Phillip's Stories : 2

411 39 19
                                    

Sosok bertubuh jangkung itu terbaring lemah di atas ranjang. Matanya terpejam erat dengan banyak bekas luka di wajah. Phillip menghentikan langkahnya ketika setapak lagi mendekati ranjang tempat kakaknya itu berbaring.

"Apa yang terjadi dengan dia, Ma?"

"Parviz diserang orang tak dikenal gara-gara... ia tidak mampu membayar hutangnya." Suara Suji dalam dan pelan ketika mengatakan kebenaran itu. Tatapannya berubah sendu sambil memandangi anak sulungnya itu.

Parviz sudah terkenal nakal sedari kecil. Ia sering menjahili Phillip habis-habisan. Pernah suatu hari Parviz mencampuri susu adiknya dengan ingus karena ia risih mendengar Phillip kecil itu terus-terusan menangis.

Kenakalan Parviz berlanjut hingga remaja. Ia bukan hanya nakal biasa, tapi ikut terjerat dalam dunia gelap anak remaja. Ia sering mabuk-mabukan. Suatu malam ia kembali ke rumah dalam keadaan teler berat. Phillip remaja yang saat itu sedang berada di dapur dan hendak kembali ke kamarnya tak sengaja menyimpuk Parviz. Parviz langsung marah besar karena mengira adiknya ingin mencari masalah dengannya. Ia memukul pelipis dan perut Phillip berulang-ulang. Teriakan Phillip langsung membangunkan kedua orangtua mereka yang sedang tidur. Parviz dimarahi habis-habisan oleh papa mereka karena ketahuan mabuk-mabukan. Akhirnya Parviz dihukum dengan tidak diberi uang jajan selama sebulan.

Phillip yang penurut dan rajin belajar meski tidak pernah menjadi juara kelas itu selalu menjadi kebanggaan dan kesayangan orangtua mereka. Parviz yang sudah lama merasa orangtuanya pilih kasih memutuskan untuk kuliah di luar kota agar dapat mengobati sakit hatinya itu. Nyatanya, ia malah semakin terjerumus masalah.

Secara tak sengaja Parviz menjadi pemakai narkoba. Ketika ia butuh uang untuk membeli narkoba, Philliplah yang selalu ia hubungi, lengkap dengan ancaman akan membunuh adiknya itu jika orangtua mereka sampai tahu.

"Lalu.. gimana Kakak bisa sampai sini? Siapa yang bawa dia?"

"Tadi dia dibawa dua orang temannya ke sini. Mama juga gak kenal siapa, belum pernah liat. Tapi mereka ngaku sebagai teman kuliahnya Parviz."

"Mereka... cowok berbadan tinggi tegap, terus yang satunya lebih pendek dan kurus?"

"Kok kamu tahu, Dek?"

Phillip mengalihkan tatapannya dari Suji. Ia bingung harus mengatakan kebenaran itu atau tidak.

Other Side - #31DWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang