Dito Syahputra

148 27 0
                                    

Pandangan pertama bagiku, adalah satu langkah untuk mencintai
_Dito syahputra


Disisi lain

"Kalian apa apaan sih. Lepasin" ucap Silvia dengan kesal dan melepaskan bungkaman Tio di bibirnya.

"Tau lu. Kenapa emang hah?" tanya Selina mendesak pada Bani.

"Syuuuttt kalian jangan berisik" ucap Tio dan Bani secara bersamaan.

"Ngapa emangnya?" tanya Selina lagi.

"Udah lu diem dulu, biarin Dito ngomong ama Bina " jawab Bani dengan mendekat ke arah Selina.

"Siapa lu ? nyuruh gua diem hah. Lu bukan bonyok gua" kesal Selina dengan melipat kedua lengannya dengan angkuh sambil menatap keras kedua bola mata Bani.

"Gua emang bukan siapa siapa lu tapi kasih mereka kesempatan buat ngobrol, dan setelah itu lu bebas mau nemuin si Bina sesuka hati lu, tapi ngga sekarang. Ngerti!" mata tajam Bani kembali membalas tatapan Selina, kini jarak mereka mungkin hanya 10cm.

Bukannya Silvia dan Tio membantu merelai, malah mereka berdua memperhatikan perdebatan antara Bani dan Selina yang cukup menyenangkan bagi mereka berdua.

Sampai pada akhirnya bel masuk berbunyi membuat mereka berempat berhamburan kembali ke kelasnya masing masing.

~

~~

"Baik pelajaran hari ini dicukupkan sampai disini, jangan lupa tugas rumah yang ibu kasih tadi tolong di kerjakan dan besok harus dikumpulkan. Assalamu'alaikum" ucap Bu Mela Guru Matematika dengan berlaju pergi

"Waalaikumsalam" jawab semua siswa di dalam kelas 10 mipa 2.

Seperi di Smp dulu, Sabrina tidak langsung keluar kelas melainkan menunggu sekolah sepi, barulah ia pergi.

Tiba tiba saja ketika Sabrina hendak menggendong tasnya, Silvia dan Selina datang dengan tergesa gesa.

"Bin...bin" ucap mereka berdua dengan nafas yang tidak beraturan.

"Kalian kenapa sih?" tanya Sabrina heran, kemudian mendaratkan bokongnya kembali di kursi.

   Tak ada jawaban dari Silvia dan Selina, namun mereka langsung duduk di bangku dekat Sabrina.

Setelah mereka berhasil mengatur nafasnya, Sabrina kembali menanyakan maksud dari kedatangan mereka.

"Kalian kenapa sih?"

" lu tadi ngapain sama Dito?" bukan nya jawaban yang di dapatkan oleh Sabrina malah pertanyaan yang membuat Sabrina kesal.

"Kalian apaansih jadi ke anak itu segala?! Gua males bahasnya" jawab Sabrina memutar bola matanya malas.

"Aelah Bin gua tanya bener bener juga, lu malah jawab ketus gitu" ucap Selina.

"Udah ah gua males bahasnya, gua mau pulang beyyyy,

" Assalamu'alaikum" pamit Sabrina yang disertai kekesalan oleh kedua sahabatnya yang sudah capek capek menghampirinya namun mendapatkan jawaban nihil dari Sabrina.

***

Dito's home

Di dalam ruangan bernuansa gelap dengan kaligrafi di dinding kamar sekarang Dito berada, masih membayangkan lamunan tentang wanita ketus berbadan mungil itu siapa lagi kalau bukan Sabrina.

   Setelah Dito membersihkan dirinya, ia kemudian berbaring di kamarnya yang luas itu. Lamunanpun dimulai

Flash back on

Pertama masuk sekolah, waktu itu pandangan Dito seakan akan terhenti pada gadis cantik yang terlihat malu memasuki sekolah, entah ada apa dengannya tiba tiba saja Dito seperti langsung merasakan sesuatu yang berbeda dalam hatinya. Cin5a pada pandangan pertama..

Posisi wanita itu benar benar persis di depan Dito, Matanya sama sekali tidak ingin berpaling dari gadis tersebut, bahkan tidak sedikitpun, hingga teman Dito yang biasa disapa Fikri memanggilnya, tapi tetap saja Dito masih dalam tatapannya itu.

Fikri hanya bisa mengeleng gelengkan kepalanya.

Batin Dito tiba tiba berbicara sendiri

'cantikk...' pujian tentang gadis itu.

Entah siapa namanya tapi untuk yang pertama kalinya Dito merasakan hal yang berbeda terhadap gadis itu.

   Gadis yang sedari tadi dipandangi oleh Ditopun kini bertemu dengan 2 orang, mereka terlihat akrab dan sepertinya mereka adalah sahabat dekat.

   Dito juga sempat mendengar semua pembicaraan mereka dengan jelas

"Assalamu'alaikum.. Ih kalian ya kirain gua belum dateng, gua malu tau sendirian" keluh wanita tersebut pada temannya itu.

" sorry deh. Lagian lu juga sih pake acara malu segala" ujar temannya .

"Tau luh. Biasanya juga malu maluin" ucap temannya yang satu lagi .

"udah berissikk lu pada" kata wanita tersebut,kemudian ia mengerutkan bibirnya itu yang buat gua senyum senyum sendiri karena lucu.

Dan sejak itu pula gua tau namanya. Mereka bertiga berjalan ke arah koridor utama.

Lamunan ditopun tiba tiba buyar karena baju berseragam putih abu beralmet berbicara

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhh... Baik bagi peserta MPLS dimohon berkumpul di lapangan segera dihitung dari 1 sampai 5. Satu...... Dua......."

Off

Dito terus terfikir saat pertama dia bertemu dengan Sabrina.

Tiba tiba saja lamunan Dito hancur mendengar ketukan disertai jeritan adiknya yang memanggilnya di pintu kamarnya.
 
   Sebenarnya Dito bisa dibilang most wanted karena banyak sekali wanita yang mengaguminya karena kepintaran, ketampanan, dan kekayaan.

   Yah Dito sangat tampan dengan hidungnya yang mancung, bulu matanya yang lentik, alis hitamnya,  rahang yang cocok sekali di wajahnya bahkan yang paling disukai oleh para wanita adalah senyuman dan gingsulnya.



Voment guyss🙏😁😊

SABRINA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang