ARKAN 17

26.6K 1.3K 65
                                    

Diam-diam Baby menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam Baby menangis. Ia tutup kedua matanya dengan telapak tangan. Arkan melirik pujaan hatinya itu. Sedari masuk mobil, gadis itu menangis. Apa yang harus ditangisi? Bukankah harusnya senang karena mereka bisa jalan-jalan?

"Kenapa, Sayang?" Kesekian kali bertanya, Arkan tak kunjung mendapat jawaban.

"Kita mau sampai," tutur Arkan mengusap kepala Baby.

Mobil sudah terparkir manis di salah satu wahana hiburan keluarga. Arkan melepas sabuk pengamannya dan punya Baby.

"Kenapa?" Tangan besar itu menggenggam kedua tangan mungil Baby. Terlihat mata Baby yang memerah.

"Ada apa?"

"BABY ENGGA MAU PUNYA KAKAK IPAR! HUAAAAA!" Tangisan Baby semakin jadi membuat Arkan gemas sendiri.

"Engga ada, Sayang."

"Tapi tadi?!"

"Cemburu?"

"Engga!"

"Terus?"

"Kan Kakak udah janji kalau Kakak cuma punya Baby!"

Arkan dekap erat gadisnya seraya mengelus tengkuk gadis yang ia puja itu. Sayup-sayup Arkan mengungkapkan cinta di sebelah telinga Baby. Tidak ada perempuan yang ia puja selain gadisnya. Tidak mungkin Arkan berpaling hati ke wanita lain.

"Listen to me," Arkan mengangkat dagu Baby dengan jari "you are one, only one for me. Kakak gamungkin mau dengan wanita lain. Kakak maunya Baby, bukan dia. Jangan sedih, okey?"

"Janji, ya."

"Iya, Sayang." Bibir Arkan mendarat di kening Baby.

Menunggu Baby tenang, Arkan menyisir rambut Baby dengan jari jemarinya. Ia membenahi letak helaian poni Baby. Selepas itu, jari Arkan mengusap pipi Baby. Tak henti Arkan memuja gadisnya dalam hati. Arkan berjanji pada dirinya sendiri, dia pastikan Baby akan menjadi miliknya, seutuhnya untuk dirinya.

"Kakak yang itu tadi jahat. Baby engga suka. Baby gamau punya kakak ipar jahat."

Arkan tersenyum simpul. "Kalau baik, boleh jadi kakak ipar?" goda Arkan.

"ENGGA! KAKAK JAHAT!"

"Iya, Sayang, iya."

"Baby pernah ketemu dia waktu itu. Baby sama Mama Papa ke rumah sakit. Terus Baby mau keliling jalan jalan. Ketemu Kakak itu. BABY MASIH INGAT KALAU ITU DIA! Terus sewaktu jalan, dia senggol lengan Baby, tapi dia yang marahin Baby," cerocosnya.

"Kapan?"

"Waktu itu. Papa minta tes DNA. Sakit, darah Baby diambil sedikit."

"Iya, Sayang."

𝐀𝐑𝐊𝐀𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang