"Bu, Pa?"
"Iya, le...."
(Iya, nak)"Erik pamit Pak, Bu." Kemudian Erik mencium tangan ibu dan bapaknya.
"Ati-ati le. Aja galau terus. Tentara ya kudu semangat. Atine olih bae ambyar tapi, raga ya kudu semangat. Lupakna si Rinta. Rinta ora apik nggo koe. Sepisan mening semangat ya le!" Nasihat Budi bapak Erik.(Hati-hati nak. Jangan galau terus. Tentara harus semangat. Hati boleh saja sakit tetapi, raga ya harus semangat. Lupakan si Rinta. Rinta tidak baik buat kamu. Sekali lagi semangat ya nak).
"Siap komandan!" Erik terharu mendengar amanat bapaknya. Kemudian memeluknya erat.
"Ati-ati yo le. Kabari ibu, bapak nek ana apa-apa ya...."pesan Rina. ( Hati-hati ya nak. Kabari ibu, bapak kalau ada apa-apa)
"Injeh ibu." (Iya Ibu) Erik memeluk kedua orang tuanya hangat.
Keluarga kecil yang sangat bahagia. Serasa keromantisan hanya milik mereka bertiga saat ini.
Mana ada orang tua yang rela anaknya disakiti. Berjuang keras mereka membesarkannya. Lalu orang lain dengan kejam menyakitinya. Wanita macem apa kau Rinta?
"Assalamualaikum, Bu, Pak. Erik berangkat." pamit Erik lalu berlalu pergi. Menjauh dari rumah untuk kemudian menyelengi rindu kembali.
"Waalaikumsalamwarahmatullahiwabarakaruh" balas Budi dan Rina sambil melambaikan tangan.
***
Biasanya Erik memilih naik taxi untuk kebali ke Batalyon temapatnya bekerja. Tetapi kali ini Erik memilih naik bus umum.
Pingin aja suasana keramain."Sayang, gimana tadi filmnya?"
"Ouhhh sad ending...." ujar cewek itu manja.
"Kenapa, emangnya?" Tanya cowok yang mungkin dia kekasih cewek yang barusan ngomong.
"Itu loh, yang. Masa ditinggal tugas negara si ceweknya palah nikah sama cowok lain. Kan sedih, banget" jelas cewek itu masih dengan ekspresi sedihnya.
"Kamu jangan kaya gitu ya Sayang. Jika nanti setelah lulus SMA aku nyalon tentara. Kamu jangan ninggalin aku, kayak cewek tadi." kata cowok memberi nasihat.
"Nggak kok Sayang, aku bakal temenin kamu sampai sukses pokoknya. Semangat."
"Makasih Sayang."
Mendengar ucapan pasangan remaja tadi hati Erik kembali teriris teringat masa-masa pacaran dulu pas masih SMA. Dulu waktu SMA Erik sering sekali nonton bareng sama Rinta. Dari yang romantis, thriller, misteri, bahkan sampai horor sekalipun. Ya. Sehoror kehidupan Erik sekarang.
"Aduh bisa nggak sih tuh dua sijoli nggak usah bikin gue nginget masa lalu. Heran. Nggak nherti banget kalau gue jomblo. Terus pamer kemesraan di depan gue. Nyesel gue naik bus." batin Erik dalam hati.
"Eh ada abang-abang tentara, sayang. Mirip banget kaya yang tadi di film, emmm...."sorak cewek itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Erik.
"Iya kok mirip ya, jangan-jangan si abang pemaninnya ya?" tebak si cowok.
"Heheh adik berdua ini abis nonton film apa sih, kalau kakak boleh tau." Erik sok nanya padahal ya udah tau sebenernya. Buat pantes-panteslah juga biar nggak keliatan kalau abis nguping tadi. Hehehe.
"I Leave My Heart in Lebanon, Bang" jawab cewek itu.
"Ouh, mungkin hanya mirip saja Dik. Abang ini bukan pemain film kok." ucap Erik memberi penjelasan.
"Aduh bang, sumpah aku sampai nangis bang nontonnya tadi, itu si ceweknya masa tega banget sama pacarnya sih. Suruh nunggu pulang tugas, eh pulang tugas udah nikah sama laki-laki lain bang. Sedih kan bang?" cerita cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PENGGANTI" [Slow Update]
Romance"Sekuat raga ini melupa, sungguh aku tak mampu. Hatiku telah terpatri untukmu satria negeri. Biar raga terbentang yohana. Aku selalu percaya kamu akan kembali pada pelukku. Izinkan aku tetap mencintaimu. Aku baik -baik saja. Dan tidak pernah menyesa...