Munafik dengan perasaan sendiri adalah hal paling di benci setiap manusia. Percayalah aku tak ingin ini, namun takdir sudah memutuskan
_silvia_
Readers sebenernya kata kata yang sering muncul di awal itu ga ada kaitannya dengan cerita ini, tapi hanya apa yang ada di fikiranku aja.
Silahkan lanjut.....
Setelah kejadian itu sabrina memulai cerita barunya bersama gama, mungkin ia belum mencintai gama, tapi sabrina akan berusaha untuk tidak membuat hati pria itu tersakiti
From : Gama
Assalamu'alaikum??Good morning💖
Ayo bangun jangan ngebo mulu sayang
Inget kewajiban
Sabrina akhirnya terbangun setelah beberapa saat ponselnya berdering
To : Gama
waalaikumsalamMorning😊
siapp pak boss😪
Melihat pesan yang masuk di layar ponsel sabrina, mengingatkan kembali ia pada dito
'Dit aku kangen' rintian hati sabrina, tanpa di sadari setetes air mata telah jatuh membasahi pipinya.
Tapi jika ia terus memikirkan pria itu ia akan semakin terpuruk, sabrina memutuskan sejak berhubungan dengan gama ia akan berusaha melupakan dito demi gama
School
Akhirnya sabrina sampai di sekolah, seperti biasa gyan yang mengantarnya
"Lu ngerepotin banget sih, gua masih tidur juga lu minta anter" kesal gyan yang masih menduduki kendaraannya
"Heh lu itu udah lulus, cari cari kerja ke dari pada tidur mulu. Udah bagus gua bangunin supaya ada aktivitas" ucap sabrina sembari menuruni kendaraan beroda dua milik kakaknya itu
"Bisa ae lu bubuk rengginang" gyan yang mengambil helm dari adik kesayangannya
"Eh buseeettt.. Pulang lu sanah kripik bonteng" decak sabrina
"Gua mau kuli ah" candaan gyan
"Kuliah p'a"
"Ya itu maksudnya"
"Dadah adikku sayang" lanjut gyan sambil melajukan motornya
Sabrina menghiraukan ucapan terakhir kakaknya itu dan bergegas masuk ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [COMPLETED]
Teen FictionTidak perlu mencintai jika hanya memberi luka terdalam untuk dendam yang telah kusam