part tambahan

564 13 0
                                    

Banu mendengarkan penjelasan dokter seksama sedangkan Anjani hanya diam saja.

Anjani menutup mulutnya ketika dirasakannya mual, Banu cepat-cepat mengelus punggung Anjani pelan untuk mengurangi rasa mual yang dirasakan olehnya.

begitu mereka keluar dari ruangan dokter ,Banu menuntun Anjani kearah mobil dan melajukan mobilnya begitu dilihatnya Anjani sudah nyaman.

"besok aku kerumah orang tuamu"
"tapi"
"kamu dengar sendiri kata dokter, sudahlah Anjani ini yang terbaik untuk kita"

digenggamnya erat tangan Anjani sambil satu tangan sibuk mengemudi. Anjani tidak menduga akhirnya akan seperti ini jadi mau tidak mau ia terpaksa menerima keputusan banu dan anak yang akan lahir 8bulan lagi.

proses pernikahan Anjani dan Banu tergolong cepat karena memang Banu sudah menyiapkan sejak awal hingga Anjani tidak dapat mengelak lagi.

3bulan sejak pernikahan,Banu merasakan banyak perubahan dalam hidupnya bagaimana tidak Anjani membuat ia terkadang kerepotan dengan ngidamnya tapi ia menyukai di tiap menitnya belum lagi urusan pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya.

Brata datang ke rumah Banu dan menemukan di teras belakang sedang mengamati Anjani yang menjemur pakaian.

"hai bro"
"hai"
"pintu depan tidak dikunci jadi aku langsung masuk saja"
"tidak apa"
"bahaya Banu"
"biarlah daripada aku kehilangan kucing betina"

mendengar itu Brata terkekeh lalu duduk disamping Banu yang sedang menikmati kopi dan cemilan yang diberikan Anjani.

"kucing betina"
"sudah jinak"
"Otong"
"aman"

tawa membahana diantara mereka mengingat bagaimana harus menaklukkan Anjani susah payah dan terpaksa melakukan dengan cara licik.

"kudengar Mat sudah disini"
"yup"
"istrinya"
"bersama kakeknya"
"apa yang sebenarnya terjadi"
"menurut info tidak ada kejelasan tentang itu,aku juga tidak mengerti"
"kudengar Jero sudah menikah"
"ya belum lama kurasa dengan Elisabeth Anna"
"dia..?"
"Zubaidah, wanita itu memiliki ciri khas yang tidak mudah dilupakan walau sudah di make over dokter bedah sekelas Jero"
"kamu benar Banu"

mereka terdiam berfikir yang terjadi sepertinya ada yang salah.

"menurutmu Lyu.."
"apa maksudmu"
"Banu kurasa dibalik semua yang terjadi disekitar kita adalah Lyu"
"tidak mungkin justru kurasa kakeknya Mat"

mereka berdua kaget mengetahui Anjani sudah duduk dekat mereka.

"bagaimana bisa"
"coba pikirkan bagaimana mungkin seorang Lyu bisa mengendalikan putaran bisnis membuat Mat nyaris bangkrut sehari setelah pernikahannya terus naik kembali tanpa sebab"
"kamu benar Anjani"

Anjani bangun dari duduknya berjalan masuk mengambil minuman
untuk Brata. Banu dan Brata saling berpandangan satu sama lain lalu mengeluarkan rokok untuk dihisapnya.

sementara itu di Paris tepatnya, kakek duduk dengan santai memandang Elisabeth Anna yang asyik bercanda dengan Jero. kakek tersenyum lebar merasakan semua sesuai harapan, diliriknya tak jauh darinya Lyu berjalan menghampirinya masuk kedalam pelukannya.

"lyu"
"hmm"
"apa yang Lyu mau sekarang"
"kakek tidak lelah ya"
"jadi Lyu mau itu"
"iya kakek keberatannya tidak"
"tidak demi Lyu dan junior,kita harus sering melakukannya"

setelah mengatakan itu kakek mengendong Lyu dengan gaya bridal menuju kamarnya. kakek saimataro yang sedang mabuk cinta dengan Lyu sudah tidak memperdulikan lagi bagaimana Mat, yang dipikirkan hanya satu yaitu mendapatkan penerus dari Lyu.

----

(cinta itu tidak buta tapi hanya tidak mau melihat dimana letak kesalahannya, terkadang semua terasa benar walaupun salah)

tamat
terimakasih sudah mampir membacanya
nantikan karyaku selanjutnya

WAY OUT(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang