“assalamualaikum”
“waalaik-“ deg. Ucapanku terhenti saat melihat siapa yang datang.
Daffa segera mendekatiku.
“mereka udah tau. Sorry” ujarnya.
“t-tapi kalo bocor ke semua orang gimana?” tanyaku risau sambil setengah berbisik.
“ga akan, gue jamin. Lo tenang aja” ujarnya santai. Akhirnya mau tidak mau akupun tersenyum canggung pada mereka.
“tenang aja Bi. Kita mah aman” ucap Reynan.
“eh- i-iya” jawabku canggung.
“Bia, gue izin nyimpen drum disini boleh? Kalo di rumah gue repot sama nyokap gue” ucap Noval. Dengan senang hati akupun membolehkannya. Toh ini hanya drum elektrik. Ukurannya ga sebesar drum biasanya, yang ini lebih simpel.
“iya gapapa” jawabku.
Merekapun masuk ke dalam rumah membawa pretelan drum yang belum dirangkai. Sedangkan aku melanjutkan kegiatan menjemur yang tertunda tadi.
Didalam rumah jadi terasa berisik karena ada lantunan musik yang menggema. Aku tidak ada masalah dengan itu, anggap saja itu hiburan.
Aku tidak pernah menyangka bahwa mereka bisa diandalkan di kelas, mengingat mereka sering sekali bolos di jam pelajaran.
Mumpung ada tamu, akupun menyempatkan diri untuk membuat cup cake. Sudah lama aku tidak membuatnya. Selama cup cake sedang dipanaskan didalam oven, aku mulai memasak untuk makan malam nanti. hanya masakan yang simpel dan gampang dibuat. Yang penting rasanya terjamin.
Ting.
Akupun mengangkat cup cake yang sudah matang, tak lupa aku menghiasnya dengan krim di atasnya.
Setelah itu aku membuatkan jus untuk minumnya.
“wihh enak nih” ujar Reynan saat melihat aku membawakan nampan berisi cup cake dan tiga gelas jus.
“dimakan ya” ujarku.
“enak banget dah punya istri. Jadi ngiri gue” kali ini Noval yang buka suara. Aku terkekeh malu mendengarnya.
“makannya lu nikah” jawab Daffa yang masih sibuk dengan gitarnya.
“Bi, lo tertekan gak sih nikah sama si Daffa. Kayaknya yang enak cuma dia doang gitu” ucap Noval sambil mulai memakan cup cake buatanku. Aku sempat bingung untuk menjawabnya.
“emh. Engga ko biasa aja” jawabku ragu.
“yaudah ya, itu diabisin. Aku ke kamar dulu” sambungku lalu berjalan pergi menuju kamar.“makasih Bi, enak nih, besok bawa ya kesekolah” teriak Reynan yang membuatku berbalik menghadapnya.
“iya insyaallah” jawabku.
...
Seperti janji kemarin, kali ini akupun membawa cup cake buatanku ke sekolah, ku tata beberapa cup cake kedalam tempat makan berwarna biru.
Saat jam istirahat aku, Salsa, Jo tidak berniat untuk pergi ke kantin, karena aku memberi tau mereka bahwa aku membawa cemilan dari rumah. Kamipun berembug di bangku belakang.
Tak lupa dengan si pemesan, Reynan, Noval dan tentu saja Daffa.
Mereka mulai membawa satu-satu cup cake buatanku.
“ko enak sihhh. Jadi ketagihann” rengek Salsa.
“emang juara lu Bi” ucap Jo. Akupun hanya terkekeh mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dini?
Teen Fiction18++ Nikah Dini? Bagaimana kedua manusia yang di jodohkan oleh para orang tuanya bisa menjalankan pernikahan di usianya yang masih muda? Bisakah Debia Meisie Maheswari memerankan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus seorang pelajar? Dan bisaka...