Kami segera berteleporatsi ke Ibu kota dengan kekuatanku. Sunyi ibu kota menyambut kami, tak terlihat satu orang pun di sini saat kami berlari menuju istana. Pasti semua orang sedang berada di ballroom kerajaan. Gawat.
Gerbang istana tampak terbuka tanpa adanya pengawal kerajaan yang menjaganya begitu kami sampai. Kami segera memasuki kerajaan dan berlari di lorong kerajaan yang tampak kosong.
"KYAAA!!!"
Jeritan dan tangisan orang-orang terdengar, menyambut kedatangan kami di ballroom kerajaan yang tampak kacau. Mayat-mayat manusia berserakan dengan darah yang menggenang di sekitarnya. Beberapa orang yang tersisa berusaha bersembunyi di belakang mayat ataupun meja.
Namun sosok gadis yang tengah melayang di langit-langit ballroom lah yang menjadi fokus tujuanku. Aku harus secepatnya menghentikan perbuatan bodoh diriku yang dulu!
Pangeran Alex tampak tidak sabar dan bersiap untuk menghampirinya. Namun Elysian segera menahannya, "Jangan gegabah seperti tadi. Ingat, Alana yang melayang di atas sana adalah Alana yang berdiri di sampingmu. Jika kau membunuhnya, maka Alana yang kau sayangi itu akan hilang."
Aku menelan salivaku kesar. Benar, aku tak bisa membunuhnya begitu saja karena aku juga akan terbunuh.
"Yang perlu kita lakukan hanya satu," lanjut Elysian sambil tersenyum kepadaku, meyakinkan bahwa kita cukup kuat untuk menghadapi hal ini. "Menghentikannya tanpa perlu membunuhnya."
Setelah mengatakan hal itu, Elysian langsung terbang menghampirinya tanpa gentar. Disusul oleh Pangeran Alex yang berlari di bawah menghampiri ibu dan Pangeran Alex mungil yang terkapar di ujung ruangan.
Aku menetralkan detak jantungku dan mengatur napasku. Kamu pasti bisa!
Aku terus mengulangi kata-kata itu sembari mulai berjalan bergabung melawan diriku yang dulu. Diriku yang dipenuhi ego dan diselimuti dendam.
Elysian tengah sibuk menahan Alana dengan lilitan tumbuhan berduri dengan pusaran angin yang ikut menahan kedua kakinya. Tak berapa lama, Alana sanggup melepas jeratan tumbuhan yang melilit tubuhnya dan langsung menyerang Elysian secara membabi-buta.
Cahaya kilat saling beradu di atas sana hingga akhirnya Elysian terpojokkan di sudut ruangan. Tak perlu menunggu lebih lama lagi aku langsung berteleportasi tepat di depan tubuh Elysian dan mengirim petir ke Alana.
Ia hanya terpental beberapa sentimeter di udara dan langsung balik menyerangku secara liar. Aku berkali-kali melakukan teleportasi jarak dekat untuk menghindari sihirnya.
SPLASH!
SPLASH!
SPLASH!
Ia bersiap mengirim petir besar ke arahku berwarna biru. Aku segera berteleporatsi lagi dan muncul di belakang tubuhnya.
SPLASH!
Namun aku tertipu olehnya, karena ia segera mengirim petir biru itu ke belakangnya, tepat mengenai tubuhku. Sepertinya Alana telah mengetahui trik yang aku gunakan.
Aku tersentrum begitu hebat dan terpental jauh menabrak dinding ballroom hingga akhirnya terjatuh ke lantai. Tak memberiku waktu untuk bernapas, Alana segera berteleporatsi di depanku dan bersiap mengirim pukulannya.
SRIIINGG ....
Bunyi pedang terdengar memekakkan telinga. Aku memberanikan diri membuka mataku dan menemukan sebuah punggung berdiri melindungiku dari serangan Alana.
SRIING ... SRIINGG ... SRIIINGG ....
Pangeran Alex tanpa henti maju mengayunkan pedangnya dengan lincah. Tentu saja Alana dapat langsung memojokkannya dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/208720916-288-k722192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana : That Dream
Fantasy[ Fantasy-mystery & (Minor) Romance ] [ Chapter Completed ] Alana hanya gadis manis yang tidak bisa mengingat mimpinya, hingga suatu kejadian aneh merubah hidupnya dalam sekali kedipan mata. Alana terperangkap dalam dunia mimpinya yang penuh misteri...