Zubaidah

3.1K 35 0
                                    

"haduh ni rok susah bener diajak ke pesta lagian kenapa juga pakai tema segala,kurang kerjaan" gerutu Zubaidah masuk kedalam mobilnya kemudian dinyalakan menuju kantor yang jaraknya sekitar 20menit dari rumahnya kalau tidak macet.

"haduh ni rok susah bener diajak ke pesta lagian kenapa juga pakai tema segala,kurang kerjaan" gerutu Zubaidah masuk kedalam mobilnya kemudian dinyalakan menuju kantor yang jaraknya sekitar 20menit dari rumahnya kalau tidak macet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kira-kira seperti ini Zubaidah)

sepanjang perjalanan tak henti ia mengomel dengan tema ulangtahun kantor yang dirasa menyusahkan.

begitu sampai kantor,ia berusaha berjalan santai ketika dilihatnya banyak juga yang baru datang menuju aula kantor yang sudah disulap menjadi tempat pesta.

Zubaidah mengangguk sopan ketika berpapasan dengan pegawai yang dikenalnya. ia mengambil tempat duduk yang sedikit tertutup dan jauh dari keramaian. Zubaidah memperhatikan suasana pesta yang perlahan tampak ramai.

perlahan matanya melihat orang yang tidak pernah ingin dilihat olehnya. orang itu berjalan dengan percaya diri dan senyum menawan diwajahnya. disampingnya berjalan dengan menggandeng tangan kanannya seorang wanita cantik yang berpenampilan seksi.

Zubaidah mengatur nafasnya yang semakin berat nyaris tidak ingin berada di tempat ini tapi ditahannya ketika MC acara meminta semua tamu ke tempat duduk masing-masing dan acara akan dimulai.

diperhatikan sekali lagi ruangan itu dan dilihatnya tidak jauh ia duduk ada pintu keluar. perlahan ia bangun kemudian berjalan mendekati pintu keluar. tiba-tiba lampu sorot menimpa dirinya dan otomatis ia berputar kebingungan.

"mohon ibu Marisa Zubaidah naik keatas panggung untuk menerima penghargaan dari perusahaan atas kontribusinya terhadap penjualan yang dilakukan"

semua orang bertepuk tangan ketika ia berjalan mendekati panggung. dan mata itu menyiratkan bahwa kemanapun ia berlari akan kembali ke posisi semula yaitu disebelahnya.

Mat terus memperhatikan langkah Zubaidah, wanita yang dulu dicintainya. wanita yang selalu memberikan dukungan tanpa kata-kata dan tiba-tiba menghilang ketika ia berada di puncak kejayaan. Mat terkejut melihat Zubaidah ternyata bekerja di perusahaan cabang miliknya dan sekarang ia bertekad untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

Zaenab gelisah dan terkejut mengetahui Zubaidah bekerja di perusahaan cabang. wajahnya terlihat tidak senang melihat Zubaidah terlihat cantik dan anggun.

Mat menelan ludahnya sendiri setelah Zubaidah berada di depannya yang tanpa sadar telah memicu juniornya bangun. dari dulu Zubaidah selalu dapat memancing gairahnya tanpa harus berusaha untuk menggodanya.

"silahkan pak"

diambilnya hadiah dari tangan MC lalu diserahkan kepada Zubaidah yang menatapnya dengan tenang dan senyum sinis Mat seketika tampak. mereka bersalaman dan iapun menarik pelan tangan Zubaidah untuk mendekat, begitu dekat telinga

"apa yang menjadi milikku akan tetap menjadi milikku"

dikecupnya sepintas pipi Zubaidah yang langsung diberikan tatapan terbelalak dari Zubaidah dan ia sama sekali tidak menyukainya sedangkan Mat mulai berfikir keras bagaimana caranya mempertahankan Zubaidah di sisinya.

mereka berdiri berdampingan sehingga kecupan itu tak ada yang melihatnya karena tertutup tubuh MC.

Zaenab memicingkan matanya melihat gerak-gerik mereka di panggung. ada sedikit perasaan dongkol tapi ia tidak mau ambil resiko dipermalukan oleh Mat yang terkadang tidak bisa ditebak gelagatnya.

akhirnya Zubaidah diijinkan turun dari panggung, Mat perlahan mengikuti langkah Zubaidah tepat ketika dibawah tangan Zubaidah ditariknya menuju keluar aula tanpa sempat diprotes Zubaidah.

mengetahui itu Zaenab beranjak dari duduknya tapi terhenti ketika salah satu pegawainya menghampirinya

"Bu..Bu.."
"ada apa"
"pak Brata sudah datang dan ingin bertemu dengan ibu"
"sekarang?"
"ya Bu kalau tidak beliau tidak ingin menghadiri acara ini"
"astaga..dimana pak Brata sekarang"
"beliau ada di ruangan wakil ketua cabang Bu"
"ya sudah cepat antar ibu kesana"
"baik Bu"

dengan jengkel Zaenab terpaksa menunda keinginannya untuk melihat yang dilakukan Mat dan Zubaidah.

WAY OUT(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang