hari yang hancur

49 8 0
                                    

Author POV

Hari ini 3S kembali bersama seperti tidak ada beban
   Ketika mereka hendak pergi menuju kantin sekolah tiba tiba saja dengan sekuat tenaga seseorang menarik lengan Sabrina.

"Gua pinjem dia sebentar" ucap orang itu. Kedua sahabat Sabrinapun hanya bisa mengangguk heran

   Dibawalah sabrina ke rooftoop dengan penuh amarah oleh orang itu

Sabrina's POV

"Apa apaan sih kamu" kesalku sembari melepaskan cengkraman Dito dengan paksa

"Apa!!!! Lu yang apa apaan" ucap Dito dengan raut muka penuh amarah menatap jelas padaku

   Aku hanya bisa terdiam tanpa mengerti sepatah katapun yang Dito maksud

"Gua tau. Kenapa semalem lu nginep kerumah Via,lu ga mau ketauan kalo lu hamil. Hah!! Dibayar berapa lu. Sampe bisa semurahan itu" kata kata Dito dengan senyum kecutnya di sebelah bibir yang ia angkat. Seketika aku tidak terima dengan kata Dito yang mengecapku sebagai wanita murahan.

'Plakk'
Tamparan ku untuk pria itu

"Aku ga tau apa yang kamu maksud! Tapi aku ga suka kamu bilang kalo aku itu murahan" kataku menunjuk Dito dengan wajah merah menahan air mata

   Ditopun mengotak atik ponselnya kemudian menunjukan sebuah foto yang membuatku terkejut

"Ini!!! Buat apa lu beli alat itu. Hah" ucapnya memegang rahangku dengan sangat kencang, membuatku merasakan sakit di bagian itu

"Dito lepas.. A...aku bi...bisa je..jelasin" usahaku melepaskan cengkramam keras Dito

"Ga perlu ada yang lu jelasin. Cewe murahan kaya lu ga cocok buat gua. Oh ia gua belum tau nih. Lu dibayar berapa per malem?" Dito seperti menyindirku dengan apa yang sebenarnya hanya dia fikirkan

   Sekali lagi aku menamparnya dengan penuh amarah

"Aku cape Dit dicap cewe murahan sama kamu. Aku ga tau kamu berfikir apa tentang aku. Yang pasti aku bukan cewe murahan" kini air mataku tak bisa di bendung lagi. Sungguh aku sangat sakit hati dengan pernyataan yang dituduhkan padaku.

   Aku bergegas pergi dari tempat itu dengan penuh tangis. Namun sebelum aku jauh dari penglihatan Dito, ia melontarkan kata kata yang sungguh membuatku sangat rapuh

"KITA PUTUS" Teriaknya.

  Aku hanya mengacungkan jempolku dengan jawaban ia, kemudian berlari menuju toilet

   Aku memutuskan untuk berhenti menangis karena tangis bukanlah penyelesai masalah

   Setelah itu aku kembali ke kelas dengan senyuman yang ku ukir diwajah ini meski sangat bertolak belakang dengan hatiku

  Kini ku duduk di bangku yang memang sering aku tempati

"Bin" teriak kedua sahabatku yang berlali menghampiriku

"Lu ga diapa apain kan sama Dito" tanya Via tergesa gesa

"Diapa apain apanya? Ya engga lah" tawaku

"Santai aja kali" lanjutku

"Terus kenapa dia narik lu. Terus kayanya marah gitu"_Selina

" ga ada apa apa ko. Cuma masalah kecil"_kataku

"Tapi lu benerkan. Jangan boong"_Silvia seperti mengintimidasiku

" ia sayang sayang ku" ucapku lebay

"Yaudah deh.. Kita ke kelas dulu ya"_Via dan Lina

" oke"_jawabku singkat

Akhirnya mereka meninggalkanku, aku tidak ingin mereka tau tentang masalahku. Biarkanlah ini menjadi urusanku sendiri.

SABRINA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang