ARKAN 05

75.7K 3.1K 74
                                    

Baby mengusap mata dan menggelengkan kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby mengusap mata dan menggelengkan kepala. "Tapi, Hiro teman Baby."

"Mau Kakak marah?"

Nyali Baby menjadi ciut. Bibir Baby mengerucut ke bawah.

Arkan menarik pinggang Baby, memeluknya. Dengan dukungan kaca mobil yang gelap jika dilihat dari luar, membuat Arkan terjaga untuk melakukan apapun dengan Baby.

"Siapa Hiro?"

"Baby sudah pernah cerita, Hiro itu teman Baby waktu di panti dulu. Hiro baik kok, enggak jahat. Hiro juga pernah kasih gelang ke Baby. Hiro baik banget," ucap Baby polos. Tidak tahu kondisi Kakaknya.

"Kamu suka Hiro?"

Baby bingung menjawab apa.

"Baby suka kok," jawab Baby, tidak tahu suka yang dimaksud Arkan itu mengenai perasaan. Pikiran Baby, suka ke Hiro ya suka biasa. Bukan melibatkan perasaan. Jika tidak suka, berarti dia benci. Itu pikiran polos Baby.

"Baby suka Hiro?" ulang Arkan geram. Bibirnya kian mendekat. Mengikis jarak.

"Iya," cicit Baby. Takut.

Gerakan gesit dari Arkan, membuat tubuh Baby seutuhnya menempel di dada bidangnya, sekaligus bibir Arkan yang menjamah bibir Baby. Lidah Arkan langsung menyelusup masuk tanpa hambatan, memperdalam ciuman mereka.

"Eeemph!" erang Baby menolak, memukul pundak Arkan.

Arkan semakin tertantang, dia semakin gencar membekap tubuh Baby dengan satu tangan, satu tangan lain menekan tengkuk Baby.

Hati Arkan yang panas, mengetahui Baby dengan lelaki lain. Baby hanya miliknya. Hanya untuknya. Tidak ada berbagi, hanya egois. Cukup 2 tahun yang lalu, Arkan membagi Baby, namun untuk sekarang, Baby harus hanya ada pada genggamannya.

Arkan melepas tautan mereka. Napasnya memburu, marahnya belum kunjung reda.

"Kamu punya Kakak. Hanya Kakak yang kamu suka. Kakak enggak suka Baby deket sama cowok lain. Hanya Kakak!"

"Kamu milik Kakak. Sampai Baby langgar lagi, Kakak akan hukum Baby lebih dari ini."

Baby tutup suara. Entah mendengar atau tidak. Kelopak matanya ingin menutup.

Tahu Baby kelelahan, Arkan mendekatkan bibirnya. Mengecup dua kelopak mata Baby lembut.

"Tidur," perintahnya mengarahkan kepala Baby agar jatuh bersandar di dada bidangnya.

Akibat ciuman panas yang dia pimpin sendiri tanpa balasan, Arkan merasa gerah. Tangan kirinya menggapai kontrol AC mobil dan mengubah daya dingin AC lebih tinggi.

"Baby is mine."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐀𝐑𝐊𝐀𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang