"Mas, nasi satu, pake semur jengkol sama ikan asin baladonya, ya," pinta seorang cewek yang keningnya sedikit berkeringat. Mungkin ia habis jalan kaki menuju warteg sini.
"Makan sini apa bungkus, mbak?"
"Makan sini aja. Eh, cabenya banyakin mas."
"Oke."
Lelaki bertubuh tinggi dan memakai topi biru tua itu menyiapkan pesanan si mbak dengan cekatan. Kentara sekali kalau tangannya sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
Setelah meletakkan sepiring nasi berikut lauk-pauknya di hadapan si mbak, ia kembali bertanya,"Mau minum apa, mbak?"
"Es teh manis aja. Gulanya banyakin ya, mas."
"Oke, siap dilaksanakan!" Lelaki itu pun kembali bergulat dengan gula, teh celup dan air.
"Mas anak band ya? Kok kayaknya saya pernah liat, tapi lupa di mana," tanya si mbak setelah lelaki itu meletakkan segelas es teh manis di samping piringnya.
"Moso? Mbak salah liat kali," jawab lelaki itu sambil senyum-senyum.
"Nggak kok, saya yakin. Muka masnya mirip sama salah satu vokalis yang saya nonton di lapangan bola tempo hari. Oh iya betul! Saya liat masnya di lapangan bola situ!" Mbak itu berteriak kegirangan hingga nasi dalam mulutnya ikut loncat ke sana-kemari. Refleks lelaki itu mundur selangkah agar tidak kena semprotan nasi.
Jorok juga nih cewek! Batin lelaki itu.
Kemudian lelaki itu tertawa. Tawanya terdengar renyah. "Mbak, boro-boro jadi anggota band, wong nyanyi aja saya kagak bisa! Suara pales kayak gini mana cocok jadi penyanyi! Hahahaha!"
Si mbak terlihat berpikir keras. "Masa masnya gak bisa nyanyi ganteng-ganteng gini?"
Terus semua orang ganteng harus pintar nyanyi gitu? Maksa banget nih orang! Batin lelaki itu lagi.
"Suer saya gak bisa nyanyi mbak! Saya bisanya melayani kastemer aja di sini. Hehehehe..."
"Hm, mungkin memang saya yang salah liat. Abis masnya mirip banget sih. Kayak muka pasaran gitu."
Anjir nih orang! Muka gue dikatain pasaran! Batin lelaki itu. Untung ia bisa menahan agar tidak mengatai langsung pelanggannya itu. Ia hanya bisa balas menatap si mbaknya dengan buntang.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side - #31DWC
ФанфикDi atas panggung mereka berlima dikenal sebagai anggota band indie yang tampan, penuh talenta dan berkharisma. Tapi begitu di luar panggung, semuanya sama sekali berbeda. Ini adalah kisah Stevano, Jaevan, Brian, Phillip dan Dhion di luar panggung ya...