Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“OH BUNDA PANCARKAN CANTIKMU...”
Irene menatap datar puterinya yang tengah tertawa di atas tempat tidurnya dari pantulan cermin rias. Kegiatannya memoles bibir menggunakan lipstik pun selesai.
Kecantikan sudah paripurna.
Siap!
Heejin masih terkikik atas kalimatnya sendiri barusan. Cewek itu sedang asyik mengamati sang Bunda yang tengah bersiap untuk berangkat ke acara reuni angkatan SMA.
“Makasih ya Bunda...”
Dahi Irene mengkerut, “Buat?”
“Wajah cantik Bunda, berkat itu aku jadi ikutan cantik.”
Giliran Irene yang tertawa pelan, merasa ada-ada saja dengan puterinya itu. “Apasih? Kamu tuh ya...”
“Bun kapan-kapan ajarin aku dandan dong?” celetuk Heejin memposisikan tubuhnya tengkurap dengan wajah menghadap kearah Irene.
Seorang Heejin yang bau bedak bayi minta diajarin dandan? Wah, ada apa ini? “Ya, ntar Bunda ajarin.”
Ponsel yang Irene tinggalkan di dekat TV terdengar berbunyi sekilas, sepertinya ada pesan masuk. Wanita itu keluar dari kamar meninggalkan Heejin yang masih bergulingan diataa tempat tidurnya untuk mengecek ponselnya.
Sehun Rene? Aqjmputskrang y? Sendlock
Irene Oh ya, akuudahsiap. Ya.
read.
Irene kembali melenggang masuk kedalam kamar untuk mengambil tas setelah mengirimkan lokasi rumahnya pada Sehun agar pria itu dapat dengan mudah menemukan alamat rumahnya.
“Sayang, Bunda abis ini berangkat. Bunda usahain pulangnya nggak bakal malem-malem kok, sayur sama lauknya udah Bunda angetin terus ntar mau maghrib semua jendelanya ditutup ya? Jangan sampe kelupaan!”
“Ya, Bunda.” sahut Heejin tapi, fokusnya tertuju pada ponsel ditangannya.
“Kalo ada apa-apa langsung telepon Bunda, ya?”
“Ya, Bunda.”
Irene menggeleng pelan melihat Heejin yang hanya ya bunda ya bundasaja tapi, sama sekali tak melihat kearahnya. “Lagi hapean sama siapa sih? Bundanya ngomong cuma diiya-iyain aja!”
Lantas Heejin cengengesan.
Kedua perempuan itu kemudian didistraksi oleh suara sapaan seseorang dari depan rumah. Irene bergegas keluar dari kamarnya untuk memeriksa siapa gerangan yang bertamu sore begini.
