perasaan yang aneh

37 9 0
                                    

Kamispun tiba.

"Duhh gua pulang sama siapa ya?. Mana si bang gyan ga bisa jempul lagi" bingung sabrina yang sedang mondar mandir di lobi sekolah.

Tiba tiba.....

"Bin.... Ngapain disini?" sentuhan tangan dito tepat di pundak sabrina membuat ia sedikit terkejut.

"Dii....dito? Lu ngapain disini?" tanya sabrina canggung

"Ya gua mau pramuka lah. Lu sendiri ngapain?" ucap dito dengan pertanyaan baliknya.

"Mmmm. Gua..." wanita itu terdiam sesaat dengan hatinya yang berbicara

'duhh bilang ga ya? Males juga bilang ke dia, ga penting banget' ujar hati sabrina

" mm gua lagi berdiri aja sih. Yaudah sana kumpul" ucap wanita itu pura pura santai

"Lu pulang sama gua!" tegas dito membuat wanitanya membulatkan mata sambil menatap dito dalam dalam

"Apaan sih to. Gua bisa naik angkot" jawab sabrina balik tegas

"Lu sekarang tanggung jawab gua, gua ga mau lu kenapa napa. Sayang" ucapan dito dengan memegangi kedua belah pundak wanitanya dengan wajah datarnya.

Jujur saja entah kenapa sabrina semakin canggung mendengar ucapan sayang yang dilontarkan dito tepat di depan wajahnya.

Mereka terdiam sejenak dalam tatapan yang sangat indah hingga tidak ada kedipan sedikitpun.

"Ditooo" teriak seorang pria paruhbaya di depan lobi yang membuat tatapan itu hilang.

"Ia ka.. "
Jawab dito dengan mendekati pria tersebut sembari membawa kekasihnya dalam dekapan tangannya. Sabrina hanya mampu menatap lengannya tersebut yang hanyut dalam dekapan tangan dito.

" semuanya udah kumpul ka di aula, tinggal nunggu kaka aja" akhir obrolan mereka. Tanpa di sengaja pria paruhbaya itu menatap sabrina dengan tidak asingnya.

"Bina?" tanya pria paruhbaya itu
Kakasih dito hingga ia mendongakkan kepalanya dengan terkejut

"Om darma?" ucap sabrina

"Kamu jadi sekolah disini?" ucap pria tersebut yang ternyata om dari sabrina

"Hehe... Ia om. Om jadi kaka pelatih pramuka disini?" tanya sabrina sembari tersenyum polos

"Ia bina. Kamu ga mau ikutan pramuka lagi?" tanya om darma.

"Engga ah om. Jangankan pramuka, pmr aja aku udah engga" jawab sabrina

"Loh kenapa?" tanya om darma bingung.

"Gapapa om. Kan om tau sendiri sekarang gimana keadaan aku" lesuh sabrina, hingga tidak menyadari bahwa dito berada disampingnya.

"Yaudah yu bin ikut masuk ke dalem sama om" ajak om darma, dan di balas senyuman oleh keponankannya yang menandakan ia.

Sabrina melepaskan cekalan tangan dito dengan tidak sadar. Dito hanya bisa bersabar melihat perlakuan kekasihnya tersebut.

_______________________________________

"Hati hati ya om" teriak sabrina pada om darma yang kini menghilang di balik gerbang.

"Yaudah yu kita pulang" ucap dito dengan tiba tiba

" yaudah " jawab sabrina sembari menaiki kendaraan beroda dua milik dito.

Selama perjalanan mereka berdua hanya sibuk dengan fikirannya masing masing hingga ..

"To" "bin" ucap mereka bersamaan.

"Lu dulu aja" sabrina angkat bicara

"Ngga lu dulu aja. Ladies first" jawab dito

"Mmmmm.... Dito" suara pelan terdengar dari kursi penumpang

"Hmmm"eraman dito

"Gua minta maaf ya" raut muka bersalah dari sabrina yang membuat dito heran

"Minta maaf untuk?" pertanyaan dito dengan tetal fokus pada jalanan

"Untuk kejadian tadi,gua udah cuekin lu. Sorry banget ya gua ga maksud"suara lebih pelan lagi dari sabrina gang merasa bersalah

"Sans aja kali gua ga ambil pusing. Dan lagian itu bukan masalah buat gua"senyuman dito yang agak kecut tapi enggan memperlihatkannya

"Tapikan gua ga enak" masih dengan raut muka bersalahnya

"Yang ga enak itu adalah ketika seseorang mencintai orang lain karena kasian atau hanya sebagai pelampiasan" kata kata dito yang membuat batin sabrina bergejolak

"Maksud?" perasaan bersalah bercampur aduk dengan kebingungan. Apakah dito tau bahwa sabrina menerimanya hanya sebagai pelampiasan?.

"Udahlah ga usah di bahas" ketus dito.

Sesampainya di rumah sabrina....

"Tq ya udah mau nganterin gua" ucap sabrina yang susah membuka kuncian dari helm milik dito

"Ia samasama" jawab dito sambil membuka kuncian di leher sabrina.
 
Entah ada apa dengan wanita itu, ia menatap dito seakan akan bukan benci namun cinta. Benarkah sabrina kini mulai mencintai dito?

Dalam kamar... Seorang wanita terdiam di sofa dekat tempat tidurnya.

"Kenapa gua jadi kaya gini sih" batin wanita itu sembari mengulang kembali ingatan tentang perkataan dito tadi.

"Yang ga enak itu adalah ketika seseorang mencintai orang lain karena kasian atau hanya sebagai pelampiasan"  perkataan itu terus terngiang dalam telinganya, hingga tanpa di sadari ia meneteskan air matanya

Disisi lain

Ditopun terpuruk memikirkan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan sabrina. Apakah dia harus mengakhiri hubungannya yang baru seumur jagung, atau tetap bertahan meski dalam keadaan menyakitkan yaitu mencintai tapi tak dicintai.

SABRINA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang