ARKAN 18

28.8K 1.2K 57
                                    

Baby mengacak nasi di bekalnya dengan sendok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby mengacak nasi di bekalnya dengan sendok. Bukannya dimakan, malah hanya dimainkan. Ia menatap keluar jendela kelas, melihat orang-orang bersliweran seperti tidak ada beban.

"Hai?"

Baby mengalihkan pandangannya. Hiro, tetiba saja sudah berdiri di samping mejanya. Hanya menatap Hiro sekilas, Baby kembali melihat ke luar jendela.

"Wih, udah suka makan sayur, ya?" tanya Hiro, melirik bekal Baby ada tumis wortelnya.

"Engga. Cuma suka wortel aja. Sayur yang lain rasanya pahit," sahut Baby, cuek. Tapi, Hiro terkekeh.

Hiro duduk di kursi depan meja Baby, memutar kursi itu ke belakang menghadap Baby. "Aku tadi lihat Ara sama Zoya ke kantin. Kenapa engga ikut? Daripada di kelas sendirian, engga bosen?"

Baby menjawab pertanyaan Hiro hanya dengan gelengan kepala.

"Kamu itu aneh. Beda banget sama yang dulu. Kenapa? Gapapa kalo kamu jauhin aku. Tapi ini? Kamu juga mulai gitu ke Ara sama Zoya. Mereka ada salah sama kamu?" intimidasi Hiro membuat mata Baby menyipit.

"Hiro sok tau. Baby enggapapa sama mereka. Baby gaikut ke kantin hari ini gegara Baby lagi sedih. Hiro pergi sana!" Baby menutup paksa bekal makannya. Ia masukkan ke laci meja.

Hiro tersenyum. "Okey. Maaf buat yang tadi." Dengan helaan napas berat, Hiro meninggalkan Baby sendiri. Apakah ia harus benar-benar menyerah terhadap Baby? batinnya.

"Ngeselin," gerutu Baby.

Teringat akan pesan sang Mama yang menyuruhnya untuk meminum vitamin, Baby membuka tas bagian depan. Tangannya mengambil 1 kapsul vitamin itu. Dikarenakan ia tidak bisa meneguk obat, Baby membuka kapsul vitamin, dan menuang isinya ke dalam mulut.

Baby meringis, lantaran rasanya sangat hancur ketika ditelan. Ia segera mengambil botol minum, menyedot air putih banyak-banyak untuk menghilangkan rasa tidak enak itu.

"Halo, Bocil....," seloroh Ara sembari menenteng beberapa makanan.

Baby mendengus kesal, bibir mencebik.

"Halo, Baby...."

Ara dan Zoya langsung mendekati meja Baby. Zoya duduk di samping Baby, sedangkan Ara mengambil kursi tambahan.

"Cemberut aja, nih?" tegur Ara.

"Lagi engga mood!" tukas Baby.

"Dih. Kenapa?" tanya Zoya, seraya meminum cola-nya.

"Zoya kepo!"

𝐀𝐑𝐊𝐀𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang