"Bu, nanti kalo mau masak pake air ini aja ya." Stevano menyodorkan sebotol air mineral 1,5 liter yang ia dapatkan tadi kepada ibunya. Bu Tipani yang sedang duduk membersihkan vas bunga di vestibula depan rumahnya itu mengernyit heran, tapi tangannya tetap terulur menerima botol tersebut.
"Jadi apa kata Om Hifan?"
"Om Hifan bilang aku gak usah tahu. Cukup kasih tau ibu supaya masak pake air ini aja," jelas Stevano sambil membuka helm dan jaket yang ia kenakan.
"Ya sudah kalo gitu. Ibu turuti saja apa kata Ommu."
"Okeee! Oh iya, ibu pernah liat warteg yang sebelah kiri gak jauh dari warteg kita itu gak bu?" tanya Stevano sembari merebahkan pantatnya di atas kursi rotan di sebelah ibunya.
"Gak pernah. Ada warteg juga deket situ emang?"
"Iya bu, baru buka kayaknya. Tadi aku lewat situ, terus ngeliat kok rame bener. Aku curiga jangan-jangan..."
"Udah, jangan berpikir negatif, Ndok! Mungkin emang masakan mereka lebih enak daripada masakan ibu, makanya orang-orang pada penasaran."
"Tapi bu..."
"Rejeki tiap orang itu sudah diatur. Jadi, jangan takut rejeki kita diambil orang."
Stevano manggut-manggut mendengar ibunya. Ia tahu, ia tidak akan menang mendebat ibunya tersebut.
🎤🎤🎤
"Lo pada belum makan siang kan? Nih gue bawain masakan nyokap." Stevano meletakkan rantang susun dan sebakul nasi panas di atas meja kecil yang ada di Markaja, kemudian membuka rantang itu satu per satu.
"Wooaaahh baunya harum! Pasti enak nih!" ujar Brian lalu meletakkan sebuah piring plastik berikut sendoknya di atas meja.
"Giliran makanan aja gercep lo! Udah gitu ngambil piring cuma satu lagi!" omel Jaevan.
Brian tidak mengacuhkan omelan Jaevan. Telinganya seolah tuli kalau sudah berhadapan dengan makanan.
"Ada favorit gue yes!" Brian tersenyum senang saat melihat ikan asin balado.
"Makan yang banyak ya, guys! Habisin semua!"
"Dalam rangka apa nih lo bawa makanan ke sini?" tanya Phillip.
"Dalam rangka pengen lo pada mencicipi masakan nyokap aja," jawab Stevano.
"Uuuuhh enak banget!" puji Brian disela-sela kunyahannya.
"Iya, enak. Nyokap lo jago masak," tambah Dhion.
"Makasih makanannya, Stev," ucap Jaevan.
Stevano mengangguk senang. Masakan ibunya tidak basi lagi setelah tengah hari.
🎤 Stevano's Stories End🎤
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side - #31DWC
FanfictionDi atas panggung mereka berlima dikenal sebagai anggota band indie yang tampan, penuh talenta dan berkharisma. Tapi begitu di luar panggung, semuanya sama sekali berbeda. Ini adalah kisah Stevano, Jaevan, Brian, Phillip dan Dhion di luar panggung ya...