Hari sudah semakin sore, Seonghwa masih berada di ruang OSIS karena mengurus laporan laporan siswa yang entah kapan akan berakhir.
Sesekali matanya melirik jam tangannya yang tak pernah berhenti berputar. Kakinya bergerak naik turun mengejar waktu. Bibirnya bergumam seraya membaca kertas yang ia pegang.
"Haish..." Keluhnya sambil meletakkan kembali kertasnya lalu mengacak rambutnya kesel.
Punggungnya bersandar di kursinya, menatap langit-langit putih terang. Matanya ia tutup untuk istirahat sejenak.
"Kapan aku pulang..." Lirihnya dengan wajah meringis.
Sekarang hanya dia yang masih berada disekolah, para murid juga guru sudah pada kerumah mereka masing masing. Mungkin hanya satpam dan dirinya yang masih betah di sekolah.
Tak lama ia terbangun kembali dan melanjutkan kegiatannya yang tadi, hingga suara ketukan pintu berbunyi membuatnya mau tak mau harus berdiri dan mengeceknya.
"Siapa?" Ucapnya bersamaan dengan membuka pintu.
Kosong. Tak ada siapapun disana, Seonghwa keluar untuk melihat keadaan.
Dan tentu saja sepi, bahkan tak ada suara sedikitpun hanya suara derap kaki miliknya yang kesana kemari.
"Apaan sih? Apa aku salah dengar?" Pikirnya sambil menggaruk tengkuknya dan berjalan kembali ke ruang OSIS.
Seonghwa kembali duduk di tempat awalnya sambil membaca kertas lainnya.
Hal yang sama terjadi, Seonghwa kembali mendengar ketukan pintu, namun sekarang lebih keras.
Tok Tok Tok!
Seonghwa langsung berdiri dan bergegas membuka pintu setelah suara ketukan terhenti.
"Jangan ganggu Napa!" Serunya.Namun lagi lagi ia tak menemukan seorangpun, alisnya mulai mengernyit, pikirannya mulai tak stabil. Dengan cepat ia tutup kembali pintunya.
"Siapa sih! Jangan prank kau!" Teriaknya.
Srek!
Seonghwa terlonjak kaget ketika kertas kertas diatas mejanya mulai berjatuhan. Alasan apapun tak bisa mendeskripsikan apa yang dia alami sekarang.
Ruang OSIS tak memiliki kipas angin, hanya ada AC dan itupun arahnya sangat berlawanan dengan kertas yang jatuh.
"Ini gak lucu ya!" Serunya kembali.
Teriakannya justru tak membuat hal itu berhenti, kini kursinya berbalik arah dan jendela kaca itu terbuka.
Seonghwa yang didalam tentu tak kuat dengan hal itu, ia dengan cepat mengambil tasnya yang berada disamping meja dan berlari keluar.
Ia ambil hpnya dari saku celananya menelpon siapapun agar ia bisa tenang.
"Ish! Kemana sih dia?!" Kesel Seonghwa ketika Hongjoong tak mengangkat panggilan nya.
Suara decitan sepatu menggema di seluruh sekolah, bahkan Seonghwa tak sadar bahwa hari sudah gelap. Bahkan lampu sekolah pun sudah mati.
"Astaga disaat begini kenapa tak ada yang menjawab ku?!" Ujarnya.
Dia berlari di tengah gelapnya malam, menuruni tangga dengan cepat bahkan sesekali ia hampir terjatuh beruntung tangannya sigap menahan tubuhnya yang berat.
Ia berhenti ketika ia tersesat, dia memiliki sekolah tingkat tiga, tapi mengapa dia sama sekali tak turun ketika ia sudah lima kali turun tangga.
Nafasnya mulai memburu, keringatnya mulai bercucuran. Hpnya ia gunakan untuk lampu penerang jalan, ia melihat jendela luar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name [SeongJoong]
De Todoiya, ini ff bagi SeongJoong Shipper kalo gak suka gak papa. ok sipp Kim Hongjoong murid bad boy yang di takuti satu sekolah karena dia adalah anak mafia yang terkenal kejamnya, jatuh cinta pada ketua OSIS sekolah yaitu Park Seonghwa. "Say My Name." ...