benci dan cinta

981 53 0
                                    

Setelah sampai di lobby deven langsung menanyakan tentang pasien yang bernama anneth dellicia nasution.

"Suster apakah benar disini ada pasien yang bernama anneth dellicia nasution" ucap deven

"Sebentar ya mas saya priksa dulu" ucap suster tersebut dan langsung memeriksa nama pasien tersebut.

"Benar mas ada pasien bernama anneth yang sedang di rawat disini" ucap suster tersebut

"Ruangannya dimana ya?"

"Ruangannya di ruang mawar no 156" ucap suster tersebut.

Deven langsung berlari ke arah lift dan menuju ruangan anneth.

Sesampai disana deven langsung melihat ke arah pintu yang dia tuju, terlihat jelas disana terdapat seorang perempuan yang sedang terbaring di atas kasur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat dan kusan. Perlahan deven membuka pintu tersebut dan menghampiri anneth. Ruangan rawat anneth terlihat sepi, hanya ada deven dan anneth saat ini.

Deven menghampiri anneth dan menyentuh rambut anneth, deven membelainya, dan mengelus halus pipi anneth. Perlahan anneth mengerjapkan matanya dan membuka matanya perlahan.

"De-deven?" Ucap anneth terbata bata sambil melihat ke arah deven.

Anneth mengucek ngucek matanya menggunakan tangan kanan nya, memastikan ia sedang bermimpi atau tidak bertemu dengan deven saat ini

"Ini de-deven kan?" Ucap anneth memastikan.

Deven tersenyum dan mengangguk. Anneth terlihat berusaha merubah posisinya menjadi duduk dan deven yang melihatpun langsung membantu anneth untuk duduk. Setelah selesai duduk anneth langsung memeluk erat deven, erat sangat erat hingga deven sangat hangat menikmati pelukan yang anneth berikan.

"Jangan tinggalin aku dev" ucap anneth menangis di dalam pelukan deven.

Deven hanya diam tak menjawab ucapan anneth, mendengar anneth berbicara seperti itu deven merasakan sakit hati yang telah anneth buat beberapa hari yang lalu ketika deven sedang berada di kota bandung untuk menghampirinya. Namun deven sadar dengan keadaan anneth sekarang, dia sedang sakit dan ini salah satu penyebab deven sedih. Walaupun anneth sudah menyakiti deven tapi deven tidak bisa melihat dan membiarkan anneth jatuh sakit seperti ini. sebenci apapun deven kepada anneth tapi deven masih memiliki rasa cinta di dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

"Istirahat yaa biar cepet sembuh" ucap deven lembut dan beranjak membalikan badan nya untuk mengambil kursi

"Mau kemana" ucap anneth menahan deven yang terlihat akan branjak pergi

"Gua mau ngambil kursi net" ucap deven

Annethpun melepaskan lengan deven dan membiarkan deven mengambil kursi untuk duduk disampingnya.
Kini deven sedang duduk disamping anneth, anneth tak sedikitpun melepaskan lengan deven, anneth trus saja menggenggam lengan deven.

"Dev" ucap anneth sedikit terdengar sendu. Mungkin karna efek dirinya yang sedang sakit

Deven menengok ke arah anneth dan menatapnya

"Maafin aku dev" ucap anneth kini benar benar sendu

"Istirahat aja, biar cepet sehat" ucap deven tidak menanggapi kata maaf dari anneth.

Deven masih betul betul kecewa kepada anneth, terlalu sakit hati yang deven rasakan karna anneth.

"Aku sayang kamu dev, aku gk mau orang lain" ucap anneth

"Jangan bilang kaya gtu, nanti navis denger jadi masalah. Gua gak mau ada masalah sama dia karna lo" ucap deven halus.

Namun perkataan deven berhasil menusuk hati anneth, anneth menelan ludahnya, dia benar bahwa sekarang dirinya sudah memiliki navis. Namun anneth tidak menyukai navis, anneth menerima navis hanya karna kasian kepada navis yang trus menerus memohon kepada anneth.

Jika dikatakan salah siapa, ini semua salah anneth karna anneth telah menerima navis karna rasa kasian. Bahkan kita tau bahwa sebuah cinta yang besar tidak bisa dibalas oleh rasa kasian.

Selang beberapa lama keheningan melanda ruangan rawat anneth karna tidak sedikitpun suara mereka terdengar setelah ucapan deven tadi. nazwa pun memasuki ruangan sambil membawa sekantung mangkanan yang ia beli disupermarket.

"Eh ada deven" ucap uwa tersenyum

Deven hanya tersenyum ke arah nazwa, deven merasa bersalah karna sudah memarahinya di taman tadi siang, padahal uwa tidak salah apa apa, uwa hanya memberitahu apa yang memang seharusnya dia beritahu kepada deven. Namun inilah nazwa, uwa tidak bisa dendam kepada siapapun sekalipun orang itu sudah menyakiti dirinya. Uwa selalu bersikap ramah kepada siapapun, manusia mana yang tidak menyukai wanita secantik nazwa zahira dan sebaik dirinya.

"Gimana net udh baikan?" Ucap uwa

"Mendingan wa, jo, papah sama mami mana?"

"Mereka pergi ke manado net, katanya orang tua lu ada kerjaan disana. Kalau joa dia lagi dijalan menuju kesini" ucap uwa memberitahu anneth.

Sedangkan anneth hanya mengangguk mengerti. Uwa melihat ke arah lengan deven dan anneth, terlihat jelas lengan anneth yang trus menggenggam lengan deven seperti tak ingin kehilangannya.

Seketika uwa teringat akan hal sesuatu yang harus ia sampai kan kepada anneth.

"Net....gua dapet kabar katanya navis mau kesini" ucap uwa ragu karna mengingat ada deven di samping anneth

"Gua bisa pulang kok" ucap deven berdiri, namun lengannya di tarik oleh anneth hingga membuat deven kembali duduk

"Kamu disini yaa temenin aku" ucap anneth

Sedangkan deven hanya diam tidak menanggapi sedikitpun perkataan anneth

"Trus navis net?" Ucap uwa

"Gua mau lurusin semuanya wa, gua gak bisa kaya gini, lagian kasian jga kalau dia pacaran dengan orang yang gk sedikitpun suka sama dia" ucap anneth menjelaskan kepada uwa

Anneth melirik ke arah deven, terlihat deven hanya diam saja, bahkan deven terlihat seperti tidak memperdulikan keputusan anneth sedikitpun. Annethpun sedikit tersenyum kecut melihat deven seperti itu.

Pria BerHody BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang