3

324 11 0
                                    

Pesiar. Hari yang ditunggu-tunggu para tentara-tentara. Ya. Hari libur bagi mereka. Hari untuk bertemu keluarga, saudara, ataupun pacar bagi yang punya ya.

"Erik!"panggil Datas lantang.
"Siap, iya bang. Ada apa?"
"Kita bicarakan di restoran saja. Sambil makan. Laper gue."
"Siap"
"Lo kudu bayarin gue pokoknya."
"Apa?" tanya Erik kaget mirip  emak-emak denger harga sayuran naik.
"Iya ini sebagai hukuman udah jahat sama abang sendiri."
"Kok bisa?"
"Ya bisa lah"

Mereka berlajan cepat menuju restoran Melati. Tak begitu jauh jadi mereka memutuskan untuk berjalan kaki. Restoran favorit mereka berdua. Selain enak, menunya juga macam-macam. Harga pun tak begitu mahal. Cocoklah dikantong.

"Mbak, pesen ayam gepreknya 2 porsi ya sama es lemonnya dua" Erik memesan menu andalan mereka berdua.

"Eh, sama oseng kangkung 1 porsi, trus tempe gorengnya satu porsi, trus sup buahnya satu porsi ya mbak, trus...." cerocos Datas menyebutkan pesanan lainnya.

"Iya mas. Ada lagi?"

"Tidak mbak. Terima kasih."ujar Erik menolak, sebelum abang asuhnya ini  kembali memesan.

"Bang, kenapa kok gue kena hukuman?"tanya Erik penasaran.

"Karena lo udah memberi tahu Amara pas gue dihukum komandan gara-gara telat apel"

"Oh yang itu. Maaf lah bang."

"Harusnya lo nggak usah kasih tau. Kan gue jadi nggak enak sama Amara."

"Ya, sebenarnya juga nggak mau kasih tau bang. Tetapi si Amara sampai nelfon 10 kali bang."

"Hah yang bener?"

"Iya, kayaknya dia cemas banget bang malam itu. Katanya no abang ditelfonin berkali-kali nggak aktif."

"Sudah kuduga. Ya sudah. Abang maafkan. Tetapi lain kali bilangnya gua lagi disuruh tugas sama komandan ya. Jangan bilang kalau lagi kena hukuman. Kan malu gua."

"Siap komandan!"

Makanan datang, pas sekali obrolan mereka selesai. Dengan lahap mereka menikamati ayam geprek dan pesanan lainya. Meski sudah kerap sekali makan ayam geprek tapi mereka masih sangat lahap. Makanan favorit. Jadi susah buat nggak ganti menu yang lain.

"Lo mau balik rumah Rik?"
"Iya lah bang. Punya pacar kagak."
"Makanya nyari dong."
"Masih belum bisa move on, gue bang sama Rinta"
"Ya udah balikan aja, siapa tau kemarin Rinta hilaf" saran Datas tanpa merasa bersalah.
"Nggak lah bang dia udah bahagia di pelukan orang lain."

***
Flasback

"Rinta!" Ucap Erik kaget.
Rinta dan seorang cowok yang tiba-tiba melihat kedatangan Erik kaget. Muka Rinta langsung pucat basi.

Terciduk mereka.

"Oh, jadi ini yang kamu lakukan pas nggak ada aku? Kenapa aku baru nyadar sekarang ya?" ketus Erik menyindir Rinta pacarnya.

"Karena lo nggak pernah ada buat Rinta. Paham lo." balas Sapto. Laki-laki yang bersama Rinta tadi.

"Gue nggak nanya loh ya!"

"Udah ayo Ta, kita pergi aja." Sapto menarik kasar tangan Rinta.

"Bentar gue mau ngomong sama Rinta dulu." cegah Erik.

"Mau ngomong apa lagi Rik? Udah jelas kan lo nggak pernah ada buat gue!!" ketus Rinta.

Dorr terasa peluru senapan baru saja menyelinap ruang hati prajurit Erik.

"Kenapa dulu lo mau pacaran sama gue? Kalau akhirnya lo bakal selingkuh?!"

"Itu dulu Rik, pas lo belum jadi Tentara. Ngerti!" ketus Rinta tanpa merasa bersalah.

"PENGGANTI" [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang