satu enam🍂

815 143 26
                                    

Pukul sebelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul sebelas.

Seperti lelah enggan menyapa, Heejin masih terduduk dengan nestapa. Entah mau berapa lama raganya akan tetap disana. Terakhir kali, saudara tirinyaㅡYirenㅡgagal untuk membujuknya hanya sekedar untuk bicara. Ia benar-benar menyamankan diri dengan sendiri.

Ddrrtt...

Sepasang kenari itu melirik kearah benda pipih yang tengah bergetar, berkedip-kedip. Sama sekali tak minat mengulurkan tangan, ponsel itu dibiarkan terabaikan. Tanpa harus repot peduli bahwa seseorang disana mengerang kesal karena perbuatannya.

Seperti enggan menyerah, miliknya itu kembali menyala layarnya. Baiklah, Heejin menyerah. Digapai ponsel dengan softcase warna pink pastel itu, diperiksanya siapa gerangan yang pantang menyerah mengusiknya.

Incoming call from Hyunjin...

Ah benar, sudah tiga hari ini semua panggilan masuk dari, cowok itu dia abaikan. Bukan mengapa, dia masih belum bisa jika dituntut banyak bicara, bercerita soal lara yang menyapa.

Panggilan itu disudahi, mungkin yang disana sudah lelah. Hendak mengembalikan ke tempat semula, sebuah pesan chat mengambil alih atensinya.

Hyunjin
|Hee lo baik kn?
|Td gw krumah lo tapi sepi
|Lo kmana? Gk pndah rumah kn?

Senyum tipis terlukis. Ada rasa senang yang menjalar tapi, jika diminta menjawab pertanyaan pertama yang Hyunjin ajukan, dia masih belum dikatakan baik.

Hyunjin
|Diread
|Hee 😁

Pasti anak itu menunggunya! Heejin kasihan juga.

Heejin
|Gue gapapa
|Gue di jkt

Hyunjin
|Ya knp gk blang?
|Di chat di tlpon gk ada respon

Heejin
|Maaf

Hyunjin
|Ya pangeran maafin :))

Satu senyum itu masih bertahan. Memandangi layar ponsel yang perlahan kehilangan cahaya, meredup. Bersamaan dengan menghitamnya layar, senyumnya pelan menghilang tergantikan suram.

Hyunjin
|Tidur hee udh mlem
|Kalo jelas gini kn gw jd gk khawatir

𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝘽𝙞𝙖𝙨𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang