18

164 8 0
                                    

"Bang!"

"Bang!"

"Eh, iya-iya udah sampai Rik?"

"Udah dari tadi bang. Abang sih ngalamun mulu dari tadi. Yukk turun."

"Hehe, maaf adikku."

"Oh ya bang, kapan abang nemuin Amara?"

"Emm, gimana kalau lo yang buat janji. Gue ndak jamin Amara mau nemuin gue soalnya."

"Oke, bisa tuhh nanti abang datangnya belakangan gitu kan ya?"

"Nah gitu pinterr"

"Baru nyadar?"

"Push up!"

"Iya-iya bang. Yukk masuk rumah dulu sudah gue masakin kangkung tadi."

"Pinter  juga loh nolak push up,"

"Ampun deh komandan,hahaha...."

Mereka masuk kerumah sambil tertawa terbahak-bahak. Datas mengalungkan lengannya di bahu Erik. Tasnya dicangging Erik.  Komandan mah sultan. Hehehe.

"Oke, bagaimana dengan rencana ini?" Datas menyodorkan buku diarinya yang berisi rencana-rencana untuk bertemu dengan Amara.

Sejenak Erik menatap abang asuhnya itu. Bingung, sekaligus  baru pertama kali liat Datas suka nulis di buku diari.

"Bingung kan lo, oke gue jelasin.  Sekarang  dan seterusnya aku bakal nulis semua tentang Amara di buku ini. Paham kan? Udah dibaca, jan melongo mulu, lalet masuk mulut mu ntar."

"Oke lahh, gue baca dan renungi dulu."

"Serah loh,"

Dua puluh lima cara sudah tertulis rapi. Udah lah pokoknya udah kek resep makanan. Ampun deh Bang Datas.

Sudah jam sepuluh malam, mereka masih sibuk memilih cara mana yang kira-kira ampuh. Mereka punya pilihan masing-masing, yang menyebabkan rapat  belum selesai-selesai. Jam terus berputar hingga menunjukan angka dua belas malam. Suara bising pembicaraan mereka sudah tak terdengar lagi.

Hari ini Datas dan Erik sedang tidak bertugas. Karena itu Datas akan berusaha menemui Amara dan menjelaskan tentang semua kesalah paham yang sudah mengarat.

"Rik, udah masak belom?" tanya Datas yang baru selesai mandi.

"Udah tuh, ada sayur kangkung dimeja makan," ucap Erik sambil menunjuk kearah meja makan.

"Sayur kangkung lagi?"

"Iya,"
"Bercanda bang, udah sana makan ada ayam geprek barusan aku pesen."

Datas langsung lari kemeja makan. Menikmati hidangan makan yang disiapkan adik asuhnya itu. Udah kaya istri aja si bang Erik.

'Assalamualaikum, hallo Amara?'

'Waalaikumsalam. Ada apa ya bang Er?'

'Ini kemarin ada barang kamu yang ketinggalan, bisa ketemu nggak siang ini?'

'Barang apa ya bang?'

'Ketemu aja ya di caffe Runia ya, abang tunggu disana.'

'Oke bang.'

"Yeiii berhasil!" Datas lompat-lompat girang sambil lari-lari.

"Lo waras bang?" Erik heran ngeliat tinggah Datas yang kaya orang gila baru.

Di caffe
Amara sedang duduk di sebelah sudut jendela, dengan setelan blus bunga-bunga berwarna pink muda. Rambutnya diurai. Sangat manis. Juga anggun. 

"PENGGANTI" [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang