111. Hakim VS Tersangka

433 30 2
                                    

11 Desember 2019

ALKISAH terdapat kasus pembunuhan, seorang pria yang dengan sadisnya membantai seorang nenek di kereta, kasus ini sudah mencapai tahap pembuktian di pengadilan. Namun hakim hingga detik ini belum mampu mencari tau alasan kenapa pria ini membunuh nenek tersebut.

Hakim: “Tolong saudara jawab dengan jujur, kenapa sodara sampai tega membunuh nenek yang tidak bersalah itu? Anda orang kaya dan tidak ada indikasi mencuri, Dan dari data yang kita punya, anda pun tidak pernah dendam kepadanya…”

Tersangka: “Ceritanya begini pak, waktu itu saya dari jakarta akan berangkat ke Surabaya dengan menggunakan kereta api, saya naik kereta satu gerbong dengan nenek itu. Saya duduk di dekat jendela & nenek itu berada tepat di sebelah saya.

Setelah kereta melewati pemberhentian pertama, datanglah pria yang akan memeriksa karcis kami.

Nenek itu lebih dulu dimintai karcis, kemudian nenek itu mengeluarkan tasnya yang besar dan di dalam tasnya yang besar dia mengeluarkan tasnya yang kecil dan di dalam tasnya yang kecil dia mengeluarkan dompet yang besar dan di dalam dompet yang besar dia mengeluarkan dompet yang kecil dan di dalam dompet yang kecil ada dompet tangan dan di dalam dompet tangan ada karcis kereta tersebut dan dikasihlah kepada si pemeriksa karcis, kemudian si pemeriksa karcis mendatangi saya dan saya berikanlah langsung karcis saya tersebut.

Kemudian tidak lama setelah pemberhentian pertama kereta kembali berhenti di pemberhentian kedua. Lagi-lagi di sana hadir pemeriksa karcis, nenek itu kembali didatangi lebih dulu dan kemudian dia mengeluarkan tasnya yang besar dan di dalam tasnya yang besar dia mengeluarkan tasnya yang kecil dan di dalam tasnya yang kecil dia mengeluarkan dompet yang besar dan di dalam dompet yang besar dia mengeluarkan dompet yang kecil dan di dalam dompet yang kecil ada dompet tangan dan di dalam dompet tangan ada karcis kereta tersebut dan dikasihlah kepada si pemeriksa karcis, kemudian si pemeriksa karcis mendatangi saya dan saya berikanlah langsung karcis saya tersebut.

Setelah 30 menit kemudian, kereta kembali berhenti untuk pemberhentian ketiga. Dan lagi-lagi datang si pemeriksa karcis, nenek itu kembali didatangi lebih dulu dan kemudian dia mengeluarkan tasnya yang besar dan di dalam tasnya yang besar dia mengeluarkan tasnya yang kecil dan di dalam tasnya yang kecil dia mengeluarkan dompet yang besar ada domp….”

Hakim: (PLANNKK!! *mengetuk palu*) Tolong ya, Saya mohon sodara lebih serius sedikit di pengadilan ini..! jangan main-main ya!”

Tersangka: “Tuh kaan… Baru sampe stasiun ketiga aja pak hakim udah sewot! Saya sampai Surabaya Pak! Surabayaaaa…. ­­­!”

●●●

HUMOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang