34. Tarawih, Ulah Anak-anak

1.4K 51 0
                                    

13 Agustus 2018

MASJID di samping rumah Pak Bambang masih penuh. Padahal, masjid kompleks sebelah mulai lengang karena warga lebih banyak ke mal.

Karena penuhnya masjid di samping rumah Pak Bambang, pengurus masjid memindahkan anak-anak ke lokasi ruang pengajian. Lokasi itu menempel dengan sisi kiri dinding masjid.

Akibatnya, makin bebaslah anak-anak gank Boding dkk. bercanda dan jail pada teman-temannya. Namun, mereka kucing-kucingan dengan Pak Bambang, lelaki berkumis tebal yang suka berteriak memarahi anak-anak.

"Hoi...jangan ribut!" Teriak Pak Bambang yang bertindak bagaikan satpam mesjid.

Rakaat pertama, imam sedang membaca Al-Fatihah. Saat Dudung berdiri, Lancuk mengendap-endap datang dari belakang. Pelan-pelan lancuk mengangkat sarung bagian bawah belakang, lalu kain sarung itu diselipkan ke pinggang Dudung.

Terlihatlah betis dan paha celana pendek merah si Dudung yang biasa dipakai ke sekolah. Dudung pun melotot dan membatalkan shalatnya sambil mendorong si Lancuk.

Lancuk malah menjatuhkan badannya ke teman-temannya sehingga mereka berjatuhan satu persatu seperti efek domino. Temannya malah tertawa membalas dorongan badan Lancuk.

"Aamiin," teriak seluruh jemaah. Anak-anak pun berhamburan berdiri kembali.

Dudung lalu terburu-buru takbir dan melanjutkan shalatnya. Ia takut ketinggalan rakaat pertama.

Lancuk masih cengar-cengir. Bodin berdiri di samping Lancuk tersenyum-senyum.

Dudung dkk sedang khusyuk shalat, ketika mereka sujud, tiba-tiba Boding mendekati Dudung. Kedua tangan bodong menarik kedua kaki Dudung yang sedang sujud sampai dua kaki Dudung tertarik lurus, sehingga tangannya dudung menjadi lurus ke depan, tertidur seperti orang tiarap. Boding dan Lancuk terbahak-bahak cekikan menahan suaranya.

"Setan kamu Boding, batalmi," kata Dudung sambil berjalan ke bagian ruangan shalat utama bergabung dengan barusan bapak-bapak.

●●●

Awas Garing!!!

HUMOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang