Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Nah, kayak gini kurang lebihnya. Bisa kan?”
Hening.
“Stela, kamu denger Bunda, nggak?”
Masih hening.
Karena tak kunjung mendapat sahutan, Irene menoleh kearah buah hatinya yang ternyata sedang pegang sendok sambil terbengong menatap kosong kearah kue yang hampir jadi itu. Irene menghela nafas, diajakinngobrolmalahbengong. “Stela!”
Suara yang Irene ciptakan sepertinya belum mampu menyadarkan Heejin dari lamunan.
“Ya Allah, Stela!”
Alhasil Heejin terperanjat dan buru-buru menoleh sambil berkata. “Ya, Hyunjinㅡ” yang kemudian dia langsung membekap mulutnya sendiri.
Sepertinya benar-benar ada yang salah dengan dirinya hari ini!
Kening Irene berkerut. “Apa? Kamu bilang apa?”
“E e e nggak kok, Bun! Nggak bilang apa-apa!” kilah Heejin berdoa semoga Bundanya tidak mendengar apa yang keluar dari mulutnya barusan.
Alis Irene saling bertautan menatap setengah menyelidik kearah puterinya itu. Tapi, tak berlangsung lama dia menyerahkan sekantong plastik krim pada Heejin, meminta anak gadisnya itu untuk menghias kue, sama seperti apa yang tadi dia lakukan saat Heejin malah sibuk melamun.
Heejin pasrah saja ketika Irene mendumel karena harus menjelaskan ulang bagaimana caranya meletakkan krim dengan baik dan benar.
Butuh waktu 10 menit untuk Heejin menyelesaikan kuenya. Untuk ukuran newbie seperti dirinya ya wajar saja sih. Tidak seperti Bunda Irene yang belum 5 menit saja sudah selesai.
“Cobain, Bun! Eh tapi, ntar foto dulu!” seru Heejin kemudian mengambil ponselnya yang dicharge diatas kulkas lantas memotret kue yang telah jadi tersebut.
Irene terkekeh. “Alhamdulillah kuenya sukses. Mau di makan langsung semua?”
Heejin kembali memasukkan sesendok kue kedalam mulutnya, “Simpen aja setengahnya besok mau Stela bawa ke sekolah!”
“Mau dibagiin ke temen-temen?”
“Nggak, mau dipamerin aja!”
Yang langsung Irene hadiahi sebuah jitakan pelan. “Kamu tuh ya!”
“Hehe. Ya, Bun mau dibagiin!”
Irene bergerak kearah wastafel untuk mencuci tangannya yang sedikit terkena krim yang membuat tangannya lengket. Sekalian mencuci peralatan masak yang digunakan untuk membuat kue barusan.