merindukan

949 55 0
                                    

Berminggu minggu telah berlalu, namun ziva tak kunjung jga sadar dari komanya. Entah apa yang ia temui sepanjang ia koma sehingga ia lama sekali tertidur lemah.

Anneth kini sudah pulih dari sakitnya, seperti kalian ketahui, setelah dirinya sembuh dari sakitnya, anneth tidak pernah lepas dari seorang deven, dia selalu mengikuti kemanapun deven pergi, dirinya selalu ada disamping deven menemani hari hari deven. Anneth tidak ingin kehilangan pria yang ia sayang lagi, cukup sekali saja dirinya kehilangan deven, dan itu membuat anneth cukup terpuruk. Sepertinya anneth memang tidak bisa jauh jauh dari deven.

"Dev ziva kapan sadar ya" ucap anneth sambil menyenderkan kepala di pundak deven

"Entah net, gua lgi gk mikirin itu"

Seketika anneth mendongkakan kepalanya agar bisa melihat wajah tampan deven. Anneth bisa mendengar jelas suara detak jantung deven, suara getaran nya seperti sedang menahan kesedihan mendalam, hingga membuat anneth harus menanyakan kepada deven

"Kamu knp dev?" Ucapnya menatap mata deven dengan posisi kini berada di dada bidang deven.

Deven terlihat menghembuskan nafasnya kasar, terlihat jelas di matanya bahwa dirinya sedang bersedih.

"Gua gak tau harus cari prass kemana lagi" ucapnya sambil menunduk

Kini wajah deven bisa dilihat jelas oleh anneth yang sedang berada di dada milik deven. Dia memejamkan matanya seperti sedang merasakan sesuatu di dalam hatinya

"Kamu udh tanya papah sama mamah?" Ucap anneth bertanya

"Udh...tapi mereka gak ngasih tau gua karna prass melarang mereka" ucapnya terdengar sangat sendu

Anneth sangat sedih melihat laki laki yang ia sayangi seperti ini, sehingga membuat anneth harus mendekap badan deven agar deven merasa sedikit lebih tenang

"Kamu tenang aja ya, aku bakalan temenin kamu sampai kapanpun, aku bakalan ikutin kemanapun kamu pergi" ucap anneth tersenyum manis kepada deven.

Deven tersenyum kepada anneth, walaupun senyumannya terlihat kecut seperti senyuman terpaksa

"Makasih" ucapnya terdengar lebih tenang

Tak terasa awan mulai gelap, tetesan hujan sudah mulai menyentuh kulit deven dan anneth. Oleh karna itu deven dan anneth harus segera turun dari rosthop sekolah karna hujan akan turun.

Setelah berminggu minggu anneth tinggal di jakarta, akhirnya anneth memutuskan untuk pindah ke jakarta dan sekolah di sekolahan yang sama dengan deven. Bahkan bukan hanya anneth, joa dan nazwa pun ikut pindah ke jakarta mengikuti anneth karna mereka sudah bersahabat dari kecil, sehingga untuk berpisah itu berat untuk mereka. Apa lagi joa yang notebooknya adalah kakak dari anneth.

***

Kini joa,nazwa dan charisa sedang ada di kantin sekolah, mereka sedang memakan jajanan mereka bersama sama

"si anneth kemana jo?" Tanya ucha kepada joa

"Paling jga sama si deven"

"Iya ca paling jga sama deven, lo kan tau sendiri semenjak gua, anneth sama joa pindah ke jakarta si anneth jadi semakin sulit dipisahin dari deven, kemana mana selalu aja bareng" ucap uwa

Sebenarnya ucha senang karna deven kini kembali menemukan kebahagiaan nya lagi ya itu anneth. Namun kini otak nya sedang memikirkan kakak pertamanya yang sudah hampir 1 bulan hilang entah kemana. Ucha sangat merindukan kakaknya itu, biasanya ketika ucha sedang sedih prass lah yang akan menyemangati dirinya agar tidak sedih lagi, walaupun ucha masih mempunyai satu sodaranya laki laki yaitu deven, tapi menurut ucha tanpa prass hidupnya merasa tidak lengkap karna pada dasarnya mereka selalu saja ber tiga kemanapun mereka akan pergi

"Ca woy!"

"Eh iya....loh ko kalian ada disini" ucap ucha bingung melihat keberadaan sam,friden dan aldy di hadapan nya

"Lah ca kita udh dari tadi kali disini"

"Iya ca udh dari tadi tau mereka ber tiga disini" ucap uwa ikut berbicara

Sedangkan ucha hanya diam saja memikirkan mengapa dirinya tak sadar akan kedatangan friden sam dan aldy

"Lo ngelamu ya ca....mikirin apa sih" ucap aldy membuka mulut

"Gpp kok gua cuman kepikiran prass aja" ucap ucha pelan

Seketika semuanya pun terdiam, ucha benar mereka semuapun merindukan sosok seorang prass, sosok dewasa yang selalu menengahi mereka semua jika diantara mereka bertengkar. Ingin sekali rasanya mereka semua bertemu dengan prass, namun apa boleh buat jika tuhan tidak mengijinkan maka mereka semua tidak bisa berbuat apa apa. Mereka hanya bisa diam menunggu waktu menjawab semuanya.

Pria BerHody BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang