ARKAN 12

48K 2.1K 303
                                    

Baby berpikir keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby berpikir keras. Tanda tanya besar tentang perkataan Zoya tadi pagi membuat Baby tidak tenang juga merasa sedikit sedih. Seperti tak ada rasa berbagi di dalam diri Baby. Baby tidak suka perkataan Zoya yang mengungkap jika Arkan membutuhkan pacar.

Bukankah dirinya bisa menjadi pacar Arkan? Bukankah Arkan hanya menyayanginya? Apakah batas adik-kakak itu penting dan tidak boleh dilanggar? Apakah memang benar Arkan membutuhkan cewek lain selain dirinya?

"Iiih, enggak boleh!" ketus Baby, menutup wajah dengan kedua telapak tangan kecilnya. Dalam benak Baby, tak ada kata berbagi dengan orang lain untuk mendapatkan rasa sayang Arkan.

"Baby enggak suka!"

"Kenapa?"

Baby melirik Arkan lewat celah jari. Akhirnya, wajah manis itu terekspos dari persembunyian, menyisakan raut kesal tak bersahabat.

"Why?"

Arkan menaruh segelas susu cokelat di atas meja belajar. Kemudian ia merunduk, merapihkan anak rambut Baby. "Ini kenapa?" tanya lelaki itu, ganti mengusap daun bibir bawah Baby yang mencebik keluar.

Baby menggeleng. Ia raih segelas susu dari Arkan, meneguknya. Mata Baby tak luput menatap wajah kakaknya sembari meminum susu. Kala sudah tandas, Baby mengusap sisa susu membentuk kumis di atas bibir dengan punggung tangan.

Kedua tangan Baby terbuka lebar, mengkode Arkan agar segera menggendongnya.

"Sudah belajarnya?" tanya Arkan, dibalas anggukan Baby.

"Tidur?"

Baby mengangguk lagi.

Arkan gendong adik tercintanya, dia bawa ke atas kasur. Tubuh Baby tergeletak nyaman di atas kasur, di temani tubuh Arkan yang memberi pelukan hangat. Di bawah lapisan selimut tebal, sepasang saudara angkat saling bertukar kehangatan.

"Sleep well," lirih Arkan.

"Mmm, Kakak?"

Arkan mengangkat sebelah alis.

Baby seketika duduk di atas kasur, menatap Arkan sedih. Arkan sendiri samakin bingung. Ia ubah posisi yang semula miring ke kiri, menjadi telentang. Arkan menarik dua tangan kecil Baby, membawa gadisnya untuk tidur di atas tubuh.

"Baby?"

Baby malah mendumel tidak jelas. Kepalanya mengais caruk leher Arkan.

"Stop it. Why?"

Barulah Baby diam. Baby mengangkat dagu, melirik wajah Arkan. Sebuah pertanyaan pun terlontar, "Kakak punya pacar, yah?"

𝐀𝐑𝐊𝐀𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang