Phillip's Stories : 6

218 28 8
                                    

"I hate that you're happy
I hope that you can't sleep
Just knowing that I could be with somebody new
That I'd be just like you"

Phillip menyanyikan part-nya tanpa kesalahan sedikit pun. Stevano meliriknya sekilas sambil tersenyum.

Latihan hari ini berjalan lancar. Kelima anggota band Other Side mengempaskan diri di atas sofa butut yang busanya nyaris tak tersisa lagi itu sambil menikmati es jeruk yang dibawa Phillip.

"Akhirnyaaa Phillip kita balik lagi!"

Semua mata memandang ke arah Brian. Yang dipandang malah senyum-senyum bego.

"Lo pada kenapa ngeliatin gue kayak gitu? Ada yang salah sama muka gue?"

Jaevan mendecak sebal. "Bego tuh jangan dipelihara napa!"

"Eh.. itu.. sorry ya guys, kemarin gue emang lagi ada masalah keluarga. Tapi sekarang udah kelar kok. Thanks ya buat dukungannya." Senyum tulus terbentuk di wajah Phillip.

"Kapan kita ngedukung lo ya, ngomong-ngomong?"

Lagi, semua mata melotot tajam ke arah Brian. Yang ditatap malah garuk-garuk kepala.

"Nih anak beneran pengen gue jitak deh kepalanya biar siuman dikit!" Jaevan hendak menjangkau rambut Brian, tapi yang dijangkau lebih cepat menghindar.

"Syukurlah kalo gitu, Phil. Kita senang dengernya," ujar Stevano tulus.

"Gue juga mau minta maaf sama lo, Stev. Gak seharusnya gue ngebentak lo waktu itu," Phillip menunduk setelah mengatakan permintaan maaf itu.

"Gak pa-pa, gue ngerti kok. Yang penting semuanya udah beres dan lo jadi fokus latihan lagi." Stevano menepuk pundak Phillip sebelum bangkit berdiri menuju kamar mandi.

Phillip lega. Setidaknya bebannya sedikit terangkat, meskipun ia tidak bisa menceritakan masalahnya itu kepada siapa-siapa dan tetap memilih untuk menyimpannya sendiri.

Malam itu Phillip dan kakaknya sama sekali tak menyadari keberadaan Suji, seolah-olah Suji adalah sosok yang lejas. Meskipun sempat shock dan menangis hebat setelah mendengar penuturan dari anak sulungnya sendiri, akhirnya Suji tetap memaafkan Parviz.

Parviz juga menjelaskan kalau ia telah direhabilitasi. Ia juga bekerja paruh sebagai waiters di salah satu restoran dekat kampusnya demi membayar hutang. Suji dan suaminya sepakat untuk membantu melunasi hutang Parviz, dengan catatan Parviz harus tetap bekerja demi melunasi hutang yang sekarang berpindah ke orangtuanya tersebut.

Parviz juga telah meminta maaf kepada Phillip atas ancaman-ancaman yang selama ini ia lakukan. Phillip bukanlah adik yang pendendam. Ia telah memaafkan kakaknya itu. Tapi, ia tetap mengingat apa yang telah kakaknya itu lakukan kepadanya.

🎹 Phillip's Stories End 🎹

Other Side - #31DWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang