ditimpuk

1.1K 16 0
                                    

berulangkali ia membaca dokumen yang diberikan tangan kanannya, perlahan dilepasnya dasi yang mulai mencekiknya. Mat bangun mengambil minuman di kulkas yang berada di ruangannya

otaknya pening memikirkan awal mulanya Zubaidah menghilang begitu saja dan bagaimana ia tidak menyadari kalau semua kembali ke satu orang yaitu Zaenab.

diambil jas yang diletakkan di kursi sambil berjalan keluar ruangannya. sekretarisnya langsung berdiri begitu melihatnya

"pak"
"ada apa"
"masih ada rapat di jam 17.00 dengan PT Sai"
"tidak bisa dipindah"
"tidak pak"
"kamu ke ruangan saya"
"baik pak"

Mat berputar kembali masuk ke dalam ruangan diikuti sekretarisnya. dilemparnya jas yang belum sempat dipakainya, kemudian ia duduk di kursinya.

sekretarisnya diam memperhatikan gerakan tangan Mat perlahan menurunkan resleting celananya.

"hati ini aku terlalu lelah tapi kamu menganggu jadi buat aku tidak lelah lagi"

sekretarisnya melangkah menghampiri lalu berjongkok persis didepannya, pelan dikeluarkan penis Mat dan dimasukan kedalam mulutnya yang mulai mengoral sesuai keinginan Mat dibawah tatapan mat.

suara desis Mat dan erangannya semakin besar, penisnya bertambah besar memenuhinya rongga mulut sekretarisnya. tak lama kemudian Mat mencapai klimaks dan menyemburkan cairan kental yang dengan cepat dihisap sekretarisnya.

setelah selesai sekretarisnya berdiri dan berjalan menuju kamar mandi di ruangan itu untuk membersihkan sisa-sisa cairan di mulutnya.

Mat masih diam saja memandang kosong, pelepasan itu tidak membuatnya senang karena ingatannya kembali ke Zubaidah.

"pak"

Mat mengalihkan pandangannya kearah sekretarisnya yang berdiri tidak jauh darinya

"ada apa"
"apa saya boleh keluar"
"keluarlah dan beritahu saya kalau rapat dimulai, sekarang jangan biarkan siapapun masuk"
"baik pak"

sekretaris itu berjalan keluar dan menutup pintu dengan perlahan. sejenak ia berusaha menenangkan diri setelah melakukan tugas yang diluar tugasnya. bohong kalau ia tidak menginginkan lebih untuk dirinya tapi ia tahu batasan dan tidak ingin kehilangan pekerjaan yang gajinya melebihi batas normal, mencintai tidak harus memiliki itu prinsipnya.

masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan olehnya tapi ia enggan terlebih lagi bergairah membuat pusing efek samping tidak dikeluarkan.

"permisi"

ia mengangkat kepalanya menatap wajah yang dikenalnya belum lama ini.

"maaf beliau sedang tidak ingin diganggu"
"kalau menggangu kamu,boleh?"
"ih kok "
"kamu terlihat sakit"
"eh tidak"
"ayo ikut aku ke ruangan ku"
"saya tidak apa-apa"

ditariknya tangan itu untuk berdiri mengikuti keinginannya ke ruangan kerjanya. setelah itu dikunci olehnya dan membuat sekretaris Mat kebingungan dibuatnya.

"kok dikunci"
"ya biar tidak ada yang menganggu"
"saya baik-baik saja kok"

pria itu tersenyum kemudian duduk disampingnya,mengelus tangan sekretaris Mat selembut mungkin.

"siapa namamu"
"Anjani"
"kenalkan aku Banu orang kepercayaannya pak brata"
"iya sudah tahu"

usapan itu terus menerus dilakukan Banu hingga dirasakan olehnya Anjani rileks. Anjani yang masih bergairah tentu saja membuat ia merasakan sensasi yang dibangkitkan dan itu memang disengaja Banu.

"Anjani masih sendiri"
"ya"
"kok belum nikah sih"
"tidak ada yang mau"
"masa sih"
"iya"
"padahal Anjani kan cantik"

usapan itu sudah berpindah tempat mendekati payudara Anjani. digesernya posisi Anjani perlahan tanpa disadari menghadap dirinya, Banu menatap wajah Anjani sehingga mau tidak mau Anjani menatapnya.

WAY OUT(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang