110. Saudara Kembar

426 21 2
                                    

11 Desember 2019

Tono mempunyai sebuah perahu dayung yang sudah sangat tua. Kebetulan suatu hari istrinya si Tino, saudara kembarnya itu meninggal bersamaan dengan hari tenggelamnya perahu dayung Tono. Beberapa hari kemudian seorang wanita tua melihat Tono, dan secara tidak sengaja salah mengenalinya sebagai Tino yang kehilangan istrinya itu. Kata wanita itu kepada Tono,

“Saya turut bersedih atas rasa kehilangan kamu. Kamu pasti sangat sedih.”

Tono mengira bahwa wanita itu berbicara tentang perahu dayungnya itu, ia pun menjawab, “Sebenarnya sih saya bisa dibilang malah senang karena bisa menyingkirkannya. Dia sudah amat tua sekali bahkan sudah jelek dari pertama kalinya. Bagian bawahnya sudah lapuk dan berbau amis sekali. Bagian punggungnya pun sudah sangat jelek dan lubang di bagian depannya sudah sangat lebar. Setiap kali aku menggunakannya, lubangnya bertambah besar dan dia bocor tidak karuan. Saya mengakhirinya dengan menyewakan dia kepada empat orang pemuda yang sedang bersenang-senang tempo hari. Saya sudah memperingatkan mereka bahwa dia sudah tidak begitu enak dipakai tapi mereka masih juga mau menggunakannya. Mereka berempat mencoba masuk ke dalamnya bersamaan dan akhirnya dia terbelah persis di tengah- tengah.”

Wanita tua itupun sesak nafas lalu pingsan.

●●●

HUMOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang