26 | Twenty-sixth Dream : Run Away

342 73 15
                                    

Matahari perlahan turun di ufuk barat, menghasilkan rona jingga yang berpendar di langit ungu gelap yang eksotis. Aku selalu menyukai pemandangan itu sejak kali pertama aku kembali lagi ke dunia ini, entah ketika mimpi atau tidak.

KLANG-BUUMM!!!

Kepul asap beterbangan di sekitarnya menghalangi pandanganku. Aku mengembuskan napas kesal sambil mengingatkannya lagi, "Sudah kubilang tak akan bisa, pagar besi itu dilengkapi sihir, sehingga sihir kita tak akan berpengaruh."

Ely berdecak kesal dan menghentikan aksinya membuka paksa pagar besi itu dengan sihirnya. Berkali-kali ia menyihir pagar besi itu agar terbuka tapi selalu berakhir dengan tubuhnya yang terpental ke tembok batu penjara, sama sepertiku waktu itu.

"Bagaimana bisa kau salah? Kau bilang ia berada di kerajaan!" seru Elysian kesal sambil menyeka peluh di dahinya dan duduk di sampingku. Aku menggelengkan kepalaku, aku sendiri tidak tahu. Kupikir ia berada di ballroom kerajaan, karena aku melihatnya di mimpiku.

Bukankah harusnya diriku di masa lalu berada di sana? Sebenarnya tujuan dia apa?

"Apa ... kau sedang menjebak kami?" tanya Elysian sambil menatapku tajam, penuh selidik.

Aku sontak menggeleng, "Tidak. Aku bersumpah aku sedang tidak menjebak kalian saat ini. Kupikir ia berada di sini, karena aku pernah melihatnya di mimpiku, mungkin itu kilas balik masa laluku."

Elysian mengembuskan napasnya kesal sambil menoleh ke Pangeran Alex yang sedang duduk di pojok penjara. "Apa kau punya petunjuk Pangeran Alex?"

Pangeran Alex melihat Elysian dan aku sekilas lalu menggeleng dan kembali menunduk. Sedari tadi ia terus duduk diam sambil menopang dagu.

"Ada apa?" tanyaku.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa ada sesuatu yang aneh, entah apa itu," jawab Pangeran Alex.

"Jika kau ingat segera bilang. Sekarang kita harus memikirkan cara agar kita bisa keluar dari sini," ujar Elysian.

"Mencuri kunci penjara," sahut Pangeran Alex.

Elysian menggeram kesal, "Aku juga tahu itu, tapi bagaimana caranya?"

"Kita pancing dengan keributan."

"Apa maksudmu?" tanyaku bingung.

"Di malam hari, penjagaan di Kerajaan akan melemah. Di saat itu, waktu yang tepat untuk mencuri kunci dari penjaga dengan memancingnya ke penjara kita menggunakan keributan." jelas Pangeran Alex.

Aku dan Elysian mengangguk, setuju dengan ide Pangeran Alex. Kini kami hanya perlu menunggu tengah malam tiba, saat pertunjukan kami dimulai.

***

KLANG-KLANG!!!

"TOLOONGG!!!"

"PENJAGA!! PENJAGAA!!!" teriakku.

Dua orang pengawal yang berjaga di dekat sini langsung berlari menghampiri kami saat mendengar keributan.

"Ada apa? Kenapa kalian berisik!?"

"To-tolong, mereka sedang berantem, tolong lepaskan mereka, kumohon ...." lirihku.

Kedua pasang mata pengawal itu langsung melihat Pangeran Alex dan Elysian yang sedang berantem di dekatku, dengan posisi Elysian yang sedang menindih tubuh Pangeran Alex.

"Dasar cowok menyebalkan! Bisa-bisanya kau mempermainkanku!!!" teriak Elysian sambil menjambak rambut Pangeran Alex.

"Tolong pisahkan mereka, kumohon ... bisa-bisa mereka berdua mati ...," lirihku dengan nada memohon, berharap rencanaku berhasil.

Alana : That Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang