6

172 8 0
                                    

Hmmm.... ada apa yang kira-kira kok komandan Nugro manggil aku. Batin Datas dalam hati. Pikirannya terus berputar, memikirkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan dibicarkan komandannya kepada dirinya.

Tok....tokk....tokk
Datas mengetuk pintu ruangan  komandan Nugro.

"Ya, masuk saja," seru Nugro dari dalam.

"Sore komandan!" sapa Datas sambil  memberi hormat.

Komadan Nugro membalas hormatnya.
"Silahkan duduk dulu, Dat. Saya mau ambil buku dulu."

"Siap komandan!"
Datas semakin binggung. Ada apa ya kira-kira? Itulah pertanyaan yang terus berkelililing diotak Datas dari tadi.

"Dat, saya perhatikan pasukanmu hebat-hebat. Dan pasukan yang hebat juga berawal dari pemimpin pasukan yang hebat pula tentunya."

"Terima kasih komandan."

"Kamu beserta pasukan minggu depan siap pelatihan khusus?"

"Siap komandan laksanakan!" Datas langsung mengiyakan pertanyaan komandannya.

"Latihannya hanya dua minggu kok. Setelah itu baru kamu dan pasukan akan saya kirim ke perbatasan. Negara perbatasan sedang membutuhkan kita."

"Siap, paham komandan."

Tentara harus siap di tempatkan dimana saja. Harus siap meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi. Harus siap menahan rindu. Harus siap bila mana negara memanggilnya.

"Itu saja yang ingin saya sampaikan. Nanti setelah apel malam kamu informasikan berita ini dengan pasukanmu."

"Siap komandan!"

Dua minggu, oke lah. Semoga saja Amara baik-baik saja, mendengar kabar ini. Aku memang harus berbicara aku tak ingin menghilang tanpa kabar hanya karena tak ingin melihat Amara cemas. Jutru kalau aku tak memberi tahu Amara, dia pasti akan semakin cemas.
Ucap Datas dalam hati.
Hatinya sedikit lega, setidaknya belum ditugaskan ke perbatasan. Baru pelatihan. Dan juga hanya dua minggu.

"Rik!" panggil Datas.

"Siap, ada apa bang?"

"Aku ada pelatihan sebelum tugas diperbatasan selama kurang lebih dua minggu. Tugas kamu jagain Amara ya. Kalau Amara butuh supir kamu harus anterin dia. Ini perintah dari abang asuhmu. Aku bener-bener minta tolong ya." cerocos Datas pajang lebar.

"Siap bang!" Erik mengiyakan. Erik emang paling nggak bisa nolak perintah abang asuhnya yang satu ini. Erik sudah menganggap Datas layaknya kakak kandungnya sendiri.

Prittttttt....pritttt....
Peluit ditiup dengan kencangnya. Siapapun yang mendengar langsung berlarian kesumber suara. Petanda apel malam akan segera dimulai.

"Komamdo saya ambil alih, semuanya siap grak!" Komandan Nugro menyiapkan dengan tegasnya.

Semua peserta apel berdiri tegap. Membusungkan dada kedepan dengan tangan mengepal. Terlihat jelas kedisiplinan mereka. Inilah cerminan para tentara-tentara Indonesia.

Apel pun dimulai dengan khikmat. Setelah apel malam dilanjutkan makan malam.

Setelah makan malam selesai barulah Datas beserta letting satu kelompoknya berkumpul, guna membahas pelatihan. Yang seminggu lagi akan segera dimulai.

"Ada apa, Dat. Kita dikumpulkan disini, apa ada tugas?" tanya Bagas mengawali pembicaraan.

"Begini tadi komandan Nugro mengundangku ke ruangannya. Lalu beliau memberi informasi, bahwa minggu depan kita akan ada pelatihan khusus. Untuk pembekalan kita saat nanti kita ditugaskan di daerah perbatasan," jelas Datas.

"PENGGANTI" [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang