8

160 8 0
                                    

"Sore komandan!" sapa Datas ketika berpapasan dengan komanadan Nugro.

"Sore! Bagaimana persiapan untuk pelatihan khususnya. Sudah siap?"

"Siap, sudah komandan!"

"Pelaksanaannya tiga hari lagi, jangan lupa jaga kesehatan."

"Siap komandan!"

Tiga hari lagi bukan waktu yang lama. Tiga hari untuk dua minggu kedepan. Bukan tentang pelatihan tugas yang aku cemaskan. Tetapi bagaimana aku dan Amara bertahan dua minggu tanpa komunikasi. Ku dengar saat pelatihan khusus ini, hp sementara disita.

Dik, adek di rumah eyang berapa hari? Ketik Datas di ponsel.

Hanya dua hari saja bang. Abang udah rindu ya?

Abang mah, selalu rindu sama kamu dik.

Abang minggu depan ada acara nggak?

Itu lah yang abang mau bicarakan sama kamu dek....

Mau bicara apa bang?

Abang telfon kamu ya dik, susah kalau ngomong lewat chat.

Iya bang.
D

atas menekan tombol panggilan.

Abang mulai minggu depan sampai dua minggu ada pelatihan khusus, dik.

Tak ada respon lagi dari Amara. Mungkin dia kecewa. Ku pencet video call. Sungguh aku cemas.
Amara menerima panggilan videoku. Ku lihat air mata sudah membasahi pipinya yang manis.
Lalu kulihat dia berusaha tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya. Rasanya aku sangat berdosa setelah memberi tahu dia barusan. Tetapi bagaimanapun aku harus memberitahunya.

Adek kenapa nangis? Abang hanya pelatihan kok. Nggak perang sayang. Abang pasti pulang kok....

Satu minggu aja rasanya lama banget bang. Apa lagi ini dua minggu....

Sabar ya sayang kan abang ini tentara....

"Ra, lo dimana bantu gue sini!!" Rilla memanggil Amara lantang.

Udah dulu ya bang, dipanggil Rilla itu.

Rilla ikut ke Solo?

Iya bang,

Ya udah gih sana. Itu air matanya diusap dulu, biar cantiknya nambah.

Iya bang....

"Untung Rilla manggil, kalau nggak mungkin aku akan kehabisan cara untuk menghentikan air matanya. Uhh.... nih mulut kenapa harus bilang itu tadi. Pasti Amara kepikiran terus deh," ucap Datas pelan.

Hanya dua minggu Amara. Kamu kudu kuat. Dulu aja yang tiga bulan kamu kuat. Masa sekarang yang dua minggu kamu nggak kuat. Iya sih, dulu kan kamu masih pacar. Jadi mungkin bisa lebih kuat. Tetapi sekarang kan udah tunangan. Rindunya semakin luas. Cintanya semakin dalam. Dua minggu aja rasanya dua tahun. Ya Allah, berat Ya Allah.

"Heh, ngalamun aja!"

"Heheh, sorry....sorry....mana yang harus dipotong, Rill?"

"Lagi mikiran apa sih, Ra?" Tanya Rilla penasaran.

"Nggak mikirin apa-apa kok...."Bohong Amara.

"Ya udah, kalau belum mau cerita. Nanti gue tunggu ya ceritanya...." Mana ada sih sahabat yang nggak bisa ngrasain apa yang dirasakan sahabatnya.

Mudah bagi Rilla untuk menebak ekspresi Amara sahabatnya.
Amara hanya tersenyum masam. Dia lupa, kalau sahabatnya ini susah banget dibohongin kalau tentang dirinya.

Amara dan Rilla sangat sibuk sore ini. Mereka berdua sedang membantu eyang memasak berbagai makanan untuk makan malam nanti. Mulai dari memasak nasi liwet, sate buntel, dan satu lagi serabi notosuman.

Nasi Liwet, makanan khas Solo yang satu ini memiliki reputasinya tersendiri. Nasi putih yang disajikan dalam pincuk daun pisang bersama dengan sayur labu siam, suwiran ayam dan telur rebus ditambah sedikit santan kental gurih yang disebut areh ini akan memanjakan lidah siapapun penikmatnya.

Salah satu penyaji nasi liwet yang ikonik di Kota Solo adalah Nasi Liwet Wongso Lemu.

Sate Buntel
Sate yang terbuat dari daging kambing cacah yang kemudian dibungkus dengan lapisan lemak tipis dan kemudian dibakar, memang memberikan nuansa tersendiri bagi penikmatnya. Lemak pembungkus yang terbakar menambah aroma, bisa mengundang siapapununtuk segera menikmatinya. Dengan bumbu kecap, irisan bawang merah dan daun kol, serta jeruk nipis dan cabai rawit sebagai tambahan.

Serabi Notosuman
Serabi Notosuman yaitu serabi yang memiliki cita rasanya yang manis, lembut dengan santan yang terasa kuat dimulut.

Syukurlah kesibukan bisa membuat Amara dan Rilla sedikit melupakan kesedihannya.
Niat hati sih Amara mau ngibur Rilla di Solo, tetapi dirinya juga dilanda kesedihan. Tetapi setidaknya Datas pergi untuk tugas. Beda dengan Dito yang pergi untuk kembali bersama pacar aslinya.

"Eyang, ini udah matang belum?"

"Dicicipi ndisik, Ndok. Wis mantep durung rasane?"(Dicicipi dulu, Nak. Sudah mantap belum rasanya?)

"Mantep pokoke, Yang...." ucap Rilla sambil mengacungkan jempolnya.

"Putuku wis ayu-ayu pinter masak mening. Wis jos pokoke!"(Cucuku udah cantik-cantik pintar masak lagi. Sudah perfek pokoknya) Puji eyang.

"Matur suwun Eyang!"( Terima kasih Eyang!) jawab Amara dan Rilla serentak.

Makan malam yang sangat dinantikan akhirnya terlaksana. Makan malam sederhana tetapi penuh kehangatan. Ditambah lagi hujan turun mengguyur kota Solo malam ini dengan begitu romantis. Pepohonan-pepohonan kembali tumbuh dengan segarnya. Kuncup-kuncup bunga mekar dengan harumnya. Padi-padi disawah kembali tersenyum dengan hangatnya. Tak ada guntur yang menakutkan. Sungguh hujan yang penuh kebahagian malam ini.

"Amara rindu bang!" ucap Amara pelan sambil membantingkan tubuh lelahnya ke kasur.

Disatu sisi Amara sangat ingin ngobrol dengan Datas. Tetapi disatu sisi ia sedang tak ingin mengingat akan tugas Datas itu. Amara sengaja menonaktifkan hpnya sejak sore tadi. Tak perduli Datas berusaha mengubunginya atau tidak. Ia, hanya sedang ingin berusaha menerima keyataan akan tugas Datas itu. Egois, ya mungkin Amara egois. Tak ingin berbagi Datas sekalipun dengan tugas.

"Ra, kenapa sih dari tadi ngalamun mulu?" tanya Rilla. Yang tiba-tiba muncul di kamarnaya.

"Kaget gue Rill!" ketus Amara sembari melemparkan bantal ke wajah Rilla.

"Salah sendiri ngalamun, wek!" Rilla tak mau kalah dengan sahabatnya itu.

Dan ya perang bantal pun dimulai!! Amara melempar bantal ke wajah Rilla dan begitupun sebaliknya. Udah anak kuliahan tetapi serasa masih anak SD. Nggak papa yang penting mereka berdua bahagia.

Itu lah gunanya sahabat menghibur dikala bersedih. Menasihati dikala salah melangkah. Menyemangati dikala patah semangat.

"Ini anak kenapa nggak aktif-aktif juga ya? Apa dia benar-benar marah? Hmmm," gumam Datas.

Good night, nice dream ya sayang. Maafin abang. Ketik Datas di hp. Dan langsung dikirim ke Amara. Walaupun Datas tahu, Amara tak akan membalasnya. Mungkin besok baru akan dibalas Amara.

ASSALAMUALAIKUM YUHUUUU AKU UP LAGI NIH PART 8, SEMOGA KALIAN SUKA YA!!!

HAPPY READING GAIS!
BUAT READER ADA SALAM NIH DARI ABANG DATAS, HEHEH....

TINGGALKAN KRITIK SARAN YA, KASIH BINTANG KALAU KALIAN SUKA.

PELUK HANGAT AUTHOR
INDRIANISILFI

"PENGGANTI" [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang