Pergi?

3K 268 6
                                    

Tok ... tok ... tok ....

"Masuk aja," sahutku tanpa melihat ke arah pintu.

Namun, setelah satu menit, tak ada tanda-tanda seorang akan masuk. Aku hanya menggedikkan bahu tanda tak acuh dan melanjutkan pengerjaan PR MTK yang harus dikumpulkan besok.

Tok ... tok ... tok ....

"Masuk!" Kini suara sahutanku agak lebih keras. Aku kesal bukan main karena hal itu tentu saja mengganggu konsentrasi belajarku.

Kepalaku masih menunduk dengan mata yang tak sedikitpun teralihkan dari soal-soal MTK yang banyaknya bukan main.

Tok ... tok ... tok ....

Aku terdiam dan mengambil ponselku. Aku baru menyadari sesuatu hal yang tidak beres.

Nadira Roro Lespati

Kak, bisa ke kamar Dira?

Aku menunggu balasan Kak Kenan dengan harap-harap cemas.

Kak Kenan 🌻

Kenapa, Dir?

Nadira Roro Lespati

Ada yang ganggu Dira. Aku pikir itu tadi Kakak.

Kak Kenan 🌻

Yaudah kakak ke sana. Kamu baca doa dulu, ya.

Nadira Roro Lespati

Iya.

Aku melemparkan ponsel ke atas kasur dan mencoba untuk lebih fokus mengerjakan soal berikutnya.

Ceklek ....

"Kenapa?" tanyanya yang langsung menutup pintu dan duduk di sofa kesayanganku.

"Tadi ada yang ketok pintu beberapa kali. Aku pikir itu Kak Kenan, tapi aku baru ingat kalau Kak Kenan ke kamar, pasti langsung masuk tanpa ketok pintu dulu." Aku sedikit memijat pelipis karena rasa pusing yang sudah mulai menyerang.

Ia sedikit tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Iyaudah lanjut lagi aja belajarnya. Kakak tunggu sampai selesai. Habis itu tidur, ya!" perintahnya sambil beralih menatap layar ponsel.

Aku mengiyakan saja. Lagipula aku harus benar-benar menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Wush ... wush ... brag ....

Entah ada apa di luar sana, tiba-tiba saja jendela kamarku terbuka dengan sedikit keras. Netraku menatap ke arah Kak Kenan dengan sedikit bingung.

"Aneh. Enggak biasanya seperti ini." Ia langsung bangkit dari duduk dan melongok ke arah luar. "Tapi di luar enggak sekencang ini anginnya." Kepalanya menggeleng tanda tau jika ada sesuatu yang tak beres. Perlahan ia menutup jendela kembali.

"Mungkin ada yang iseng." Tak ingin ambil pusing, aku langsung melanjutkan aktivitasku kembali.

"Kamu belum sholat isya, ya?" Pertanyaannya membuatku langsung menoleh.

Aku menepuk dahi sembari membelalakkan mata. "Astaghfirullah, iya lupa, Kak!"

Ia mengembuskan napas berat. "Sholat dulu sana! Pantas saja dari tadi mudah diganggunya."

Aku mengangguk dan segera menutup buku. Tanpa ancang-ancang lagi, aku bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Selesai wudhu, ada sesosok bayangan yang muncul dekat jendela. Karena tak ingin ambil pusing, langsung saja kutinggalkan hal aneh itu.

Bisikan Mereka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang