"Bukan lo yang ada salah sama gue. Tapi saudara kembar lo!"
Brian tidak berusaha menutupi kekagetannya. Beribu pertanyaan langsung memenuhi benaknya.
"Kasih tau gue, Brion ada salah apa sama lo? Gue berhak tau tentang dia!"
Jaevan mendengus, lalu tertawa sinis. "Jadi, lo gak tau apa-apa soal saudara kembar lo itu?"
"Orangtua kami bercerai sejak kami berumur delapan tahun. Gue ikut papa, dan Brion ikut mama. Gue sama papa tinggal di Bangka, sedangkan Brion sama mama tinggal di Jakarta. Papa menutup akses untuk menghubungi mama. Jadi gue gak tau apa-apa soal Brion setelah sampai di Bangka." Brian menceritakan rahasianya itu dengan tenang, seolah itu adalah dongeng pengantar tidur yang biasa ia bacakan.
"Tapi lo pasti tau kan, kalo saudara kembar lo itu udah gak ada?"
Brian mengangguk. "Karena itulah gue ada di sini, nemenin mama setelah dia gak ada."
Jaevan berhenti lalu duduk di sebuah bangku panjang tanpa sandaran di mall itu, diikuti oleh Brian.
"Jadi, dia berbuat salah apa sama lo sebelum meninggal?"
"Gara-gara dia... Yuwa juga meninggal." Jaevan menunduk sambil memegangi belakang kepalanya dengan kedua tangan. Tanpa Brian sadari, lelaki berkacamata itu sedang mati-matian menafikan air matanya yang nyaris keluar. Pria berkacamata itu menjadi sangat sensitif jika berbicara mengenai Yuwa.
"Sekolah kami ngadain acara perpisahan untuk kelas tiga di Puncak. Kami semua naik bus, tapi gue gak satu bus dengan Brion dan Yuwa. Saat acara berakhir, gue mau ngajak Yuwa naik bus bareng gue, tapi Brion gak ngijinin. Di tengah perjalanan pulang, bus yang dinaiki Brion dan Yuwa kecelakaan.
"Gue bahkan belum sempat ngucapin happy graduation buat Yuwa. Gue juga belum sempat minta maaf sama gadis itu karena sering jahilin dia di sekolah. Gue... gue juga gak sempat bilang dia kalo gue suka sama dia. Gue belum sempat lakuin semua itu, Brian! Bahkan gue gak tau di mana Yuwa dikubur sampe sekarang!"
Jaevan berhenti sebentar. Napasnya terengah-engah. "Kalo aja Brion gak maksa Yuwa waktu itu, pasti Yuwa masih hidup sampe sekarang. Semua ini salah saudara kembar lo!"
Brian termenung mendengar cerita Jaevan. Lantas ia menepuk pundak kurus lelaki berkulit putih pucat itu. "Besok, jam sepuluh pagi. Ikut gue."
To be continued...
🎼🎼🎼
Mau dibawaaaaa ke manaaaaa cerita iniiii~~
Eh, betewe,
SAENGIL CHUKKAEEEEE ABANG YOUNG K! 🎂🍻🎁🎈🎉
Brian's Stories ini kupersembahkan untukmu~ 😙😙😙
Siniii siniiii tiup lilinnya dulu 🕯🕯🕯
*bucinmodeonkumat*
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side - #31DWC
FanfictionDi atas panggung mereka berlima dikenal sebagai anggota band indie yang tampan, penuh talenta dan berkharisma. Tapi begitu di luar panggung, semuanya sama sekali berbeda. Ini adalah kisah Stevano, Jaevan, Brian, Phillip dan Dhion di luar panggung ya...