1

1K 27 3
                                    

Mendampingi seorang abdi negara, TNI Ad. Tentu menjadi kebahagiaan sendiri untuk Amara Fransiska. Meski awalnya agak ragu untuk menerima Datas yang notabennya seorang tentara.

Tetapi inilah cinta, bukan cinta namanya. Kalau tak mau menghargai pekerjaan pasangannya. Apalagi untuk profesi Tentara. Profesi yang sangat mulia.

"Izin komandan. Boleh saya meminang putri Anda!" dengan semangat 45 yang menyala, Datas Setya Pramadani meminta izin pada ayah Amara untuk meminang putrinya.

Komandan Suryo adalah ayah dari Amara. Komandan yang sudah pensiun satu tahun silam. Komandan Datas dulu.

"Kamu serius dengan putri saya!"

"Siap, saya sangat serius komandan!"

"Kamu yakin bisa membuat anak saya bahagia?"

"Siap, bisa komandan!"

"Kamu siap akan selalu ada untuk anak saya?"

"Maaf komandan. Jujur saya tidak bisa, karena suatu saat negara akan memanggil saya. Dan saya harus menemui panggilan itu."

"Bagus, saya percaya kamu. Tetapi yang bisa memutuskan hanya putriku sendiri. Tanyakan saja. Mau atau tidak dia memiliki pasangan seorang abdi negara."

"Aku mau, Pa. Kalau papa merestuinya," ucap Amara.

"Terima kasih Amara. Sudah mau mempercayaiku."
Sambil tersenyum lega.

Datas memakaikan cincin di jemari manis Amara. Mereka resmi tunangan malam ini. Meski sangat sederhana acara tunangan ini hanya disaksikan papanya Amara dan Erik teman Datas. Ibu Amara sudah tiada. Meninggal saat melahirkan Amara dan sampai sekarang papanya tidak menikah lagi. Sedangkan keluaraga Datas jauh, jadi hanya diwakilkan Erik adik asuh Datas.
Sungguh makan malam yang sangat berharga bagi Amara dan Datas malam ini.

"Aku percaya padamu nak. Jangan pernah kau sakiti putriku...."ucap Suryo, sambil menepuk bahu Datas.

"Siap komandan. Laksanakan. Saya akan membuat putri Anda selalu tersenyum."janji Datas pada komandan Suryo.

"Hati-hati di jalan Abang." pesan Amara sambil melambaikan tangannya.

"Siap, capersitku...."goda Datas.

"Assalamualaikum, kami pamit pulang Komandan, Amara." pamit Erik mengakhiri pertemuan mereka.

"Waalaikumsalam."balas Suryo hampir bersaman dengan anaknya.

Malam semakin larut. Purnama semakin indah dengan sebaran bintang-bintang di angkasa. Mungkin purnama dan kejora ikut berbahagia. Atas Datas dan Amara.

****
Datas
Dik abang nanti kerumah adik ya. Abang rindu sama adik. Ketik Datas dengan semangat.

Amara
Iya, bang. Adik tunggu.

Datas
Miss you capersitnya abang.

Amara
Miss you too calon abang tentaranya adik."

Datas
Udah dulu ya dik, abang mau apel ini.

Amara
Iya Bang, Semangat.

Prittttt!!!!
Prittttt!!!!
Prittttt!!!!

Bunyi peluit begitu keras memekik telingan pendengarnya. Petanda apel akan segera dimulai.
Datas terbirit-birit lari mencari rombongan pasukannya.

"Datas, siapkan pasukannya!"
pinta Komandan Nugro tegas.

"Siap, Datas belum kesini komandan!" jawab serentak.

"PENGGANTI" [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang