkekeh sambil menggeleng gelengkan kepalanya, sungguh tidak berubah gadis di depan nya ini, selalu saja manja kepada dirinya.

"Ywdh ywdh sini disuapin sama gua" ucap deven mengambil semangkuk bubur

Seketika mata anneth langsung berbinar dan tersenyum manis sambil menghadap ke arah deven.

1 sampai 5 sudah dilahap oleh anneth, deven terkekeh melihat anneth seperti ini, seperti anak kecil yang sedang kegirangan.

Tak lama suara pintupun terdengar di telinga anneth dan deven, seketika mereka semua melihat ke arah pintu dan seketika wajah deven berubah menjadi datar.

Yah hari ini navis datang, navis datang membawa sebuah bingkisan dan bunga di tangan kanan nya. Ketika navis melihat ada deven di samping anneth, seketika tatapan navis kepada deven berubah menjadi tatapan menjijikan bagi deven.

"Pagi sayang, gimana udh mendingan" ucap navis menyapa anneth. Anneth hanya tersenyum saja kepada navis.

Sedangkan deven sudah malas melihat pemandangan dihadapan nya ini, dia beranjak berdiri dari tempat duduknya dan akan pergi, namun lagi lagi lengan deven ditahan oleh anneth, anneth menatap deven memberi isyarat agar deven kembali duduk.
Deven hanya pasrah saja, dan deven pun kembali duduk di bangku tersebut.

"Kok kamu tahan sih, knp gak suruh keluar aja yang" ucap navis sambil melirik deven. Anneth melirik deven, terlihat deven hanya diam saja sambil memainkan handphone nya.

Tiba tiba anneth mencium pipi mulus milik deven. Perlakuan itu berhasil membuat deven terkejut dan navis membulatkan matanya terkejut melihat adegan dihadapan nya.

"Net kamu apa apain sih" ucap navis tak suka sambil menatap deven penuh amarah

"Vis sebelumnya maaf bgt kalau gua nyakitin prasaan lu, tapi ini harus diakhiri secepatnya, gua gak bisa pacaran sama orang yang gak gua suka...gua harap lu terima keputusan gua ini dan masih banyak kok wanita diluar sana yang lebih cantik dan lebih baik dibanding gua....gua harap lu bisa terima keputusan gua ini ya. Gua gak bisa bohongin prasaan gua, gua terlalu sayang sama deven, cinta gua cuman buat deven bukan buat yang lain. Masalah gua nerima lu siang itu, gua cuman kasian sama lo karna lo trus trusan mohon mohon kegua buat gua mau jadi pacar lo. Gua minta maaf bgt kalau gua nyakitin lo" ucap anneth sambil menggenggam lengan deven erat.

Deven hanya diam saja, dia tak ingin berbicara sedikitpun dalam keadaan saat ini.

Beda dengan navis, dia sangat marah, dia kecewa karna anneth, namun apa boleh buat, ini sudah menjadi keputusan anneth.

"Dasar cewe brengsek" ucap navis ingin menampar anneth, namun hal itu di gagalkan oleh deven. Deven menahan lengan navis yang akan menampar wajah cantik anneth.

"Lo boleh hina gua, lo boleh sakitin gua, tapi jangan sekali kali lu sentuh anneth dengan tangan busuk lo itu. Gua gak akan tinggal diam kalau lu mencoba melukai anneth" ucap deven sengit menghempaskan lengan navis dari genggaman nya.

Sedangkan anneth sudah memeluk deven sedari tadi sambil menangis.

Navis menatap deven penuh kebencian begitupun dengan anneth yang mendapatkan tatapan tersebut dari navis.

"Gua gak akan ngelepasin lo berdua gtu aja, inget itu baik baik" ucap navis beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dev, gua takut" ucap anneth sambil menangis di pelukan anneth

"Gua disini buat lo, gk usah takut net" ucap deven memeluk anneth erat, sangat erat.

Teman teman merekapun yang baru saja datang melihat adegan dihadapan nya, mereka semua tersenyum melihat anneth dan deven berpelukan, begitupun dengan joa yang tersenyum karna adiknya sudah kembali menemukan kebahagiaan nya.

Pria BerHody BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang