Hati ini terlalu bodoh untuk menutupi perasaan cinta
_sabrina_
Sabrina's POV
Hari ini adalah hari liburku, seperti biasa tak ada rencana apapun untukku beranjak ke luar rumah.
Tiba tiba saja terdengar suara nyaring dari ponselku"Assalamu'alaikum?? Ada apa ma?"
.............
" Jam berapa?"
.............
"Oh. Oke, see you assalamu'alaikum"
Treet
Akhir percakapanku dengan gama.
'Biasanya dito dateng kesini disaat gua sama bang gyan berantem, sekarang? Dia ga ada. Ditt aku kaangen banget. Hikss' rintihan hatiku yang meneteskan airmata tanpa kusengaja. Satu hal yang saat ini menjadi pertanyaanku, apakah dia benar benar sudah membenciku atau hanya mimpi yang ku harap begitu.
Off
Sabrina tak ingin terlalu larut, akhirnya ia memutuskan untuk turun ke bawah dan sarapan bersama seluruh penghuni rumah.
"Morning mam, pah" sapa sabrina
"Morning sayang" jawab pasangan paruh baya itu
"Ohh abangnya ga disapa nihh" celetus gyan sambil mengerutkan bibirnya, pura pura marah
"Abisnya lu sih nyebelin, mau ninggalin gua" jawab sabrina yang ikut menyodorkan bibirnya itu dan duduk di samping gyan
"Uluh uluhh... Adik ku tersengklek ternyata ga ikhlas lepasin gua"ucap gyan merayu adiknya yang tengah marah itu
" sengklek sengklek... Dasar lu wiro!! Bukan gitu kan gua ga ada temen berantem lagi dong"
Merekapun diam sejenak kemudian sabrina melanjutkan pembicaraannya"Lagian kenapa sih mah pah bang gyan harus kuliah di amrik, kenapa ga di deket sini aja?" tanya sabrina pada kedua orang tuanya
"Itu kemauan kakak kamu sayang. Lagian apa salahnya sih demi cita cita dia" ucap mama rina
"Tapikan.... Huft... Yaudah deh. Tapi sekarang gua ikut nganterin lu kebandara ya" antusias sabrina dan di jawab angguka oleh gyan
Akhirnya mereka pergi mengantarkan gyan ke bandara..
Jam telah menunjukkan pukul delapan malam
"Mah pah bina sama gama pergi dulu ya" pamit sabrina dan gama
"Ia hati hati ya. Jangan pulang larut malam. Gama om titip anak om ya"
"Siap om" hormat gama seperti saat upacara bendera
"Assalamu'alaikum" salam mereka berdua bersamaan
Di perjalanan
"Gama kita mau kemana?" tanya sabrina yang masih berada dalam kendaraan beroda empat milik gama
"Udah kamu ikut aku aja sayang" ucap lembut gama mengelus elus puncak kepala sabrina dan hanya di balas anggukan oleh wanita itu
Sesampainya mereka di tempat yang gama inginkan sabrina langsung mundur satu langkah dari tempat itu.
"Gama lu ngapain bawa gua kesini?!!" pertanyaan tegas dari sabrina"Ayolah sayang kamu tenang aja, calm down honey" ucap lembut gama mencoba meyakinkan pasangannya itu
"Come on" ajak gama sembari melipatkan telapak tangannya ke tangan milik sabrina
Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam ruangan itu. Gama membawa sabrina ke lantai dua sembari menikmati sebotol minuman
"Sayang minum dulu" gama menyodorkan segelas air untuk sabrina yang di tolak mentah mentah oleh wanita itu
"Gua ga mau!!!" tegas sabrina yang hanya duduk di sebelah gama
"Ayolah honeyy. Sedikit aja" ucap gama sedikit memaksa
"Gua bilang gua ga mau!!!" tegas sabrina lagi hingga memecahkan gelas yang tadi memaksa untuk diminum itu.
"Guyss pegang cewe gua" suruh gama kepada kedua temannya itu. Akhirnya sabrina tidak dapat bergerak karena tekanan dari kedua sahabat gama
"Apa apaan lu. Gua ga......mmmmm..gam...." ucap sabrina yang tak kuasa menolak minuman dari gama karena pria itu meminumkan langsung ke mulut sabrina. Setelah habis barulah kedua sahabat gama melepaskan cekalannya
"Cowo laknat lu gama!!!" ucap sabrina yang kini tak sadarkan diri
"Hmmm... Kita nikmatin malem ini my honey" senyum licik gama yang kini membawa sabrina pergi ke sebuah apartemen milik keluarganya yang telah berubah kepemilikan menjadi Gama Arya Dirgantara.
Ceklek...
Ditutupnya pintu kamar dari sebuah apartemen
" ayo honey kita mulai waktu kita" ucap seorang pria yang tengah membawa wanita ke tempat tidurnya
Dibukalah perlahan pakaian yang digunakan pria itu dan kini ia hanya menggunakan celana selututnya. Kemudian pria tersebut mendekatkan dirinya ke wanita itu dan di ambilah gunting di atas laci dekat tempat tidur dan perlahan ia menggunting bagian tengah dada dari kain yang tengah di gunakan wanita tersebut, perlahan demi perlahan....
'Dugghhh'
Suara dari pintu kamar apartemen yang sepertinya telah terbuka paksa
"Minggir lu se*an, jauh jauh dari perempuan itu" ucap seseorang dengan segudang amarahnya dan langsung menghabisi pria itu dengan sekuat tenaga hingga pria itu tersungkur di pojok apartemen miliknya. Merasa tak ada perlawanan dari pria laknat itu, orang itu langsung menghampiri wanita yang hendak di lecehkan.
"Sabrina bangun... Heyy" ucap dito memukul mukuli pipi sabrina dengan lembut
"Di...dito... Aku sayang kamu" jawab sabrina tak sadarkan diri. Bergegaslah dito membawa sabrina pergi dari apartemen itu, tapi sebelumnya ia mengucapkan sesuatu pada pria laknat itu
"Urusan lo belum selesai sama gua Gama Arya Dirgantara!!!" itulah kata terakhir yang keluar dari bibir dito
Untung saja kali ini dito mengendarai kendaraan beroda empatnya itu, mobil sport silver bercorak api.
Disimpannya sabrina dalam kursi bagian depan agar dito bisa mengawasi wanita itu"Lu kenapa sih bin bisa kaya gini" kekhawatiran dito yang tak ia sadari bahwa sebenarnya ia masih mencintai wanita itu
"Dito... Kenapa kamu ninggalin aku di saat perasaan ini mulai mencintai kamu" kata sabrina yang didengar jelas oleh dito dan kini pria itu menghentikan kendaraannya bermaksud ingin mendengar ulang ucapan sabrina yang tak sadarkan diri itu
"Hemmmm..... aku juga sih yah yang salah karena niat awal aku jadiin kamu pacar supaya hati aku bisa ngelupain si brengsek ...... Itu. Aku minta maaf ...hiks... Hikss.. Tapi beneran deh sekarang itu aku bener bener cinta sama kamu beneran. Aku janji deh bakalan tetep sayang sama kamu .janji" dua jari yang di angkat sabrina untuk meyakinkan dito.
"Hahahahahaa.... Tapi sekarang udah telat ya.. Karena kamu udah punya yang lain yang lebbbbbih segalanya dari aku..." omongan sabrina yang semakin tidak jelas, namun entah mengapa dito merasakan ucapan sabrina itu benar adanya dan tulus dari hatinya, meskipun ia tak sadarkan diri.
"I love you dito..." itulah kata terakhir yang keluar dari mulut sabrina yang kini mungkin telah bermimpi indah
'Gua ga tau harus bilang apa bin. Tapi gua rasa itu adalah kata hati lu yang tulus. Love you more'. Bibir dito mendarat di kening milik sabrina dan kembali melajukan kendaraannya
KAMU SEDANG MEMBACA
SABRINA [COMPLETED]
Teen FictionTidak perlu mencintai jika hanya memberi luka terdalam untuk dendam yang telah kusam