satu nol🍂

892 157 42
                                    

Pelajaran masih berlangsung namun, alih-alih mendengarkan sang guru yang tengah membahas materi pelajaran, cowok bermata sabit dengan tahi lalat di bawah mata kirinya itu tampak sibuk sendiri dengan kertas di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelajaran masih berlangsung namun, alih-alih mendengarkan sang guru yang tengah membahas materi pelajaran, cowok bermata sabit dengan tahi lalat di bawah mata kirinya itu tampak sibuk sendiri dengan kertas di tangannya.

Heejin menghela nafas ketika Hyunjin dengan sengaja terus memainkan burung kertasㅡyang cowok itu buat hasil dari menyobek buku tulis bagian tengahnyaㅡdengan cara menggerakkannya didepan wajahnya.

“Hyunjin!” tegur Heejin setengah berbisik. Tak ketinggalan mata belonya membulat tanda dia sedang serius.

Acuh, Hyunjin malah mendekatkan posisi duduknya dan sibuk memainkan mainan barunya itu. Pagi menjelang siang ini kebetulan sedang diisi dengan materi salah satu pelajaran lintas minat yang Hyunjin sama sekali tidak tertarik.

“Lo yang bener dong duduknya ih!” omel Heejin masih dengan berbisik.

Ya mau bagaimana lagi, posisinya Hyunjin itu duduk menempel pada Heejin dengan dagu yang diletakkan di atas meja sedangkan tangannya masih setia memegang burung kertas yang baru saja dia buat.

Sunwoo, penghuni bangku belakang mereka hanya senyam-senyum tidak jelas memandangi kedua temannya itu.

“Bosen, Hee. Gurunya suruh nggak masuk aja tadi!” sahut Hyunjin yang kemudian menegakkan badannya.

“Ya lo aja nggak usah sekolah!”

“Dih galak!”

Lalu Heejin tidak lagi buka suara. Cewek itu bergerak meraih bolpoin untuk mencatat materi yang dijelaskan di papan tulis.

“Heejin, kita main aja yuk?” bisik Hyunjin persis bocah tadika mesra.

Ya Allah, Heejin sabar!

Heejin menatap malas kearah oknum yang menghuni bangku disampingnya.

Lantas Hyunjin kembali menarik kertas yang terdapat pada bagian tengah buku tulisnya. Lipat sana lipat sini dan akhirnya satu buah burung kertas jadi.
“Nih, burung buat lo!” ujarnya menyerahkan burung kertas itu pada Heejin.

Heejin masih mengamati Hyunjin dan burungnya, burung kertas maksudnya.

“Eh bentar!” seru Hyunjin kemudian mengambil kembali burung itu untuk dia tulis sesuatu pada sayapnya menggunakan stabilo warna pink milik Heejin.

Ini anak ngapain sih? Gadanta.

“Nah, udah!”

Yang Heejin lihat ada namanya pada sayap kanan burung kertas made by Hyunjin itu. Lantas mata bulatnya bergulir pada sosok Hyunjin yang menampilkan cengiran khasnya. Ternyata burung yang satunya juga bernasib sama, bedanya di sayap kanan tertulis nama Hyunjin sendiri.

Burung kertas itu masih tergeletak diatas buku tulis milik Heejin. Matanya kembali tertuju pada Hyunjin yang kini tengah menatap kearah lain. Diangkatnya hasil karya Hyunjin itu, sekali lagi ah tidak, dua kali, ehm tiga kali Heejin menggumamkan namanya yang tertulis disana.

𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝘽𝙞𝙖𝙨𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang