01 | First Dream : Alana

1.7K 294 164
                                    

Aku membuka kelopak mata pelan-pelan, mencoba agar kedua mataku beradaptasi dengan cahaya yang masuk lewat celah-celah sempit mata.

Langit jingga berpadu dengan ungu menyambutku dengan cahaya emasnya yang samar-samar tersembunyi dari balik gumpalan awan kelabu.

Aku mencoba untuk duduk, berusaha mengenali di mana sebenarnya aku berada. Angin sejuk menerpa wajahku membuat beberapa helai rambut tertiup ke belakang.

Mataku sibuk menjelajahi pemandangan yang tampak asing. Hamparan rumput hijau luas yang tak bisa terlihat ujungnya berpadu dengan langit gradasi oranye dan ungu dengan sangat apik.

Jika Tyara ada di sini, pasti ia akan berteriak heboh dan sibuk memotret langit jingga ini, karena warna langit ini memang indah. Aku bahkan tak pernah melihat langit secantik ini di bumi.

Tunggu ....

Apakah ini mimpi?

Ahh ... sepertinya aku ingat, yang terakhir kali aku lakukan adalah mencoba mencari posisi nyaman di tengah empuknya kasur.

Berarti ini mimpi! Tapi ... ini benar-benar terasa nyata!

Aku menatap kedua kakiku yang tidak dialasi apapun, berpijak pada rumput hijau yang menggelitik.

Rumput ini ... sangat empuk.

Apakah aku akan melupakan mimpi ini seperti mimpi-mimpiku yang lainnya?

Aku menatap ke atas, berharap bisa mengingat dan menceritakannya kepada Tyara betapa indahnya langit ini.

Kemudian kepalaku terasa berat, kedua kelopak mataku tertutup dan semuanya menjadi gelap.

***

Aku membuka mata perlahan saat alarm mulai terdengar. Kuraba nakas yang yang berada di samping tempat tidur, lalu menekan tombol atas, seketika suara alarm itu berhenti.

Aku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku, berusaha melihat dengan jelas atap putih yang berada di atas kamar.

Sepertinya aku tadi bermimpi indah?

Aku berusaha mengingat mimpiku seperti biasa, tapi selalu mustahil untuk diingat. Padahal aku yakin mimpi itu sangat indah. Alangkah senangnya jika aku bisa mengingat mimpiku seperti teman-teman yang lain.

Tak mau berlama-lama memikirkannya, aku berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah hari ini. Padahal baru jam 5 pagi, tapi mau bagaimana lagi, ini salah satu langkah untuk menghindari yang namanya 'macet'.

Aku membuka pintu kelas. Keriuhan kelas menyambutku masuk seperti biasa. Aku berjalan ke bangku dan mulai membaca novel yang belum selesai dibaca.

Tyara yang baru datang langsung menggebrak mejaku membuat novelku tertutup seketika. Aku mengerang kesal. Aku tidak mengingat nomor halaman tadi. Satu-satunya cara adalah aku harus mulai mencarinya dari halaman depan sambil sesekali membaca sebaris kalimat. Namun Tyara tampak tak peduli dan terus menatapku dengan kilatan matanya.

Kutebak, ia pasti baru bertemu dengan Kak Azhar!

Ia segera menyodorkan gantungan kunci bergambar koala ke arahku. Aku mengangkat sebelah alis dengan dahi mengerut, tidak mengerti maksud Tyara.

"Dari Kak Azhar," ucapnya sambil menunjukan wajah berseri-serinya, membuatku melongo tak percaya.

Vio yang semula sedang sibuk bermain game dengan teman sebangkunya, Kayla langsung menatap Tyara dengan tatapan tak percaya. Kayla teman sebangku Vio juga ikut menoleh.

Alana : That Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang