Author POV
"Apa!!!!? Si gama gila abis sumpah. Perlu gua kasih pelajaran" kesal selina setelah mendengar cerita sabrina
"Pelajaran apa? Matematika, bahasa indonesia?" pertanyaan sabrina pura pura tidak tau apa yang dimaksud sahabatnya itu
"Si bina ama dito setuju apa engga?"
'Pletek' suara jari manis selina membalas candaan sabrina dengan kesalYang tau permainan plus lagunya diem aja ya
"Yeeee. Malah becanda lu sel"
"Lu!!!!"
"Hahaha" tawa sabrina meledak melihat mimik muka sahabatnya memerah menahan amarah
"Gua serius sabrina!!!!"_selina
"Iaia. Sorry"_sabrina
Mereka akhirnya kembali duduk dan mengurungkan niat selina yang akan menghabisi gama. Katanya...
Selina melihat ke semua sudut dan menemukan sesosok yang sangat tidak asing
"Eh vi.. Sini gabung" lambaian tangan selina kepada silvia yang di acuhkan oleh wanita itu
"Si via masih ngambek sama gua ya?" rasa bersalah dari sabrina kian muncul kembali
"Engga gitu bin. Via masih butuh waktu buat sendiri" rayu selina agar sabrina tidak merenungkan kesalahan yang tidak ia sengaja
_______________________________________
Dito's POV
Baru kemarin rasanya gua liat lu sedih dan sekarang lu udah tertawa bersama sahabat lu, meskipun gua tau pasti masih ada rasa ketakutan di diri lu yang sama sekali tak ingin dilihatkan.
Di balik tembok.. Seperti biasanyalah gua berada untuk mengawasi wanita itu. Gak tau kenapa gua masih saja peduli. Perasaan benci gua kini mulai menghilang sedikit demi sedikit entahlah mungkin karena kejadian kemarin saat sabrina mengigau
Flashback on
seperti biasa gua pergi ke club malam bersama bani dan tio gua duduk di sebuah sofa dengan segudang wanita, ada saja yang berusaha mendekati gua tapi selalu berakhir kecewa, gua ga pernah mau melecehkan wanita sekalipun wanita terlaknat di samping gua ini. Pandangan gua lurus kedepan hingga gua menemukan sepasang kekasih yang hendak menuju lantai dua tempat dimana banyak sekali minuman terlarang disana. Gua ga habis fikir kenapa wanita itu mau di ajak ke tempat laknat ini.
Karena penasaran gua ngikutin mereka secara perlahan, setelah gua sampai di tempat itu gua mencari pasangan tersebut yang ternyata tengah menikmati minuman itu, namun yang ganjel di hati gua ialah ada dua orang pria yang memegangi wanita itu seperti memaksa untuk minum, tangan gua terkepal kuat seakan ingin membunuh mereka bertiga, tapi kembali lagi.. Siapa gua dimata sabrina hanya benalu... Gua kembali ke tempat gua.. Tak lama setelahnya gua melihat mereka keluar dari club ini, seperti biasa gua ngikutin mereka tanpa sengaja.
Apartemen Dirgantara disitulah sekarang gua berada, gua mencari pasangan itu namun kian tak gua temukan juga. Perasaan gua seakan tak bisa menerima ini gua cari di setiap pintu kamar dan akhirnya gua temukan mereka berdua. Untung saja kamar itu tak sebanyak apartemen pada umumnya sepertinya ini adalah apartemen pribadi
Gua dobrak pintu kamar terakhir dan akhirnya gua menemukan pasangan itu.... Sabrina dan Gama. Gua seperti tau niatan gama saat ini, segeralah gua beradu jotos dengan pria itu hingga ia tak berdaya.
Setelah iti segeralah gua bawa sabrina dalam pangkuan gua yang amat khawatir dengan keadaan wanita itu.
Off
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [COMPLETED]
Teen FictionTidak perlu mencintai jika hanya memberi luka terdalam untuk dendam yang telah kusam