Chapter 6

5.8K 844 216
                                        

Pagi hari yang cerah kicauan burung bisa terdengar dari dalam rumah, Seonghwa bergumam menyanyi sambil menyiapkan bekal makanan untuknya, karena dia tidak suka makan di kantin jadi dia membawa bekal sendiri dan memakannya di ruang OSIS.

Seonghwa memilih untuk berangkat sangat pagi sekali karena dia tau pasti bahwa Hongjoong akan datang kerumahnya dan menjemputnya, dia gak kegeeran tapi emang begitu kan sifat Hongjoong yang pemaksa itu.

Seonghwa melihat jam di dinding menunjukkan pukul 6 pagi, tanpa menunggu lama, ia langsung mengambil tasnya dan berangkat ke sekolah dengan jalan kaki hingga sampai ke halte bus.

"Eh kalo gue tunggu disini percuma dong, kan bis datang jam 7." Gumam Seonghwa sambil melihat papan di halte bus.

Akhirnya Seonghwa lebih memilih untuk jalan kaki, jalan pagi pagi itu sehat, sambil sesekali menyapa para warga yang tinggal satu komplek dengannya.

Ramah? Iya, baik? Iya, tampan? Cantik? Iya, itu gak usah ditanya :'). Bagaimana bisa orang yang sempurna ini tidak ada yang suka. Tentu semua orang suka padanya, dengan sifat dan penampilannya yang seperti malaikat. Tapi.. ada juga yang membenci dirinya karena tidak suka dengan

Seonghwa dengan hati yang begitu senang itu berjalan kaki menuju sekolahnya, jika Seonghwa jalan kaki ke sekolah, hanya butuh waktu 24 menit, dan sekarang masih jam 6 pagi jadi Seonghwa jalan dengan santai sambil sesekali bergumam menyanyi.

Seonghwa tidak tau bahwa sejak tadi ada 2 orang dibelakangnya, sedang naik mobil mungkin beberapa meter sedikit jauh dari Seonghwa, mereka sengaja jauh jauh agar Seonghwa tak mengetahui keberadaan kedua orang tersebut.

"Hmm... Apa cuma perasaanku, atau emang ada yang ngikutin?" Gumam Seonghwa, dia mempercepat sedikit langkahnya.

Entah mengapa dia merasa merinding di bagian punggung nya, seakan ada yang mengikutinya dibelakang.

Seonghwa dengan sengaja menjatuhkan sarung tangannya agar ia bisa berbalik dan melihat apa yang ada dibelakangnya.

Disitulah Seonghwa mengetahui bahwa mobil hitam yang terlihat mahal itu sedang mengikutinya, itu bukan mobil Hongjoong karena kemarin Hongjoong tak memakai mobil seperti itu.

Setelah ia mengambil sapu tangannya, ia kembali berjalan ke arah yang tadi, sambil komat Kamit mengumpat ke sesiapa saja yang membuatnya takut.

"Apa aku lari aja ya?" Lirih Seonghwa terdiam sejenak.

Seonghwa mencoba untuk tidak panik, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan.

"Dalam hitungan ketiga, aku langsung lari." Monolog Seonghwa.

"1...

2....

3...." Tepat pada hitungan ketiga, Seonghwa langsung berlari, dan benar saja mobil yang tadi mengikutinya itu mulai melaju mengikuti Seonghwa.

"Jangan sampai dia kabur, jika tidak, kita tak bisa mengalahkan Hongjoong." Ucap seseorang yang duduk di sebelah pengemudi.

Seonghwa masih berlari, sambil berpikir mencari cara untuk bisa kabur dari mobil itu.

Ketika Seonghwa melewati jalan sempit, tiba-tiba saja ada yang menariknya masuk kedalam jalan sempit tersebut dan mengajaknya lari menuju ke suatu tempat. Seonghwa yang ditarik hanya bisa diam sambil mencoba mengikuti langkah namja didepannya.

Orang yang mengikuti Seonghwa pun akhirnya menyerah ketika mereka tak melihat dimana Seonghwa bersembunyi.

Jantung Seonghwa berdegup kencang sekali ketika ia terpojok di dinding dan ada seseorang didepannya, sangat dekat, ya itu Hongjoong.

Say My Name [SeongJoong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang