17

143 6 0
                                    

Masih flasback ya

Satu bulan mereka masih bisa berkabar kabar. Terapi tidak dengan dua bulan kedepan hubungan mereka kini sedang tidak baik-baik saja.
Datas sibuk menjaga perdamain di tempat tugasnya. Tidak ada waktu baginya untuk sekedar mengirim sms. Entahlah,  hubungan mereka akan berujung pedang pora atau salah satu dari mereka akan melakukan penghianatan. Entahlah mana diantara mereka yang benar-benar setia akan janji untuk selalu ada. Dan entahlah siapa diantara mereka yang akan tersakiti dari hubungan ini. Ditambah lagi terakhir mereka berkomunikasi,  mereka sedang dalam pertengkaran kecil yang belum terselesaikan. Inilah kisah cinta prajurit, harus siap berjarak, harus siap bila perjuangan mereka nantinya tidak dihargai lagi. Harus siap juga kalau kepulangannya tidak dinantikan lagi. Mereka benar-benar harus siap.

Daun-daun kering mulai berjatuhan tanda sebentar lagi musim kemarau akan berkhir dan musim penghujana akan turun. Daun-daun di ranting akan mulai bersemi subur. Bunga-bunga akan segera mekar indah dengan harumnya.

Enam bulan berlalu. Waktu yang tidak begitu lama bila kita menjalaninya dengan senyum indah sepanjang hari. Patriot-patriot nampaknya sudah menyelesain tugas perdamain dengan baik. Tidak ada yang terluka, tubuh mereka masih tegap gagah dengan seragam loreng kebanggaannya. Tidak terasa esok hari mereka akan kembali kebatalyon mereka. 

Satu hari sebelum pulang  mereka diperbolehkan untuk berkomunikasi dengan keluarga, saudara, ataupun pacar-pacar mereka.

Laki-laki berbadan tegap itu sedang berdiri menghadap rekan-rekan satu timnya. Tanggannya sibuk membagi-bagikan benda yang berbulan-bulan disita. Ya tentu saja hp.

"Hp kalian sudah kembali semua?"

"Siap, sudah!" seru semua kompak.
Raut bahagia terpancar diwajah mereka, tampak begitu bahagia setelah hp mereka kembali. Mereka akan segera mengabari orang-orang terkasih mereka. Memberi kabar bahwa dirinya baik-baik saja dan akan segera kembali. Sesuai janji mereka ketika akan berangkat bertugas.

"Setelah ini kalian segera menuju barak dan bereskan semua barang-barang bawaan kalian. Nanti setelah selesai beres-beres kita akan ke kota untuk persiapan upacara penutupan. Mengerti!!" Jelas Datas selaku komando tim Alfa.

"Siap mengerti"!

Bahu membahu tangan mereka membersikan barak tempat tinggal mereka selama tugas. Ada yang membersihkan dapur, kamar, halaman depan, kanan, kiri dan belakang barak. Tas-tas mereka kini kembali mengemuk, berisikan pakain-pakain mereka. Sedikit berkurang beban tas mereka, tentu saja tas yang berisikan makanan instan sudah kosong tak berisi lagi.

Hanya butuh waktu satu jam, kini halaman sudah bersih dan juga rapi. Tak ada sehelai daun yang singgah di halaman. Benar-benar sudah bersih.

Mobil berukuran besar dengan bangku panjang yang saling berhadapan, berwarnakan hijau lumut. Parkir di depan barak. Tentu saja itu mobil yang akan mengantar mereka ke kota.

Setelah dikomando mereka langsung naik dan duduk rapi tanpa ada bersuara. Benar-benar sudah terlatih kedisiplinan mereka. Angin sepoi-sepoi membawa mereka meninggalkan kawasan ini. Meninggalkan sejuta kenangan. Membentuk rindu.

Anak-anak dan warga sekitar yang menyaksikan kepergian para patriot-patriot bangsa  melambaikan tangan mereka. Sebagai tanda salam perpisaan atas pertemuan.

"Pak tentara!"

"Hati-hati Pak tentara!"

"Kami menyayangi kalian!"

"Terima kasih, Pak Tentara!"

"Sampai jumpa lain waktu Pak!!"

Patriot bangsa yang menyaksikan mereka tersenyum bahagia merasa sangat senang dan bangga, dirinya dihargai kehadiran dan tugasnya selama ini. Inilah kebahagian seorang tentara, melihat mutiara yang dilindunginya merasa nyaman dan bahagia. Senyum rakyat adalah semangat seorang tentara. Begitu sumpahnya pada NKRI. Melindungi mutiara-mutiara yang perlu dilindungi.

Selama kurang jam 3 jam akhirnya tim Alfa sampai juga di kota. Mereka akan pulang besok sebab hujan turun deras dengan petir yang menyambar-nyambar. Jika pulang sekarang dikhawatirkan ada apa-apa dengan helikopter yang akan membawa mereka pulang. Karena itu komandan  mengambil keputusan untuk menginap disini semalam dan esok setelah upacara penutupan pasukan Alfa akan dipulangkan.

 Datas kini sedang rebahan di teras gedung olahraga, ya mereka semua akan tidur di GOR malam ini. Jarinya bermain di atas ponselnya.

'Tut... tutt...tut...'
'Tut...tutt...tut...'
Tidak ada jawaban dari sebrang sana.

'Laras'
'Bagaimana kabarmu?'
'Mas pulang besok, Ras.'
'Kamu jemput Mas ya, besok.'
'Maafin mas ya, kemarin mas egois.'
'Ras, kamu masih setia nunggu mas kan?'
'Ras lagi sibuk ya di Rumah sakit?'
'Ras mas kangen kamu.'
'Mas rindu Laras.'

Datas menyerah, tidak ada satupun pesan  yang dibalas laras. Telfonnya pun tak ada yang dijawab. Akhirnya Datas memilih istirahat.

'Pritttt'
Peluit komandan dibunyikan keras sang empunya. Semua anggota tim Alfa berkumpul, bersiap-siap untuk melaksanakan upacara penutupan.

Datas selaku danton menyiapkan pasukannya.

"Hormat grak!"

....

...

...

"Laporan selesai!"

"Laporan diterima, bubarkan pasukan!"

"Siap, laksanakan!"

Selesai sudah upacara penutupan. Dan ini saatnya mereka kembali ke Magelang.

Tim Alfa sudah mendarat dengan selamat.

Bayak orang yang berkumpul di lapangan, menjemput anak kembanggaan, ataupun kekasih mereka. Rupanya tidak ada yang menghampiri Datas. Orang tuanya memang sudah dilarang Datas untuk hadir mereka hanya ngombrol di telfon kemarin malam. Tetapi bagaimana dengan Laras? Apa dia akan mengulangi saat pemberangkatan dulu? Kurasa iya? Benar, dia tidak hadir. Pesan Datas pun sampai saat ini tidak ada yang dibalas.

Dengan langkah gontai Datas memilih pergi dari tempat ini dan segera menemui Laras di rumahya. Datas khawatir takut  Laras sakit.

"Saudara Bayu Wijaya Bin Darno. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Laras Rahayu Binti Raharja dengan mas kawinnya berupa emas dua ratus gram dua puluh karat dibayar tu ...."

"Laras,"

Tubuh Datas kaku sementara pilunya sudah mengalir dipipi gagahnya.

"Dia siapa kamu Ras?!" Bayu menunjuk ke arah Datas.

Semua tamu undangan tercengang kaget, mata mereka fokus kearah Datas yang tiba-tiba hadir di tengah acara pernikahan.

Laras tak berani menjawab, pertanyaan calon suaminya itu wajahnya sudah gugup merah merona tak berani menatap siapapun. Hanya menundukan kepalanya kebawah. 

"Ras kami dengar kan aku nanya apa tadi? Dia siapa??" Bayu mulai tak sabar dengan Laras yang membisu.

" Dia ....dia ...."

"Perkenalkan, saya Datas pacar calon istrimu ini dan sekarang sudah menjadi mantan. Happy Wedding ya buat kalian."

Dengan langkah perih Datas meninggalkam tempat terkutuk itu. Ada rasa sesal yang teramat. Kenapa dirinya harus hadir ketempat penghianat.
Hanya karena Datas masih mengenakan seragam lorengnya itu, dia masih terlihat baik-baik saja meski hatinya mungkin sudah rusak parah tak berbentuk lagi.

Tidak dengan Laras dan calon suaminya itu. Mereka berbaikan dan melanjutkan pernikahan mereka. Acaranya sangat meriah, tidak heran suaminya Laras pengusaha sukses. Mungkin karena itu juga Laras meninggalkan Datas.

Hujan turun lebat hari ini petir bersahut-sahutan saling menyapa. Laki-laki berbadan tegap itu terus berjalan tanpa perduli rintikan air yang turun dari langit. Dia seperti ingin tuhan menyabut nyawanya saja.

Flasback end

Assalamualaikum
Selamat pagi reader setiaku!!
Akhirnya aku up lagi nihh
Maaf banget sumpah aku telat banget up nya.

Happy reading.
Kritik saran dan vote ditunggu yaa!!

Peluk hangat author
Indrianisilfi


"PENGGANTI" [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang